✨ Part 28

1.9K 185 0
                                    

Aku tidak mengerti dengan semuanya, bahkan aku tidak mengerti dengan kemauan hatiku sendiri. Ia membuatku bingung karena keinginannya yang bertolak belakang dengan logikaku.
•••

Cinta bertepuk sebelah tangan sangatlah menyakitkan, jatuh cinta dengan seseorang sudah harus menanggung semua resiko

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Cinta bertepuk sebelah tangan sangatlah menyakitkan, jatuh cinta dengan seseorang sudah harus menanggung semua resiko. Jatuh cinta tidak selalu menyenangkan, tapi juga menyakitkan. Yang paling menyakitkan saat kita sudah terlalu berharap dan ternyata harapan itu adalah harapan kosong.


Dari awal Cantika memang sudah siap dengan resiko jatuh cinta, hanya siap di mulut tapi tidak dengan hatinya. Cantika selalu mengira jika patah hati tidak semanyakitkan yang dikira, hanya sebatas sakit dan setelah itu selesai. Sakitnya seperti jatuh dari sepeda tapi bedanya ini tidak berdarah.


Cantika menghembuskan napasnya pelan, matanya menatap ke arah dua orang berbeda gender di parkiran motor. Ia menumpukan dagunya pada pembatas balkon kelas.

Tersenyum miris, hatinya Kembali berdenyut saat melihat Tara dan Rian terlihat sedang bercanda.

Dalam hati ia tertawa miris, meratapi kisah cintanya sendiri. Tidak berjalan dengan baik, bahkan saat ia ingin berjuang semuanya terungkap.

Cantika menegakkan tubuhnya, melangkahkan kakinya menuruni anak tangga. Tangannya mencengkram tali tasnya dengan erat. Kepalanya tertunduk, kebiasaannya berjalan dengan kepala tertunduk.

Brukk

Cantika meringis, ia mengangkat kepalanya dengan tangan yang menyentuh keningnya.

"Maaf-maaf Tik, gak sengaja." Sang pelaku yang tak lain adalah Rian menatap Cantika bersalah. "Sakit ya?"

Cantika menggelengkan kepalanya, "gak kok, gakpapa."

"Maaf ya."

"Gue yang minta maaf, gue yang salah. Gue jalannya nunduk, jadi gak tau kalau ada orang."

Rian masih menatap Cantika dengan tatapan tidak enak, "beneran? Pasti sakit."

Cantika tersenyum tipis, menggelengkan kepalanya pelan, "gakpapa."

Hembusan napas lega terdengar, Rian tersenyum manis ke arah Cantika, "kenapa belum pulang?"

Cantika tersenyum, "nyari inspirasi."

"Buat novel?"

"Hm."

Rian terkekeh kecil, "kan gue minta bikinin novel kisah gue, kok sampai sekarang belum dibikinin?!"

[Bukan] Cinta Pertama Where stories live. Discover now