28

612 73 0
                                    

Di mataku kamu tak bercela,
Lantas pantaskah aku berjalan beriringan disampingmu saat kamu tau betapa celanya aku?

♡♡♡

Aku mengutak atik ponselku dengan perasaan kacau, sesekali aku hanya melihat pesan-pesan dari WhatsApp tanpa berminat membalasnya. Bahkan grup 'penikmat cogan' yang hanya beranggotakan tiga orang itu juga kuabaikan. Sungguh, ini masih terlalu pagi, masih jam 6.48 pagi untukku bangun. Aku juga tidak tahu harus melakukan kegiatan apa.

Aku bersandar pada kepala ranjang dengan memejamkan mata, lalu kembali membuka mata ketika mendengar suara pesan masuk ke dalam ponsel ku. Via sms.

+6285704264xxx

Mandi sana!

Aku menautkan alis, tidak tahu nomor siapa juga tidak ada nama pengirimnya.

Siapa?

Pangeran kodok, cepetan mandi! Aku jemput jam enam!

Ngapain dijemput? Ogah, aku berangkat sendiri!!

Udah gitu aja? Aku melempar ponsel ku karena kesal, Mana Aldi kini berubah menjadi luar biasa aneh dengan menyebutkan dirinya sebagai pangeran kodok, tanpa sadar aku mengambil sapu tangan dari Aldi, mengingat-ingat masa itu.

dasar Aldi tidak peka! Masa sampai segitu perjuangannya. Tidak ada energinya sama sekali. Aku menggeleng kemudian terkekeh dengan pemikiranku sendiri. Ternyata begini rasanya menyukai seseorang tanpa tahu kembali, bisa jengkel, bisa malu, bisa terbawa perasaan tanpa malu.

Masih sibuk memeluk sapu tangan dari Aldi, aku mendengar suara teriakan mama, "ALDAAAA, BUKAIN PINTUNYA! MAMA LAGI MASAK."

Aku sampai harus menutup telinga saking melengkingnya suara mama, padahal mama berada didapur. Satu hal juga yang aku sadari saat teriakan itu berlangsung, jendela kamarku bergetar.

Aku berdecak kesal sambil berdiri, aku mendengus keras, "Masih pagi udah namu, perasaan nggak mesen apa-apa, numpang mandi nih jangan-jangan."

Aku melempar asal sapu tangan itu, lalu sedetik kemudian aku berjalan cepat mengambil dan merapikannya seolah takut kalau lemparanku merusak atau mengotori lantas aku meletakkannya dia meja setelah mengelusnya. Lihat, betapa bodohnya sikap orang yang sedang kasmaran.

Aku menyengir tidak jelas dan kembali berjalan cepat sambil merubah raut menjadi kesal. Saat sampai didepan pintu, raut kesalku berubah menjadi terkejut berlebihan. Disana, cowok yang selalu menyita perhatian dan tidurku ketika malam tengah tersenyum lebar kearahku.

Ternyata Aldi peka!

Aku menyembunyikan senyum bahagiaku dengan menampilkan raut tajam. "Ngapain kesini pagi-pagi? Numpang mandi?" Seruku sengit, namun Aldi mengulum senyum.

Aldi mengambil nafas dalam hampir sama dengan menghirup udara berlebihan disekitar. Aku menatap Aldi bingung, apa Aldi mengalami gangguan pernafasan?

"Dari yang aku cium, kayak nya kamu  yang belum mandi, baunya tajam banget." Aldi tersenyum menggoda, aku melotot menatap Aldi sebal. Aku memeriksa piyama panjang spongebob yang kukenakan. Menjulurkan bahuku pada Aldi,

"Lubang hidung kamu konslet kali, wangi gini kok. Cium nih!"

Aldi malah mendekat dan seketika aku gemetar sampai kedua tangan Aldi merengkuh bahuku,
"Itu kodenya cewek minta cium ya?" Aldi berbisik tepat di depan wajahku. Dan berlagak menghirup-aromaku-? 

Semu [Completed]Where stories live. Discover now