✨ Part 48

1.4K 141 8
                                    

Aku sudah mulai mencoba untuk mundur. Untuk kamu, jangan mulai mencoba untuk mendekat lagi.
•••

Cantika menyandarkan tubuhnya pada dinding, memainkan game pada ponselnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cantika menyandarkan tubuhnya pada dinding, memainkan game pada ponselnya. Suara gaduh terdengar di kelasnya karena sedang tidak ada guru. Devina mengangkat kepalanya yang semula bersandar pada meja.

Ia mendengus kesal, "berisik, gue mau tidur gak bisa."

"Lagian dikasih tugas Dev, dikerjain. Jangan tidur, kalau misalkan nanti dikumpulin gimana tugasnya."

Devina mengibaskan tangannya, "biarin aja."

"Lo gak ngerjain Tik?"

Cantika menoleh ke arah Ambar, menganggukan kepalanya, "udah selesai."

"Liat dong, tinggal dua nomor lagi nih."

Cantika memberikan buku tugasnya pada Ambar, ia kembali melanjutkan kegiatannya.

Cklekk

Semuanya langsung terdiam, mereka menatap pada pintu yang terbuka. Menghembuskan napasnya lega saat bukan guru yang masuk ke dalam kelas.

"Gue kira guru, ternyata anggota OSIS."

Ambar mencolek bahu Cantika, "Rian tuh, kayanya lo gak bisa jauh dari dia."

Cantika mendengus, "gak usah lebay ya."

Ambar tertawa, "daripada lo main game terus, gue ledekin aja."

Cantika mendengus, ia mematikan ponselnya dan menaruhnya di laci meja. Memperhatikan saat anggota OSIS meminta perhatian satu kelas.

"Sehubungan dengan acara pemilihan ketua OSIS baru, saya sebagai ketua OSIS lama ingin memperkenalkan calon ketua OSIS kita." Ketua OSIS menatap ketiga calon yang berdiri di sebelah kirinya. "Ada tiga calon ketua OSIS kita, nanti saya akan mempersilahkan mereka membacakan misi dan visi mereka."

Alvin mengangkat tangannya, "kenapa gak di lapangan aja bacain visi misinya, kenapa harus di kelas?! Kaya ada kerjaan aja."

Ketua OSIS mengedikkan bahunya, "disuruh pembina OSIS, katanya kalau di lapangan dia gak yakin kita mendengarkan semua yang mereka bertiga ucapkan."

Alvin menjentikkan jarinya tanda setuju, "thats right, gue setuju sama lo. Tapi kalau kaya gini, lo menganggu waktu tidur gue."

Ketua OSIS mendengus, "ini sebentar kok, gak sampai sejam."

"Iyalah, udah cepetan. Biar gue lanjut tidur lagi."

[Bukan] Cinta Pertama Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang