Extra part

1.9K 94 43
                                    

Tentang kisah

♡♡♡

Aku menatap pantulan diriku dicermin, nampak puas dengan apa yang sudah kupelajari ini. Yah, walaupun hanya sapuan tipis bedak yang kuaplikasikan diwajah serta lipbalm rasa coklat yang kuaplikasikan dibibir tipisku ini.

Hari ini aku memakai celana jins putih dengan hoodie senada yang juga berwarna putih tak lupa sepatu hitam yang bertengger manis disana. Tidak menampakkan kesan tomboy juga terlalu feminim. Sesuai kepribadianku.

Aku segera turun, untuk ikut sarapan. Senyumku serta merta melebar melihat siapa yang sudah duduk disana. Aldi, dia sudah datang.

"Pagi ma." Sapaku riang.

"Pagi Aldi." Biasa saja. Dalam hati aku terkikik pelan. Padahal melihat dari lantai dua saja sudah antusias.

"Pagi, Alda." Jawabnya.

"Aduh, anak perawan jaman sekarang nak Aldi memang nggak karu-karuan, kayak Alda ini. Apa sopan nyapa tamu kayak gitu, hm?" Tanya mama geram.

Aku mendengus pada Aldi yang tertawa kecil sambil tersenyum manis kepada mama. "Makan ma." Pintaku mengalihkan mama.

Mama hanya memutar bola mata, tapi tangannya tetap mengambilkan nasi untukku. Hari ini mama memasak nasi goreng ekstra sayur dan sosis. Aku membulatkan mata, ketika mama mengambilkan sepiring penuh untukku.

Dikira porsi gue, porsi buto apa? Gimana habisinnya ini?

"Udah ma, cukup." Mama terkikik geli melihat nasi dipiringku.

Untung saja ada Aldi. Kalau tidak ada, pasti aku sudah berteriak selama setengah jam karena kesal.

"Dihabisin sayang." Ucap mama tersenyum lembut. Aku tersenyum pahit, "Makasih mamaku yang cantik."

Senang sekali mengerjai anaknya didepan doi.

Aku melihat piring Aldi yang bahkan tidak ada setengah dari porsi yang diberikan mama untukku. Lalu, aku melihat mama makan dengan khidmat. Aku membaca doa makan dalam hati.

Dengan nanar, aku mencoba memakan dan menghabiskannya. Rasanya memang sangat enak, tapi jika banyaknya sampai membuat piring hampir tidak kelihatan, ya mana bisa dihabiskan olehku sendiri?

Sekarang, kunyahanku semakin melambat, masih setengah lagi yang harus kuhabiskan. Aku melihat mama menyemangatiku seraya mengacungkan kepalan keudara. Setelah itu mama pergi kedapur untuk beres-beres disana.

Aku menyenderkan punggungku seraya terengah-engah. Sungguh super sekali. Aku mendengar suara tarikan dari kursi disampingku ini. Aku membuka mata dan melihat Aldi duduk disini, disampingku.

Dia membuka mulutnya seraya menunjuk nasi yang masih tersisa dipiringku. Aku terkejut dan menggeleng, "Jangan. Pamali, makan makanan sisa." Ucapku tidak enak.

Aldi tersenyum lembut, "Belum kamu acak-acak makanannya. Mana bisa dibilang sisa?"

"Tapi-"

"Suapin. Daripada mubadzir. Kasian mama kamu capek-capek bangun pagi buat masak, eh nasinya dibuang." Tutur Aldi menghangatkan relung hatiku.

Aldiku memang lain dari yang lain.

Aku menarik piringku dan meletakkannya di tanganku. Mengambil sesendok nasi lalu menyuapi Aldi. Aldi menerimanya dengan senang hati.

"Tadi sakit nggak makan sebanyak itu?"

"Tadi sakit, sekarang nggak." Akuku.

Orang obatnya ada didepan muka aku.

Semu [Completed]Where stories live. Discover now