21

2.7K 234 44
                                    

Alika dan Vio baru saja sampai di rumah sore itu sepulang dari bekerja saat ponsel Alika berdering dengan kencang, meminta perhatian. Alika membuka tasnya, meraih ponselnya dan mengernyitkan dahi saat melihat nama Aksa tertulis di layar.

"Halo," ucap Alika.

"Halo Alika, aku ingin mengundangmu dan teman satu rumahmu untuk makan malam."

Kerutan di dahi Alika semakin dalam. "Kapan? Aku akan memberitahu Vio dulu."

Vio yang namanya disebut oleh Alika tadi seketika menghentikan langkahnya yang hendak menuju ke ruang tengah. Dia menatap Alika bingung.

"Malam ini. Aku akan meminta supir menjemput kalian berdua. Jam enam kalian akan dijemput."

Alika melirik jam tangannya dan berkata, "tapi ini sudah jam setengah enam."

"Aku rasa setengah jam akan cukup untuk kalian bersiap."

"Tapi kami baru pulang dari kantor." Alika mendesah pelan. "Bagaimana jika besok malam saja?"

Ada hening cukup lama di seberang sana dan yang Alika dengar hanya desah nafasnya sendiri.

"Jadi, kau menolak? Mamaku sudah memasak banyak."

Rasa bersalah mulai menyergap Alika. Ia menarik nafas dalam-dalam. "Baiklah, aku dan Vio akan siap dalam setengah jam.

"Aku akan menunggu kalian berdua."

Alika menutup ponselnya dan berjalan mendekati Vio yang sejak tadi mendengarkan percakapan Alika. "Aksa mengundang kita berdua untuk makan malam. Supirnya akan menjemput kita setengah jam lagi."

"Apa?" Vio meraih pergelangan tangan Alika, membuat Alika berhenti berjalan. "Kau bilang apa tadi?"

Alika menatap Vio dengan tatapan serius. "Aksa Devian mengundang kita berdua makan malam ini."

"Aksa Devian?"

Alika mendekap tas kerjanya dan mengangguk.

"Artis itu?" mata Vio dan bibirnya mulai melebar. "Kau tidak bohong?"

Alika mendesah untuk kesekian kalinya. Ia mengangguk lagi, membuat Vio melompat sembari memegangi bahu Alika.

"Ya Tuhan! Ya Tuhan! Aku akan bertemu Aksa!"

Alika melepaskan tangan Vio dari bahunya dan melangkah menuju kamarnya. Ia masih bisa mendengar suara Vio yang berteriak-teriak menyebutkan nama Aksa. Alika menutup pintu kamarnya dan suara Vio seketika menghilang.

Alika meletakkan tas kerjanya di atas ranjang dan berjalan menuju lemari pakaiannya. Alika mengeluarkan baju yang sama yang ia pakai sewaktu makan malam dengan Aksa dan meletakkannya di atas ranjang. Ia bukan artis, jadi memakai pakaian yang sama untuk beberapa kali bukanlah dosa besar. Alika berjalan menuju kamar mandi di kamarnya dan menutup pintunya.

Alika keluar dari kamar setelah memastikan penampilannya sekali lagi di cermin. Ia belum melihat Vio saat sudah berada di ruang tengah dan tidak juga bertemu dengan Vio saat Alika berada di dapur.

Pintu kamar Vio terbuka perlahan. Alika menatap takjub ke arah sahabatnya itu yang terlihat cantik dalam balutan dress selutut berwarna merah. Dress tanpa lengan itu terlihat pas sekali di tubuh Vio yang sedikit berisi dibandingkan Alika. Wajahnya di rias dengan riasan ringan. Lipstiknya pun berwarna pink muda.

"Bagaimana menurutmu?" Vio memutar tubuhnya dan menatap Alika lagi. "Apa aku sudah pantas untuk makan malam bersama Aksa?"

Alika tersenyum lebar dan mengangguk. "Kau cantik, Vi. Kau bahkan layak untuk makan malam dengan Prince Charming."

Dewi Cinta [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang