5

3.7K 289 19
                                    


Hari ini, selesai rapat dengan seluruh karyawan kantor beberapa menit yang lalu, Bos besar pemilik Bright Advertising, Pak Adinata memanggil Alika untuk datang ke ruangannya. Ada beberapa hal yang ingin dia bicarakan secara pribadi dengan Alika. Dia mengatakan jika proyek iklan besar yang mereka dapatkan kali ini, penulisan materi iklannya akan diserahkankannya pada Alika.

"Bagaimana dengan Celia, Pak?" Tanya Alika perlahan.

Celia adalah salah satu penulis juga yang tergabung dalam bidang kreatif seperti halnya Alika. Bidang kreatif ini di pimpin oleh Hilda, yang sering Alika panggil Tante. Dia adalah orang yang banyak membimbing Alika selama bekerja di sini. Tidak pelit dalam berbagi ilmu dan sangat baik. Hilda sedang cuti melahirkan dan belum akan masuk ke kantor selama beberapa bulan ke depan. Jadi, Pak Adinata menugaskan Alika menjadi penggantinya selama Hilda cuti.

"Hilda menyakinkan aku jika kau bisa diandalkan. Dan aku percaya padanya. Apa kau meragukan kemampuanmu?"

"Tidak." Dengan cepat Alika menggeleng. "Hanya saja, aku takut Bapak yang ragu akan kemampuanku."

Pak Adinata tertawa yang menyebabkan perutnya yang buncit itu ikut bergerak dan membuat Alika ingin ikut tertawa. "Aku tidak akan memanggilmu seperti ini jika aku ragu, Alika."

"Terima kasih, Pak."

Pak Adinata mengangguk dan memajukan tubuhnya. Dia meletakkan kedua tangannya di meja kerja di depannya dan bersikap serius lagi. "Perusahaan berlian ini menginginkan tema tentang cinta. Karena berlian itu abadi, seperti juga cinta."

"Cinta?"

"Ya, cinta."

Alika terdiam sebentar dan memandangi tangannya yang ia letakkan dengan posisi bertautan di atas pahanya. Cinta? Kenapa harus tema itu yang diangkat? Iklan seperti apa yang harus ia buat nantinya?

"Kau penulis yang hebat dan aku mau kau melakukan yang terbaik kali ini." Alika mengangkat kepalanya saat mendengar suara Pak Adinata. "Jika iklan ini berhasil, Alika, aku akan mempromosikanmu untuk menjadi penulis iklan selanjutnya yang lebih besar lagi. Apa kau sanggup?"

Alika tersenyum dan mengangguk tanpa ragu. "Aku sanggup."

"Aku suka semangatmu, Alika." Pak Adinata mengacungkan jempolnya ke arah Alika. "Perusahan berlian sudah membuat kontrak dengan Aksa Devian yang akan menjadi bintang iklannya. Menurut manajernya, Aksa ada jadwal kosong untuk iklan minggu depan. Bisa kau selesaikan naskah iklan itu secepatnya agar bisa kita presentasikan? Pihak perusahaan berlian dan Aksa ingin membacanya juga terlebih dahulu."

"Aksa Devian?" Alika tidak bisa menutupi keterkejutannya. Ia sudah sering terlibat dalam pembuatan iklan dengan beberapa artis tetapi belum pernah dengan artis yang begitu terkenal seperti Aksa Devian. "Bintang film terkenal itu?"

Pak Adinata menaikkan kedua alisnya, salah satu sudut bibirnya tertarik sedikit, dia tersenyum. "Ya, Aksa yang itu. Apa ada masalah, Alika? Kau penggemarnya?"

"Tidak, bukan..." Alika tiba-tiba menjadi gugup dan lagi-lagi menggeleng. "Maaf Pak, aku bukan penggemarnya tetapi temanku penggemar berat Aksa dan aku pernah beberapa kali dipaksa untuk ikut menonton filmnya di bioskop."

Pak Adinata menepukkan kedua tangannya dan berkata, "jika begitu kau tidak akan kesulitan membuat naskah iklan ini. Kau sudah mengenal sosok Aksa dan akan dengan mudah membayangkan iklan seperti apa yang cocok untuknya."

"Aku harap begitu, Pak."

"Ayolah, Alika. Di mana semangatmu tadi?" Pak Adinata meyipitkan kedua matanya, terlihat tidak suka mendengar keraguan dalam suara Alika tadi.

Dewi Cinta [Selesai]Kde žijí příběhy. Začni objevovat