#1 - Arthit

7.6K 697 52
                                    


Happy Reading

Kini Singto dan pemuda itu tengah berada didalam rumah Singto, lebih tepatnya diruang tamu yang merangkap menjadi ruang tengah. Singto menatap pemuda itu dengan pandangan menyelidik. Sedangkan pemuda itu kini tengah duduk disofa sambil menunduk. Singto dapat melihat lebam di sudut bibir dan beberapa luka bekas sayatan dilengan pemuda itu. belum lagi penampilannya yang kucel dan lusuh dengan perban dikepalanya.

"Jadi...kau dari mana?" Tanya Singto.

Pemuda itu bergeming. Singto yang tak mendapat respon pun mendesah lelah.

"Kenapa kau kabur dari rumah sakit?" Tanya Singto lagi.

"A-aku takut disana" Cicit pemuda itu.

"Kenapa takut?"

Lagi – lagi pemuda itu tak menjawabnya. Namun dari pengamatan Singto, tubuh pemuda itu sedikit bergetar seperti orang ketakutan. Jadi Singto memutuskan untuk tidak banyak tanya.

"Ku harap ini bukan sebuah modus perampokan" Ucap Singto.

Sontak pemuda itu menggeleng sembari menatap Singto. "Tidak. Aku tidak bermaksud jahat atau mencelakaimu. Aku hanya menumpang untuk berteduh di terasmu tadi." Jelas pemuda itu.

Singto mengangguk paham.

"Sebaiknya, kau membersihkan dirimu dulu disini. Aku akan membuatkan sesuatu yang hangat untukmu. Kau bisa memakai pakaianku, sebentar aku akan mengambilnya. Kau tunggulah disini" Titahnya.

Singto beranjak kedalam kamarnya yang berada dilantai atas. Pemuda itu menatap sekelilingnya. Tidak ada siapa – siapa dirumah tersebut. Tak lama kemudian Singto datang dengan membawa sebuah handuk dan pakaian ganti.

"Pakailah ini" Singto menyerahkan pakaiannya pada pemuda itu. "Kau bisa menggunakan sabun dan shampoku. Untuk sikat gigi aku ada cadangan didalam sana" Ucap Singto menunjukkan letak kamar mandinya.

Pemuda itu mengangguk dan segera beranjak ke kamar mandi yang ditunjuk Singto.

"Khun, jangan lupa kau harus melepas perbanmu. Itu sudah kotor, aku akan menggantinya untukmu nanti" Ucap Singto menginterupsi langkah pemuda tersebut.

Tanpa menjawab, pemuda itu mengangguk dan masuk kedalam kamar mandi.

***

Ceklek.

Singto menatap pintu kamar mandi yang baru saja terbuka. Ia sedang meletakkan makanan diatas meja makan dengan celemek yang masih dipakainya. Singto melihat pemuda imut itu keluar dari sana, kini sudah berganti pakaian miliknya. Singto tersenyum melihatnya, pemuda itu sudah tampak lebih segar dari sebelumnya, perban yang melingkar dikepala pemuda itupun sudah tidak ada. Pemuda itu mengusap rambut basahnya dengan handuk putih milik Singto.

"Makanlah, aku sudah membuatkan sup jagung untukmu. Ini ada obat untukmu juga." Ucap Singto pada pemuda itu.

Pemuda itu mendekat dengan kikuk. Ia duduk dimeja makan sembari menatap Singto. Singto yang ditatap seperti itu merasa aneh.

"Kenapa?" Tanya Singto.

"Terima kasih.." Ucap pemuda itu.

Singto lagi – lagi tersenyum. Sepertinya dia akan sering tersenyum dengan kehadiran pemuda imut ini –Singto orang yang kaku dan dingin-. Singto mengangguk.

"Kupikir, untuk sementara tinggalah disini hingga kau mengingat semuanya. Kurasa kau lebih muda dariku jadi panggil aku P" Ucap Singto.

Pemuda itu mengangguk sembari tersenyum menampilkan lesung pipitnya yang membuat Singto gemas melihatnya.

Hello Goodbye [Singto X Krist - Completed]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt