Prolog

13K 789 72
                                    

>,<

Disuatu tengah malam hari dimana setiap orang mengistirahatkan tubuhnya, terlihat seorang pemuda berkulit putih berwajah imut hidung bangir dan mata doe eyes yang bening tengah mengendap – endap disepanjang koridor rumah sakit dengan pakaian piyama khas pasien tanpa alas kaki. Wajah dan tubuhnya penuh dengan bekas luka. Sudut bibir yang lebam, kepala yang diperban, lengan yang juga banyak bekas sayatan.

Tubuhnya menempel pada dinding, sesekali kepalanya melongok mengintip kemeja resepsionis rumah sakit tersebut. bak seorang pencuri, saat resepsionist itu membalikkan badan dengan gesit ia keluar dari rumah sakit. Kini langkahnya terhenti saat melihat dua orang satpam tengah berjada di gerbang rumah sakit.

Ia memutar akalnya, ia melihat kearah parkiran mobil. Disana ada sebuah mobil dengan bagasi belakang setengah terbuka, sepertinya si pemilik mobil baru saja mengeluarkan suatu barang dari sana. Dengan nekat ia mendekati mobil itu, tak lupa juga matanya berpenjar waspada dengan keadaan sekitar.

Pemuda itu membuka bagasi mobil tersebut dan memasukkan tubuhnya kedalam sana. Tubuhnya meringkuk. Ia mendengar suara langkah kaki mendekati mobil tersebut, ia memejamkan matanya erat takut jika itu si pemilik mobil dan hendak membuka bagasinya. Namun dugaannya salah, si pemilik mobil justru menutup bagasi itu dengan rapat.

Tak lama kemudian ia merasakan mobil itu bergerak. Bulir keringat membasahi tubuhnya karena didalam sana begitu panas dan pengap. Rasanya ia ingin pingsan saja.

Setelah lama perjalanan, mobil itu berhenti. Ia dapat mendengar percakapan dua orang dari luar.

"Taruh saja dibagasi" Kata seseorang diluar sana.

Mata pemuda itu membulat antara lega dan takut. Takut jika bagasi ini dibuka ia bisa dituduh yang tidak – tidak. Lega karena akhirnya ia bisa bernafas bebas.

Ceklek.

Ia dapat mendengar kunci bagasi tersebut terbuka. Ia memejamkan matanya erat bersiap – siap apa yang akan terjadi selanjutnya.

"Eh, sebentar deh sepertinya ada barang lagi yang harus dibawa kamu bantuin aku mengangkatnya ya" Kata seseorang lain lagi dari luar sana.

Pemuda itu mendengar langkah kaki yang menjauh, ia menghela nafas lega. Sepertinya dewi fortuna berpihak padanya. Dengan perlahan ia membuka bagasi, sudah pagi. Ia keluar dari bagasi tersebut dan segera pergi dari tempat tersebut.

Sinar matahari terbit menghangatkan tubuhnya, ia seperti orang hilang sekarang. Ia tidak tau ini dimana. Yang jelas ini jauh dari hiruk pikuk kota Bangkok tempatnya berasal. Pemuda itu terus berjalan tanpa memperdulikan pandangan orang – orang yang mulai beraktivitas itu dengan aneh.

Kruyuk...

Perutnya berbunyi, ia lapar. Ia tidak membawa sepeserpun uang. Tangannya memegang perutnya. Terang saja lapar, ini sudah saatnya sarapan dan dia juga sudah berjalan berkilo – kilo meter. Akhirnya ia melihat sebuah keran air, ia meminum air yang mengalir dari keran tersebut.

Perutnya masih lapar dan ini sudah sangat siang, beruntung siang ini tidak begitu terik karena suasana mendung mendominasi. Ia duduk di halte, setetes air matanya mengalir. Ia lelah berjalan, kakinya pegal, belum lagi perutnya yang minta diisi.

Akhirnya ia meneruskan perjalanannya yang tak tentu arah, namun tiba – tiba hujan deras mengguyur kota tersebut. pemuda itu berlari mencari tempat berteduh. Ia merutuki keputusannya untuk pergi dari halte.

Ia dengan basah kuyup berlari kearah kompleks yang entah ia juga tak tahu itu dimana. Ia melihat sebuah rumah tanpa pagar terlihat nyaman. ia berlari ke teras rumah tersebut sembari memeluk tubuhnya sendiri. Tubuhnya menggigil, bibirnya membiru, matanya tiba – tiba mengantuk. Sepertinya dia akan pingsan. Sebelum jatuh pingsan, ia memposisikan tubuhnya meringkuk diatas lantai dingin teras rumah tersebut.

***

Sore itu setelah hujan reda, seorang pemuda tampan berkulit tan dengan kacamata membingkai mata teduhnya tengah mengendarai mobilnya. Ia baru saja pulang dari kerjanya. Mobil itu memasuki sebuah pekarangan rumah. Setelah mematikan mesin mobilnya ia keluar dengan menenteng tas kerjanya.

Ia mengernyit ketika melihat seorang pemuda seperti tertidur diteras rumahnya. Ia menatap sekelilingnya, sepi. Ia mendekati tubuh yang meringkuk itu. Dengan sebelah kakinya ia mencoba membangunkan pemuda tersebut hingga badan pemuda tersebut tergerak terlentang. Matanya membulat ketika melihat wajah pucat dan keadaan pemuda yang tertidur diterasnya tersebut. ia segera berjongkok meletakkan tangannya menyentuh pergelangan pemuda itu. wajahnya lega ketika merasakan ada denyut nadi yang ia rasakan dari pergelangan tangan tersebut.

"Euunghh.." Lenguh pemuda tersebut.

Perlahan pemuda itu membuka matanya. Ia terkejut dan segera terduduk ketika melihat seseorang tengah berjongkok disebelahnya sembari menatapnya intens. Pemuda tersebut menelan ludahnya dengan pandangan takut, ia memundurkan tubuhnya.

"Ma-maaf.." Cicitnya dengan gelagapan.

Pemuda itu menunduk tidak mendapat respon dari laki – laki didepannya ini. pemuda itu segera berdiri hendak pergi dari sana. Namun baru beberapa langkah tubuhnya limbung, ia lemas seharian belum makan apalagi dia baru saja kehujanan dan kelelahan setelah berjalan jauh.

Dengan sigap laki – laki itu menahan tubuh pemuda yang limbung itu. pemuda itu segera melepaskan dirinya dari laki – laki itu.

"Kau mau kemana?" Tanya laki – laki itu sembari menahan lengan pemuda yang hendak kabur itu.

Pemuda itu menggeleng sambil menunduk takut.

"Sepertinya kau seorang pasien.." Ucapnya sembari menatap keseluruh tubuh pemuda itu.

Pemuda itu bergeming. Tubuhnya bergetar ketakutan. Kini laki – laki itu tahu jika pemuda yang ia tahan kini tengah kabur dari rumah sakit.

"Tenang saja, aku bukan orang jahat. Aku Singto, kau siapa?" Tanya laki – laki yang bernama Singto.

Pemuda imut itu mendongak menatap wajah Singto yang tersenyum lembut padanya. Beberapa kali matanya mengerjap.

"A-aku...aku ti-tidak tau, aku tidak tau siapa namaku.." Ucap pemuda imut itu.

Lanjut ga nih?

Ah elahh... Gemes banget bikin cerita lagi tentang peraya, padahal cerita satunya belum kelar. 😑😩😣
Maafkan daku yang hanya ingin menulis mengeluarkan ide cerita ini..

Ini gegara p'peck mepetin neng kit mulu sih, jadi gemes pengen bikin cerita peraya + p'peck

Hello Goodbye [Singto X Krist - Completed]Where stories live. Discover now