[Bukan] Cinta Pertama

✨ Part 24

Jarak diantara kita semakin jelas, semuanya telah berubah. Bukan kamu yang menjauh dariku, tapi aku yang menjauh darimu.
•••

Suasana kantin yang ramai dan antrian panjang di beberapa stand membuat Rian, Alvin dan Putra menghela napas kesal.

Mereka melangkahkan kakinya menuju meja yang berada di pojok kantin. Sesekali mereka harus berdesakan karena ramainya kantin.

Kipas-kipas yang terpajang di beberapa sudut kantin tidak menghilangkan hawa panas di sekitar.

Mereka bertiga duduk dengan manis di meja paling pojok, Alvin mengipasi dirinya dengan kertas yang berada di atas meja.

"Kantin tumben rame."

Putra mengangguk, "gue males banget mesen makanan, rame."

Rian melirik stand makanan yang ramai oleh beberapa murid. Ia berdiri, merapikan bajunya yang sedikit kusut, "gue aja yang beli, kalian mau pesen apa."

"Biasa gue Yan."

Rian menatap ke arah Putra, "Put."

"Samain aja."

Rian mengangguk, melangkahkan kakinya menuju kerumunan para murid yang mengantri membeli makanan.

Alvin menyandarkan tubuhnya di dinding, menutup mulutnya dengan tangan saat menguap, "ngantuk gue."

"Hm."

Brakk

Alvin dan Putra tersentak, mendengus sebal saat tau siapa yang datang.

"Rian mana?!" Acha langsung duduk di kursi depan Putra, matanya melirik sekitar kantin. "Kok gak ada Rian."

Alvin mendengus, "ngapain ke sini, sakit mata gue liat lo."

Acha mengibaskan rambutnya ke belakang, "gak usah diliat."

Putra memutar bola matanya malas, "udahlah Vin, biarin aja. Paling nanti diusir sama Rian."

Acha berdecak sebal, "gak mungkin, Rian sayang sama gue."

"Masa?"

"Iya."

"Bodo."

Acha mendengus, ia tersenyum lebar saat melihat Rian melangkahkan kakinya ke arah meja mereka dengan membawa nampan.