✨ Part 22

2.1K 194 9
                                    

Sekarang aku tahu, jatuh cinta tidak seindah yang dibayangkan. Awalnya aku sangat bahagia, sekarang kebahagiaan itu seolah terenggut karena rasa sakit yang aku rasakan.
•••

Bisikan-bisikan di sepanjang koridor terdengar, Putra, Alvin, dan Rian saling tatap dengan kening berkerut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bisikan-bisikan di sepanjang koridor terdengar, Putra, Alvin, dan Rian saling tatap dengan kening berkerut.

"Gue... Mencurigai sesuatu," ucap Alvin berbisik, matanya melirik sekitar koridor.

Putra mengangguk, "iya, kaya ada sesuatu yang... Janggal."

Rian mendengus, "udah ah, ke kelas yuk."

Putra menahan bahu Rian yang ingin melangkahkan kakinya menuju kelas, ia menunjuk ke arah Lyla yang sedang berlari ke arah mereka bertiga.

"Ada Lyla."

Rian mendengus, "kalau mau pacaran ya udah pacaran aja, gue mau ke kelas. Mau tidur."

Lyla menumpukan kedua tangannya di atas lutut, merapikan rambutnya sebentar, "kalian tau gak?"

Serempak Putra, Rian dan Alvin menggelengkan kepalanya menjawab pertanyaan Lyla.

"Hari ini semua murid pada heboh."

Alvin mengangguk, "udah tau. Kenapa sih itu?"

Lyla menghela napas, "Acha udah masuk sekolah, dia ada di sini."

Putra dan Alvin menatap ke arah Rian yang mendengus kesal.

"Gak penting."

Lyla menggeleng, "dia... Jadi rada gila," ucap Lyla memelankan suaranya.

Putra mengerutkan keningnya, "gila?"

"Lebih agresif."

Alvin tertawa kecil, "tuh orang makan apa ya di sana?!"

Lyla menggeleng, "sakit mata gue deket dia."

"Kenapa?"

"Pink semua, untung kulitnya gak berubah warna jadi pink."

Alvin tertawa, tangannya memukul bahu Putra dengan kencang, "cabe-cabean di negara berkembang."

Putra tertawa kecil, kepalanya menggeleng. Tangannya menepuk bahu Rian beberapa kali dengan pelan, "mantan lo, butuh rehabilitasi."

Lyla tertawa kecil, "iya, gue gak kuat jadi temennya. Makanya gue samperin kalian."

Rian mendengus, "gak ngurus dia juga, gak penting."

[Bukan] Cinta Pertama Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang