5.2

523 146 61
                                    

Zeeb menginjakkan kedua kakinya pada rumput yang terlihat segar, menggelitik telapak kaki Zeeb yang telanjang. Dia berjalan perlahan sembari mengedarkan pandangan, menatap sekitar, dengan Ao mengikuti langkah di belakangnya.

Zeeb tidak pernah tahu ada padang bunga di tengah Hutan Dalam. Biasanya, mereka—Zeeb dan para pemburu lainnya—berhenti di percabangan hutan. Di sana ada cukup banyak hewan bururan untuk bisa ditangkap. Kalaupun masuk lebih dalam lagi, ke Hutan Dalam, mereka akan tiba di sisi lain hutan yang berbeda dengan tempat Zeeb berdiri sekarang ini.

Kalau diingat lagi, Zeeb tadi memasuki hutan memang bukan dari jalan setapak yang sudah dibersihkan jalurnya dari semak belukar lebat. Zeeb memasuki hutan begitu saja. Perempuan itu menoleh sedikit, menatap Ao.

Jadi, bagaimana Ao bisa menemukannya?

Ao mendongak, membalas tatapan mata Zeeb seolah tahu hati Zeeb tengah bertanya. Kedua mata biru harimau kumbang itu jernih, menatap tajam tanpa keraguan. Lensanya memantulkan birunya langit yang dipenuhi awan-awan yang berarak.

Entahlah. Zeeb sekarang merasa dia tidak lagi membutuhkan jawaban.

Zeeb kembali menatap sekitar. Padang ini cukup luas, dengan dilingkari oleh pepohonan hutan yang tumbuh berjajar di sekitarnya. Di tengah padang rumput yang hijau segar ini, tumbuh sebuah pohon besar yang sepertinya sudah tua, dengan daun-daun rindang yang melebar. Akar-akarnya yang besar muncul ke permukaan tanah.

Zeeb membungkuk, memetik sebuah dandelion. Dia memperhatikannya sesaat, kemudian menggoyangkannya pelan. Membuat benih-benih dari dandelion itu beterbangan, lalu terembus terbang oleh angin.

Padang itu terlihat penuh warna. Di satu sisi, tempat Zeeb berdiri sekarang ini, bunga-bunga tumbuh membentuk rumpun. Kuncup-kuncup berwarna kuning, putih, dan lainnya, tampak bermekaran dengan sehat. Di sisi lain, rumput-rumput setinggi mata kaki tumbuh dengan segar, berwarna hijau terhampar.

Zeeb melangkahkan kaki. Dia mendekat ke kali kecil, yang dia duga terhubung dengan kali yang tadi sempat dilihatnya di hutan.

Kali itu mengalirkan air jernih. Batu-batu kalinya terlihat jelas bertumpuk di dasar. Ada satu atau dua ikan kecil berwarna oranye yang berenang pelan di aliran sungainya yang tenang.

Zeeb mengulurkan tangannya menyentuh air sungai. Terasa dingin dan menyegarkan. Segera saja, Zeeb membasuh wajahnya dengan air itu.

Puas membasuh wajah, Zeeb mundur, lalu duduk tak jauh dari tepian kali. Ao mendekatinya, duduk tepat di sebelahnya. Daun-daun yang melebar dari pohon di tengah padang, mencapai hingga atas kepala keduanya. Melindungi mereka dari sinar matahari yang datang dari arah timur. Matahari di belakang mereka yang sekarang sudah bergerak semakin naik.

Zeeb merenung ditemani angin yang berembus lembut. Hatinya kembali teringat akan kebimbangan antara Karo atau Ath. Kalau saja bapaknya masih hidup kini, Zeeb mungkin tak ada bedanya dengan gadis lain di kampungnya, yang paling kuat hanya mampu mengangkat tiga bongkok kayu bakar. Zeeb mungkin tak akan menjadi secakap kini, hingga bisa bergabung dengan tim berburu. Zeeb, mungkin tidak akan ada pada dilema ini.

Zeeb mengembuskan napas. Dia meraih sebuah batu, lalu melemparkannya ke sungai. Membuat riak yang semakin melebar. Tapi kemudian sesuatu menarik perhatiannya, yang kemudian membuatnya tertegun.

Sebuah garis merah menggores di tangannya. Memanjang mengikuti nadi. Mungkin, itu adalah apa yang dia rasakan nyeri tadi. Sepertinya terkena duri dari belukar liar. Tapi bukan itu yang membuat Zeeb tertegun, karena merah dari garis itu hanyalah darah yang sudah membeku, sudah tidak meneteskan darah sama sekali.

Yang membuat Zeeb tercekat adalah, garis itu melintang tepat di sebuah simbol. Simbol yang sudah ia dapatkan sejak lahir. Simbol dari perkampungannya. Dan penampakan simbol yang bergaris seperti sekarang ini, bisa melambangkan pengkhianat perkampungan.

Dengan keadaan ini, Zeeb tidak bisa kembali ke perkampungan. Zeeb tahu, orang-orang akan percaya jika Zeeb mengatakan tergores belukar. Bahkan jika ada yang meminta bukti, Zeeb bisa meminta dukun untuk membuktikannya. Tapi, tidak bisa. Hal seperti ini seperti mencoreng nama Zeeb. Membuat aib. Dan keluarga Zeeb. Dan almarhum ayah Zeeb.

Zeeb harus bersembunyi sampai lukanya sembuh. Harus bersembunyi. Tapi, dimana?

Zeeb menghela napas. Menyesal meninggalkan kain tangannya di rumah Karo karena emosi. Kain yang biasa membungkus pergelangan tangannya untuk melindungi simbol itu. Kain yang sama yang dipakai orang-orang di perkampungannya.

Mungkin ini saatnya Zeeb berkelana? Keluar dari perkampungan dan menjelajah ke dunia luar, dunia yang baru? Mencari dan menemukan kehidupan yang baru? Menantang bahaya yang dia tidak pernah tahu?

Tapi bagaimana dengan mamaknya? Bagaimana dengan Aus? Apakah Zeeb cukup tega untuk meninggalkan mereka? Apakah mereka akan baik-baik saja tanpa Zeeb? Siapa yang akan berburu? Aus saja sudah cukup? Beranikah ia?

Apakah tidak apa-apa pergi tanpa pamit? Menghilang begitu saja?

Bagaimana dengan Karo? Jika Zeeb tiba-tiba menghilang, apakah dia akan menyerah? Apakah Karo kemudian akan memilih Ath?

Tunggu, bukankah itu ide yang bagus. Zeeb menghilang, Karo menyerah, Ath menjadi kepala perkampungan, dan kemudian Zeeb pulang. Dan kemudian segalanya akan kembali seperti sedia kala. Hidup Zeeb kembali damai tanpa perlu berselisih paham dengan Karo.

Punggung Zeeb tiba-tiba menegak saat mendengar rumput-rumput di belakangnya terdengar bergemerisik tergesek sesuatu. Berirama, seperti langkah kaki.

Zeeb langsung berbalik, merendahkan punggung dengan posisi nyaris sama seperti saat Ao mengincar mangsanya, dengan salah satu kaki sedikit diluruskan, dan salah satu tangan yang bergerak cepat memegang sesuatu di balik kain yang melingkar di pinggangnya.

Namun, Zeeb mengernyit. Apa itu? Siapa itu?

Sosok itu, sosok yang tidak pernah Zeeb lihat sebelumnya, mengulaskan sebuah senyuman yang tidak pernah Zeeb tahu apa arti di baliknya.

|°|°|

Fun facts:
Saya bakal sibuk ujian tapi ntah kenapa saya nggak ada motivasi buat belajar 😂😂

Doain aja saya lulus ujiannya hasilnya bagus, ya 😂😂😂

//psst, ini lebih ke curhat daripada funfanct wkwk

240220-rev

[Para] Tentara LangitOnde as histórias ganham vida. Descobre agora