#9 - ILY

4K 405 229
                                    

🎵 Narsha ft. Miryo BEG - I Love You ( OST. My Fair Lady)
.
Happy Reading

Dirumah serba monokrom milik Singto, Windy menatap kedua orang didepannya ini dengan datar. Pasalnya ia seperti tidak dianggap sama sekali dengan kedua orang itu. saat ini Windy, Singto dan Arthit tengah makan malam bersama, tapi yang dilihat Windy justru membuatnya mual. Kakaknya begitu perhatian pada Arthit, seperti mengambilkan nasi beserta lauknya bahkan ketika Arthit tersedak pun Singto dengan cekatan memberinya segelas air putih.

"Cobalah ini, tadi aku yang membuatnya" Ucap Singto sembari menyuapi Arthit sesendok tumis ayam dengan potongan jahe atau biasa disebut orang Thailan dengan gai pad khing.

Arthit membuka mulutnya dengan ragu namun ia menerima suapan dari Singto. Ia mengunyah dengan pelan, matanya berbinar ketika rasa hangat dari jahe yang merasuk dalam ayam tersebut melewati tenggorokannya.

"Enak P', kau benar – benar pintar memasak" Puji Arthit.

Singto tersenyum lebar sembari mengacak rambut Arthit. Sedangkan Windy menatap jengah keduanya. Apa mereka ini tidak sadar jika ada Windy yang masih berada di antara mereka.

Trak..

Arthit dan Singto menoleh bersamaan ketika Windy dengan sengaja membanting sedikit keras sendok dan garpunya ke atas piringnya.

"Aku selesai.." Ucap Windy.

"Tumben makanmu cepat.."

Windy yang mendengar ucapan kakaknya yang entah itu pujian atau sindiran hanya memutar bola matanya jengah.

"Kalian saja yang makan dengan lamban" Kata Windy.

Arthit terdiam sedikit menunduk malu. Sedangkan Singto tampak santai dan melanjutkan makannya.

"Malam ini aku menginap disini" Celetuk Windy tiba – tiba.

"Uhukk..uhukk.." Singto tersedak makanannya. Segera ia mengambil segelas air putih dan meminumnya. "Menginap? Kenapa? Nanti kau akan dicari Pak Tua itu.."

"Kenapa? Aku memang berencana menginap kok dan aku sudah mengatakannya pada Pho sebelum berangkat tadi." Ujar Windy santai.

"Malam ini saja jangan lama – lama!" Seru Singto.

"Aku akan menginap disini sampai ponselku kembali" Singto mendelik mendengarnya. Adiknya ini benar – benar menyebalkan.

"Bagaimana bisa seperti itu? Kau ingin memerasku? Tidak bisa! Lagipula tidak ada kamar lagi untukmu!"

"Aku akan tidur di kamar P'Arthit seperti biasanya.."

"Seperti biasanya?" Tanya Arthit penasaran.

"Iya P', aku biasanya tidur dikamar yang kau tempati dan P'Sing tidur dengan-Aw!!" Teriak Windy ketika kaki Singto menendanganya dibawah meja.

"Kau kenapa nong?" Tanya Arthit khawatir.

"Ahh, tidak apa – apa P', tiba – tiba perutku mules hehe" Ujar Windy sembari memegangi perutnya dan menatap kakaknya yang mendelik seolah memberi peringatan padanya.

"Oh, aku kira ada apa. Jadi bagaimana nanti malam?" Tanya Arthit lagi.

"P'Arthit sementara ini tidur dengan P'Sing yaa..." Ujar Windy dengan puppy eyesnya.

"APA??" Teriak Singto dan juga Arthit bersamaan. Dalam hati Windy terkikik melihat ekspresi terkejut dari kedua orang dihadapannya ini.

.

Malamnya, Windy benar – benar tidur di kamar yang ditempati Arthit. Sedangkan Arthit tidur dikamar Singto bersama si pemilik kamar. Hal itu membuat canggung keduanya. Apalagi dengan detak jantung mereka yang saling beradu.

Hello Goodbye [Singto X Krist - Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang