04

1.9K 127 0
                                    

Aku terjerumus kembali pada mimpi tak beraturan.
Aku goyah didalamnya.
Jahat. bukan mimpinya, tapi Kamu.
Karna kamu selalu ada dalam mimpiku tapi tak pernah sampai untuk kuwujudkan.

♡♡♡

Aku memindai seluruh isi kantin pada saat jam istirahat ini, melihat stand makanan yang penuh semua oleh siswa-siswi yang mengantri. Dari yang berdorongan sampai yang berdesakan, yang terhimpit sampai yang beristighfar. Kemudian aku mengalihkan pandangan kepada dua orang yang kini duduk di meja tengah, baris ketiga. Mereka terlihat sedang bercengkrama pelan sambil sesekali melempar gurauan.

Melihat itu, aku jadi rindu. Berapa lama sudah aku tidak seperti itu?

Bercengkerama dengannya yang selalu mendengarkanku, bercanda dengannya dan bermain dengannya. Masa kecilku, dengan harapan aku mampu mengulangnya. Untuk diriku sendiri.

Kalian tahu, Rindu tak terobati itu, kesakitan pada seseorang yang tak bisa di temu.

Huh, bahkan ini bukan waktunya untukku bermelow ria. "Lo kenapa sih Al? Dari tadi perasaan nglamun mulu?" Tanya Ica, aku menoleh kearahnya.

"Nggak papa. Anya mana?" Tanyaku tidak terlalu jelas karena mengunyah permen karet sembari mencari keberadaan Anya yang tiba-tiba saja hilang. "Tuh si kampret." Ica menunjuk stand makanan yang menjual basoka.

"Tuh anak emang suka banget sama tuh makanan." Aku hanya manggut-manggut menjawab ucapan Ica.

Aku melihat lagi tempat dimana kedua orang cowok itu bercengkrama yang kini juga hadir beberapa cowok bersama mereka, bukan satu kelas denganku juga. Yang membuatku terkejut walau sekilas adalah karena ternyata mereka sedang memandang kearahku, aku pasti tidak salah, bisa dilihat dari cara mereka memandang meremehkan. Ah tidak, tepatnya hanya dua orang itu.

Oh, Ini juga terlihat menyenangkan bagiku dan membuat segalanya menjadi lebih mudah.

Apa pantas kaum Adam yang notabenenya adalah seorang pemimpin dan pelindung berubah menjadi 'penjahat kaum Hawa'? Dan mirisnya itulah yang terjadi pada akhir zaman ini

Aku masih berdiri ditempat sambil mengambil permen karet dari mulut dengan tanganku tanpa jijik. Ica yang tadinya berdiri disampingku sekarang tengah bersembunyi dengan sedikit membungkukkan tubuh nya diantara beberapa orang. Mungkin dia hanya takut dan khawatir bila terjadi apa-apa, maka dia yang akan membantunya.

Atau ketakutan?

Sampai pada 'cowok itu', cowok yang duduk sebangku denganku yang kuyakini yang menamparkan kertas itu pada punggung seragamku sedang berjalan kearahku, aku tetap mempertahankan raut tenangku.
"Hai Alda." Cowok itu tersenyum sok manis menyapaku, kuyakini itulah pesona mautnya-tentunya hanya gadis bodoh yang akan terjerat-. Aku berdecih dalam hati.

Seisi kantin sedikit menjadi hening. Beberapa diantara kebanyakan memperhatikan kami. Oke, aku ingin cepat-cepat pergi- tetapi,

"What the fish itu pangeran gue, deketin cewek lagi?? Omegat omegat. Kenapa nggak gue aja sih."

"Buseett, emang nyegerin mata banget. Baru senyum aja udah kayak gitu!! "

"Ganteng Aldi sih andai tuh cowok nggak kaku, tapi sedep mbeb Apantopel"

"Lagi caper palingan. Biasa!"

"Ih, sok cantik deh!! Pengen gue bor tuh body! Trus buat bahan bangunan deh! Nasib anak baru, cih."

"Itu kan cewek yang tadi dikerjain."

Suara-suara lemes cewek-cewek itu memang lirih, tapi aku tidak tuli kalau suara mereka bersahut-sahutan mengolokku. Aku menoleh menatap mereka tajam. Dan ajaibnya, Membuat mereka bungkam dan beberapa menunduk kaku, mungkin adik kelas.

Semu [Completed]Where stories live. Discover now