#6 - Canggung

4.6K 444 113
                                    

🎵 IU - Someday (Ost. Dream High 1) 🎵

P.S: Nama Arthit miring atau italic (Arthit) itu berarti Arthitnya Singto bukan Arthit yang ditemuin Singto di teras.

Happy Reading

"Arthit, aku mencintaimu"

"Hah? Tapi P' bagaimana bisa? Kau akan menikah dengannya, kau tidak mungkin mencintaiku karena kita-"

"Arthit, aku tau. Dengarkan aku, aku tidak mencintai gadis itu, gadis itu pun juga tidak mencintai P'. Kami hanya dijodohkan untuk keuntungan perusahaan. Jika kau mau, kita bisa bersama asal kau menerimaku. Kau juga mencintaiku kan?"

Laki – laki bernama Arthit itu kini tampak berkaca – kaca. Ia tak tahu harus mengatakan apa, disatu sisi ia bahagia, orang yang disukainya dalam diam mencintainya. Satu sisi ia takut jika hubungan mereka mendapat tentangan dari orang tuanya. Itu jelas terjadi.

"Aku....P'Singto, aku juga mencintaimu" Ucap Arthit yang langsung memeluk tubuh Singto.

Mereka berpelukan begitu erat, enggan untuk melepaskan satu sama lain. Kemudian, entah siapa yang memulai dulluan kini dua orang laki – laki itu pun saling menempelkan bibirnya. Singto menyesap bibir tipis Arthit yang begitu manis memabukkannya. Arthit menikmati ciuman yang diberikan Singto. saat Singto membelai bibirnya dengan lidah, Arthit membuka mulutnya. Lidah mereka saling bertarung membelit satu sama lain. Arthit maupun Singto tidak ada yang berniat untuk melepas pagutan mereka.

"APA YANG KALIAN LAKUKAN!!" Teriak seorang lelaki paruh baya dengan geram.

"P-Pho..."

.

"P'Singto..apa yang kita lakukan ini sudah benar? Aku merasa-"

"Sssttt..." Lelaki bernama Singto itu menempelkan telunjuknya pada pria dihadapannya. "Arthit, dengarkan P'! P'mencintaimu kaupun sama. Jadi jangan ragukan apapun lagi oke? Kita akan memulai semuanya dari awal tanpa ada yang menentang kita"

Pria bernama Arthit itu mengangguk. Singto membawa dua buah koper, miliknya dan milik Arthit. Malam itu Arthit maupun Singto meninggalkan kota Bangkok dengan membawa uang tabungan yang dimiliki keduanya.

.

Musim kemarau begitu panas meliputi kota Kanchanaburi. Singto merebahkan tubuhnya diteras belakang rumah dengan paha Arthit sebagai bantalannya. Arthit menyuapi Singto buah jeruk.

"Kau bahagia bersamaku?" Tanya Singto setelah menelan jeruknya.

"Apa itu perlu dipertanyakan lagi? Tentu saja aku sangat bahagia" Jawab Arthit sembari mengupas buah jeruk lagi.

"Arthit...terima kasih selama ini kau selalu ada untukku, aku harap kita selamanya bisa bersama"

"Iya P'. Terima kasih juga untuk kebersamaan kita selama ini. hidup berdua denganmu selama 5 tahun ini membuatku semakin mencintaimu. P' jika aku pergi, ingatlah aku selalu mencintaimu"

"Hey, kamu ngomong apa sih sayang?"

Tok tok tok

Terdengar suara ketukan pintu dari luar.

"P' sebentar aku akan membukakan pintunya. Itu pasti P'Off dan P'Gun"

Singto pun terduduk, Arthit berdiri beranjak menuju pintu depan. Singto menunggu di belakang rumah, namun perasaannya tidak enak. Ia pun berdiri dan berjalan ke pintu depan. Matanya membelalak ketika ada dua orang laki – laki bak algojo tengah memegang kedua lengan Arthit dan menyeretnya.

Hello Goodbye [Singto X Krist - Completed]Where stories live. Discover now