#4 - Kau dimana?

5K 510 71
                                    

Happy Reading

Seperti biasa pagi itu, Singto berangkat ke kampus dan Arthit lagi – lagi ditinggal sendirian didalam rumah. Ia membersihkan segala penjuru ruangan yang ada dirumah Singto. Ini sudah menjadi rutinitasnya. Walaupun awalnya Singto sudah melarangnya. Arthit tak ingin bermalas – malasan seperti orang yang tidak tau terima kasih.

Selesai membersihkan kamarnya dan kamar Singto, Arthit hendak turun ke lantai bawah langkah terhenti saat memandang sebuah pintu yang terletak tak jauh dari pintu kamarnya. Pintu itu berada disudut ruangan lantai atas. Arthit mendekati pintu bercat hitam itu.

"Ini kamar apa ya? Kok tidak pernah dibuka? Apa jangan – jangan gudang?" Gumam Arthit.

Arthit meraih kenop pintu dan memutarnya, mencoba untuk membuka pintu itu. Dia cukup penasaran sebenarnya. Hanya ruangan ini yang tampak misterius selama ia berada di rumah Singto. Gagal, pintu itu terkunci. Arthit menghela nafas dan mengendikkan bahunya. Bisa saja itu ruang privasi Singto atau ruangan itu memang benar – benar gudang.

Arthit pun beranjak dari sana. Daripada dia berdiri diliputi rasa penasaran terus – menerus lebih baik dia meneruskan pekerjaan yang lainnya. Arthit pun menuruni tangga. Saat ia turun, seseorang mengetuk pintu rumah itu. Arthit terdiam, ia ingat ucapan Singto untuk tidak membukakan pintu pada seseorang sebelum dirinya pulang.

"Permisi apa ada orang dirumah?" Teriak seseorang itu yang sepertinya suara seorang laki - laki.

Tok tok tok

"Sing, kau sudah berangkat euh?" Teriak seorang lainnya.

Arthit yang mendengar nama Singto disebut pun segera beranjak ke ruang tamu. Ia mengintip dari jendela. Ada dua orang laki – laki berdiri disana, yang satu bertubuh mungil yang satu jangkung dengan mata sipit. Arthit juga melihat mereka membawa sebuah paper bag.

Merasa dua orang itu mengenal Singto dan sepertinya orang baik, Arthit pun memberanikan diri untuk membukakan pintunya.

"Sawatdee khrab, apa kalian mencari P'Singto?" Tanya Arthit setelah ia membuka pintunya.

"Au, kau siapa?" Tanya lelaki pendek itu.

"Aku Arthit teman Singto" Jawab Arthit mengenalkan diri.

"Hah? Arthit? Loh, bukannya Arthit itu-" Ucap Gun terpotong.

"Oh, jadi kau temannya? Perkenalkan namaku Off dan ini istriku Gun" Kata lelaki sipit bernama Off. "Emm..kami tetangga sebelah. Seminggu kemarin kami liburan dan ini kami ingin berbagi oleh – oleh pada kalian" Tambah Off.

Gun menyerahkan bingkisan paper bag pada Arthit. Arthit menerimanya disertai senyuman manisnya.

"Terima kasih, Khun Off dan Khun Gun" Ucap Arthit.

"Hey, jangan panggil Khun. Panggil saja P'.." Kata Off.

Arthit mengangguk. "Kalian mau masuk dulu?" Tawar Arthit.

"Ah, tidak usah. Kami langsung pulang saja, maklum belum beres – beres rumah. N'Arthit, jangan sungkan jika ingin kerumah kami. Disana rumah kami, jika kau ingin kesana.." Tunjuk Off pada rumah sebelah.

"Iya P' kapan – kapan Arthit pasti main kesana"

"Ya sudah nong, kami pamit dulu" Pamit Off dan Gun.

Pasangan itu pun beranjak dari sana. Arthit kembali masuk dan menutup pintunya. Off dan Gun berjalan menuju rumah mereka. Dilihat dari raut wajahnya, Gun tampak memikirkan sesuatu.

"Sayang, kau kenapa?" Tanya Off lembut.

"Papii, itu tadi..."

"Arthit? Dia orang yang ditemukan Singto seminggu lalu didepan rumahnya. Orang itu sedang kehilangan ingtannya." Jelas Off.

Hello Goodbye [Singto X Krist - Completed]Where stories live. Discover now