24. tegang berlanjut

13.7K 1.7K 273
                                    

Elah beb, yg tegang sapaaa yg dipijit sapaa 😅😅😂

Laras POV

2 hari berlalu sejak makan malam yang berlangsung di rumah orang tua Emir.

Kejadian di mana tante Susi meninggalkan ruangan sebelum nyanyian habis kubawakan. Emir mengantarkanku pulang dalam diam.

Tepatnya kami bertiga pulang dalam diam, Dimas yang biasanya selalu berceloteh riang menggodaku, semalam mulutnya tidak terbuka seakan di rekat dengan lem yang kuat.

Begitu pula Emir, sorot matanya memancarkan kesedihan yang entah lebih disebabkan oleh apa, aku tidak mengetahui secara pasti, apa karena kecewa maminya tidak mendukung hubungan kami, apa kecewa karena usahanya tidak berhasil, entahlah karena apa.

Sedangkan aku, lebih banyak menghembuskan nafas lewat mulut berkali-kali sepanjang perjalanan menuju apartment ku.

Kami bertiga diam dengan pikiran masing-masing.

Sesak, nyesak, sedih, kecewa, semua nyampur aduk jadi satu, apa yang aku takuti ternyata memang benar terjadi.

Penolakan dari orang tua kekasih, walaupun tidak secara langsung, tapi justru caranya tante Susi meninggalkan ruangan, membuatku kehilangan tarikan nafas menghisap oksigen beberapa detik sebelum aku menuntaskan lagu yang ku nyanyikan.

Tepukan riuh tamu-tamu yang datang tidak mengurangi denyutan sakit yang bercokol di dadaku saat itu.

Masih bisa ku ingat jelas sorotan merendahkan dari mata perempuan berdada melon montok sebelum aku meminta ijin Emir untuk ke kamar mandi, untuk menuntaskan luapan emosi yang harus aku keluarkan.

Tidak, tidak, jangan di pikir aku bakalan nangis sesengukan sendirian sambil meratapi dinding di dalam kamar mandi ya, mantan preman sekolah paling anti yang namanya nangis, aku hanya ingin membuang energi negative dengan cara buang air besar karena menahan tegang sedari awal aku turun dari mobilnya Emir.

Perut ku melilit mules karena tegang.

Hohoho.

Malam itu Emir hanya men-drop ku sampai di depan lobby apartment setelah mengusap lembut puncak kepalaku.

Tatapan matanya yang lembut berubah gahar ketika Dimas menarik pundakku dan mencium pipiku.

"Semangat ya tante cantik, don't be sad" Ucapnya cepat lalu keluar dari mobil membukakan pintu untukku sebelum tangan Emir menarik leher kaus belakang Dimas.

Aku terkekeh, kekehan pertama yang meluncur dari mulutku setelah merasakan ketegangan melihat interaksi antara dua manusia yang umurnya terpaut jauh, tetapi terlihat seperti teman seumuran.

Aku menghembuskan nafas panjang mengingat kejadian kemarin.

Colekan di lenganku membuatku berjengit kaget. Wanti nyengir ke arahku dengan mata berbinar, tubuhnya condong dari balik kubikel yang memisahkan kami, jari telunjuknya mengarah ke lorong.

Mataku melihat ke arah lorong yang di tunjuk Wanti, tanpa komando aku langsung melesakkan wajahku ke tumpuan tanganku di atas meja.

Ya ampun, ngapain beliau kemari?

Jantungku berdegup kencang.

"Mbak Ras, ngapain ituh nyokapnya Pak Emir kemari?" Suara Wanti berbisik pelan.

Aku mendongak sedikit. Lalu menggeleng cepat.

"Mana gue tau Wan, tanya aja sendiri gih sono" Jawabku dengan suara tak kalah pelan.

"Ck, mbak, yang sekretarisnya Pak Emir siapa ya? Kan mbak Laras, tanya gih sana mbak, gue kepo nih, kan jarang-jarang mamak mertua bertandang ke kantor, apa jangan-jangan mamak mertua udah tau kali ya hubungan gelap gue sama pak Emir hihihihi" Wanti terkikik sambil menutup mulutnya.

"Halu banget gue ya mbak" Lanjutnya lagi.

Mataku mengerjap mendengar perkataan Wanti, para karyawan yang bekerja di sini memang belum tahu hubungan aku dan Emir.

Jadi mendengar perkataan Wanti soal hubungan gelap, aku jadi teringat hubungan antara aku dan Emir.

Ini sebenarnya hubungan ku sama Emir, hubungan gelap atau hubungan yang tidak di restui sih?

Aku mengacak rambutku frustasi.

"Yahh tuh kan mbak keburu mamak mertua masuk deh ke ruangannya Pak Emir" Suara Wanti terdengar kecewa.

"Mamak mertua? Emang bener Wan, elu tuh halu banget ya" Aku menegakkan punggungku dan melirik ke arah pintu ruangan Emir yang sudah tertutup.

Helaan nafas lega tidak sadar keluar dari mulutku.

"Kerja, kerja Wan, jangan gabut luh" Aku mengklik mouse untuk menyalakan layar komputer ku.

Wanti hanya mencibirkan bibirnya melihat aku yang kembali bekerja.

Terdengar suara deringan aiphone di mejaku beberapa menit kemudian.

"Ya halo" Kataku begitu gagang telepon menempel di antara pundak dan telingaku.

"Ke ruangan aku ya beb" Terdengar suara Emir di ujung telepon.

Astaga manggil beb di depan maminya, Emir edun! Batinku, tanganku meletakkan gagang telepon kembali ke tempatnya.

Aku mengusap tengkukku gugup.

Gerakanku tidak luput dari pengamatan Wanti yang ternyata sudah nyengir lagi sambil menyenderkan kepalanya di kubikel kami.

"Kenapa mbak?" Tanyanya dengan raut wajah yang terlihat ingin tahu.

"Pak Emir manggil gue ke ruangannya" Aku berdiri merapikan rok selututku.

"Wah, mau dikenalin sama mamak mertua kali mbak" Kata Wanti.

Aku meringis, lalu kembali mengusap tengkukku.

Tanpa menjawab perkataan Wanti aku melangkah ke arah pintu ruangan Emir, mengetuk pintunya pelan.

Emir tersenyum lalu berdiri dan melangkah menghampiriku yang berdiri di belakang pintu yang sudah ku tutup.

"Beb, kamu temani mami sebentar ya, aku mau keluar sebentar, ada perlu"

Emir menarik tengkukku lalu mengecup bibirku ringan, keluar dari ruangannya meninggalkan aku yang berdiri mematung.

Aku menelan ludah banyak-banyak ketika melihat ke arah tante Susi yang menatapku tajam.

Tubuhku menegang.

Mir, kok ninggalin gue sendirian sih?

Tbc

Selamat malammm, apa kabarnya girls, ladies dan mommy?

Mau ngasih tau nih, klo ada yg pengen liat aslinya aku, monggoooo silahkan intip IG ku yg asli, klo mau follow yuuu mari, asal siap2 aja ntar wallnya penuh sama photo2 legoku yakkk 😆😂 krn udah lama aku gak ngebolang trs hobiku beralih jadi suka Lego 😂 alhasil photo2 ya banyakan photo2 Lego yessss

Sebenarnya malu juga nih mau ngasih unjuk wajah asliku, aku ini orgnya konyol, jadi klo ntar mikir soal kegesrekan otakku, salahin aja si Mike yg udah ngebuka kemesuman otakku ini 😅😅

Apalah artinya tampang klo punya otak edun yakkk 😆😂

Udah ah kelamaan, cuss indang IG ku bachan8020

🚶🏃🏃🏃🏃

you againحيث تعيش القصص. اكتشف الآن