30. extra part

27.4K 2K 636
                                    

Mukanya biasa aja ngapa beb, dasinya kekencengan kali tuh, kendorin dikit beb 😆😂

Laras POV

Keadaan di kantor sangat heboh ketika Emir mengumumkan pertunangan kami seminggu kemudian.

Kami sepakat untuk menutupi kalau kami ini adalah teman sekolah.

Sebenarnya aku yang meminta Emir, padahal Emir tidak masalah karyawan-karyawan mengetahui kalau kami sudah saling mengenal sejak lama.

Mami Emir meminta kami secepatnya menikah.

"Minggu depan ya Mir, Ras?"

Aku dan Emir saling berpandangan mendengar perkataan mami.

"Tapi tant..."

"Gak ada tapi-tapian, Emir itu dari dulu sudah siap menikah, undangan udah siap di sebar, gedung pernikahan udah siap di booking, nahh sekarang udah ada nama calon pengantin perempuan yang siap di ketik di kartu undangan hehehe" Mami memotong perkataanku.

Aku menggaruk rambutku.

"Seminggu apa gak terlalu cepat mam?" Emir bertanya mewakili apa yang ada di benakku.

Tante Susi menggeleng cepat.

"Kalian gak usah khawatir, persiapkan mental aja untuk malam pertama ya, semuanya biar mami yang urus, kalian terima beres aja"

Aku tersedak mendengar perkataannya yang frontal.

"Mam!!!" Emir mendelik sambil mengusap-usap punggungku.

"Apaan sih Mir? Memangnya kamu gak mau cepat-cepat ngerasain surganya dunia? Kalo ciuman terus ntar lama-lama bibir kalian copot, mau?"

Mataku melotot ngeri, menunduk sambil menepuk keningku.

Calon mamak mertua apa iniiii.

°°°

Seperti yang sudah dijanjikan oleh tante Susi, pernikahan kami berlangsung tanpa adanya campur tangan kami.

Acara resepsi pernikahan kami berlangsung lancar tanpa ada hambatan yang berarti.

Tante Susi sukses membuat hari pernikahan kami tidak akan terlupakan sampai kapan pun.

"Mir, baca doa dulu ya sebelum gituan, biar langsung ada hasilnya" Bisikan tante Susi terdengar jelas di telingaku ketika kami berjalan ke arah lift menuju kamar hotel tempat kami menginap setelah acara resepsi.

Aku terbatuk-batuk.

"Mami sih, iyalah Emir baca doa dulu, masa mau baca komik" Jawab Emir bersungut, tangannya bergerak mengusap-usap dadaku.

"Mami cuma ingetin doang, takutnya kamu langsung nge gas aja, gak baik" Sahut tante Susi.

Aku berdeham membersihkan kerongkonganku yang kering karena batuk lagi.

Kami melangkah masuk ke dalam lift.

"Mami ngapain ikutan kita?" Tanya Emir.

"Mami gak pulang?" Tanya Emir lagi karena melihat tante Susi yang menatapku sambil nyengir.

"Mami mau nganterin kalian sampe depan pintu kamar Mir, kenapa sih? Mami ganggu ya?"

"Liat tuh Laras jadi tegang gitu dengar kamu nanya-nanya gitu ke mami"

Tante Susi mengusap lenganku.

"Inget ya Ras sama yang tante ajarin, kepit lepasss kepit lepasss"

Aku kembali terbatuk.

Mamak mertua ku ini kemarin datang ke rumahku, memberikan sedikit wejangan yang membuatku tidak berhenti terbatuk.

you againTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang