39

950 83 10
                                    

Hari ini aku masih sakit,
Tetapi aku keras kepala. Membenci serasa mencintai

♡♡♡

Aku melangkah kearahnya dengan pandangan kosong dengan hati yang bergetar. Aku melihatnya tengah melempari danau didepannya dengan batuan yang membuat riak pada danau tersebut.

Aku memandangnya sayu, tanganku begitu ingin memeluknya dan menumpahkan segala rasa yang kurasakan hanya untuknya. Mengaku pada dirinya bahwa aku mencintainya tanpa batas dan tidak terhitung waktu yang menyiksa.

Mungkin merasa ada yang menatapi punggungnya, Aldi membalikkan badan, melihatku yang diam mematung. Lantas Aldi berdiri dan menghampiriku. Aldi memperhatikan penampilanku sesuai permintaannya. Memakai baju Spongebob serta rumah nanas dibelakangnya, yang kusimpan bertahun-tahun lalu.

Senyum yang berminggu-minggu lalu, akhirnya muncul juga. Senyum manis Aldi yang menggetarkan sekaligus menyayat hatiku, menggores luka menganga disana terlampaui dalam.

"Baju spongebob, kamu juga pakai jepitnya." Ucap Aldi lirih dihadapanku.

Ya Tuhan, jahatkah bila aku memeluknya saat ini?

Aku menelusuri wajahnya lebih lekat dari biasanya hanya untuk memastikan. Jika dia masih sama. Tidak membodohi dan mempermainkanku.

Namun sekali lagi, kenyataan melemparku dengan telak. Menjungkirbalikkan hidupku sangat cepat, mendorongku kedalam jurang tak berujung. Menghentak jantungku begitu cepat.

Aku tidak menanggapi ucapannya, yang ingin kulakukan saat ini adalah memperhatikannya selama yang aku bisa.

Aldi menarikku pada undakan tempat favorit kami. Mengajakku duduk bersebelahan disana.
"Kamu mau ngomong apa?" Tanyaku gemetar.

Sialan Affan!

Aldi menoleh kearahku masih tersenyum, "Bilang banyak hal tentang kamu." Ucapnya begitu lembut dan dalam di telingaku.

Aku melipat bibir kedalam dan menguatkan hatiku dari letupan-letupan menyakitkan. Sekarang, aku sangat tersakiti.

Aku hanya diam mengalihkan pandangan ke danau seolah mencoba untuk mengadu rasaku. Kuharap dalam diam, danau juga mengerti isi hatiku. Seperti yang mampu dilakukan Tuhan, tidak ada yang mampu melakukannya sebaik Tuhan.

"Banyak hal yang pengen aku bilang, seperti-" Aldi menghembuskan nafas, "Sore ini kamu sangat cantik. Sekalipun cuma baju anak-anak yang kamu pakai. Tapi, aku takut kamu malah sakit saat aku bilang gitu." Ujar Aldi menunduk.

Aku menatap Aldi yang sepenuhnya menunduk. Ingin membelai rambut hitamnya. Mataku mengerjap dengan bibir luar biasa bergetar.

"Iya aku sakit, Al. Nggak usah bilang." Kini Aldi menaikkan wajahnya menatapku yang juga menatapnya.

Seketika, binar matanya hilang dan lenyap. Hanya ada sorot kesakitan disana seolah dia sudah mengerti dan memintanya berbagi. Aldi kembali mendapat mendungnya, gulita nya langit malam tanpa bintang bulannya. Tiada yang mampu menghabisinya selain tebalnya mendung.

Aldi meraih bahuku untuk duduk berhadapan dengannya. Aldi menurunkan tangannya dari bahuku dan meraih jaket hoodie hitamnya. Aldi membuka jaketnya dan aku tercekat.

"Kalau aku bilang, sepertinya kita berjodoh gimana? Kamu tetap sakit?" Aldi sedikit merentangkan kedua tangannya dan memperlihatkan bajunya.

Mermaid man tengah merangkul Spongebob.

Ya Tuhan.

Aku menghambur kepelukan Aldi. Dengan begitu cepat dan erat aku menubruknya menempelkan kepalaku pada dadanya yang keras. Aku menangis terisak disana. Menumpahkan semuanya dipelukan Aldi. Betapa aku merindu, mencinta dan membencinya secara bersamaan.

Semu [Completed]Where stories live. Discover now