✨ Part 31

1.7K 173 0
                                    

Hati... Aku sudah lelah, tolong berhenti. Jangan membuat aku terjatuh untuk kesekian kalinya.
•••

Cantika termenung, matanya menatap jendela kelas dengan tatapan menerawang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cantika termenung, matanya menatap jendela kelas dengan tatapan menerawang.

"Tik."

Cantika menoleh, menatap ke arah Nabila yang duduk di sampingnya.

"Udah ya Tik, jangan berharap lebih lagi. Gue tau semuanya dari Alvin, berterima kasih banget gue sama dia. Karena dia sama Putra, lo sadar sama posisi lo."

Cantika menghembuskan napasnya pelan, "apasih Bil? Masih pagi."

Nabila berdecak sebal, "lupain Rian, dia itu pacarnya Tara. Lo gak ada niatan nikung temen lo sendiri kan?!"

Cantika menggelengkan kepalanya pelan, "kemaren dia minta temenin beli gitar, udah itu doang."

Nabila mendengus, "kenapa dia harus minta ke lo?! Kan ada Tara, kalau Tara gak bisa ya ajak aja Alvin sama Putra. Gak mesti harus ngajak lo."

Nita yang duduk di belakang meja Nabila dan Nita memajukan tubuhnya mendekat, "lagian ya Tik, lo udah gue tawarin cowo-cowo ganteng di wattpad gak mau. Sekali-kali liat aja di wattpad, banyak cowo-cowo gantengnya. Yang terpenting, gak sejahat gebetan lo."

Nabila menghela napas, "untuk kali ini gue setuju sama Nita, udah deh ya jauh-jauh dari Rian. Kalau semisal dia mendekat ke arah lo, lo lari aja. Kalau gak lo teriak maling, biar dia dipukulin warga."

Cantika mendengus, "dia temen gue, gue gak ada hubungan apa-apa sama Rian. Kemaren gue cuman nemenin dia doang, gak lebih."

"Di traktir."

"Iya oke, gue akan jauh-jauh dari Rian." Ia melirik sinis Nabila dan Nita bergantian. "Puas?!"

Nabila dan Nita menganggukan kepalanya setuju, "puas banget."
•••
Suara dering ponsel untuk kesekian kalinya terdengar, Putra menatap sang pemilik ponsel yang terdiam.

"Yan!! Angkat teleponnya, siapa tau penting!!"

Rian melirik Putra sekilas, tidak ada niatan untuk mengangkat panggilan masuk.

Alvin mematikan ponselnya, ia menatap Rian dengan tubuh menyandar pada dinding, "lo pacaran ribet banget sih?! Kalau emang udah gak suka sama Tara, putusin aja. Lo bisa jadian sama Cantika." Ia melirik ke arah ponsel Rian yang kembali berdering. "Itu Tara telpon lo daritadi, angkat aja. Siapa tau penting."

Rian menghembuskan napasnya pelan, tangannya mengangkat panggilan masuk dari Tara.

Ia beranjak, melangkahkan kakinya menjauh dari Putra dan Alvin.

[Bukan] Cinta Pertama Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang