#13 - Piknik

3.3K 355 93
                                    

Happy Reading

Singto memasuki sebuah rumah sakit tempat temannya bekerja, siapa lagi kalau bukan Yoan. Dengan tergesa ia memasuki ruangan Yoan setelah sebelumnya mengetuk pintu dan mendapat jawaban dari Yoan.

Yoan mengernyit melihat Singto ketempatnya, menurutnya Singto jadi sering ketempatnya. Biasanya jika sakit, Singto akan mengiriminya pesan atau menelponnya. Namun sekarang Yoan memahami, jika Singto datang padanya pasti ini ada hubungannya dengan Arthit atau Arthit?

"Ada apa Sing?" Tanya Yoan setelah Singto duduk didepannya.

"P'Yoan aku mau tanya, apakah amnesia bisa sembuh?" Tanya Singto to the point.

Yoan kini mengerti, Singto mendatanginya karena ingin menanyakan tentang keadaan Arthit.

"Bukankah sudah kukatakan dia bisa mengingatnya perlahan Sing.."

"Tapi ada kan orang amnesia secara permanen?"

"Sing, Arthit hanya mengalami retrograde amnesia, dia masih bisa sembuh. Dia hanya tidak mampu memunculkan ingatannya di masa lalu tapi itu akan bisa pulih ketika ia mengalami sebuah peristiwa yang membuatnya ingat dengan masa lalunya. Itu juga bisa disembuhkan dengan cara terapi. Ada apa dengan Arthit?"

"Tidak bisakah dia amnesia permanen?"

"Sing, kau gila? Bagaimana bisa kau mengatakan hal itu? justru seharusnya kau memancing ingatannya, walaupun kau tidak tau masa lalunya setidaknya kau membantu memulihkan ingatannya bukan malah menginginkan hal buruk seperti itu. Ada apa denganmu?"

"Apa Phi sudah memeriksanya dengan benar?"

"Apa maksudmu? Tentu saja, kau meragukanku?"

Singto terdiam seperti memikirkan sesuatu. Yoan menepuk pundak Singto mencoba menyadarkan pria tersebut.

"P'Yoan, sepertinya ingatan Arthit sedikit demi sedikit pulih" Ucap Singto dengan sendu.

"Hey, seharusnya kau senang bukan. Berarti Arthit akan segera sembuh dan mengingat nama serta keluarganya"

"Tapi aku takut Phi..."

"Apa yang kau takutkan?"

"Bagaimana jika dia meninggalkanku ketika dia mengingat semuanya. Bagaimana jika ternyata ada orang lain yang menunggunya, entah itu kekasihnya atau pasangannya"

Kentara sekali bahwa pria tampan itu gelisah dan juga ada kesedihan disana. Yoan yang melihatnya merasa iba. Yoan sangat mengerti dengan keadaan Singto, pasti Singto tak ingin kejadian dimana ia ditinggalkan terulang kembali.

"Kau sungguh mencintainya Sing?" Tanya Yoan hati – hati.

"Aku mencintainya Phi, entah sejak kapan aku mulai menyukainya"

"Lalu....bagaimana dengan Arthit?"

"Maksud P'Yoan?"

"Arthit Rojnapat"

Seketika Singto menundukkan kepalanya merasa sedih mendengar nama itu. Yoan menghela nafas, ia juga merasa telah salah bicara pada Singto.

"Sing, aku tak bermaksud untuk mengingatkanmu dengannya"

Singto mendongak menatap Yoan yang kini sudah menunjukkan raut wajah bersalah. Singto tersenyum.

"Bahkan setelah dia pergi aku belum menjenguknya lagi sampai sekarang"

"Kenapa? Apa kau belum merelakannya?"

"P'Yoan tau sendiri, aku akan melakukan apapun demi Arthit. Bahkan aku mengorbankan segalanya, tapi dia meninggalkanku Phi..hiks..."

Hello Goodbye [Singto X Krist - Completed]Where stories live. Discover now