013 - Acacio Academy

693 106 57
                                    

"Ergo!"

"Ya, Kapten!"

"Kamu sudah selesai dengan tugas dari kepala sekolah?"

"Siap! Sudah, Kapten!"

"Jangan lupa persiapan untuk ujian para ksatria penjaga. Aku tidak ingin ada kesalahan."

"Siap! Dimengerti, Kapten."

"Oa! Kamu terlambat!"

"Siap! Kesalahan saya, Kapten!"

"Laporkan informasi mata-mata ke saya secepatnya."

"Siap! Dimengerti, Kapten!"

"Viar! Jangan pejamkan mata!"

"Siap! Maafkan saya Kapten!"

"Ingat kamu bukan lagi dari Ballard. Kamu adalah Acacio Academy di sini! Jangan mentang-mentang lalu merasa diistimewakan!"

"Siap! Dimengerti Kapten!"

"Selebihnya, kalian yang akan menangani. Terutama kamu, Ergo! Jangan sampai ada kekacauan selama aku memberikan laporan."

"Siap! Dimengerti Kapten!"

"Bubar! Jalan!"

Ergo, Oa, dan Viar berbalik bersamaan dengan gerakan tegas yang menciptakan suara hentakan keras dengan lantai. Ketiganya perlahan berjalan dalam diam meninggalkan ruang pertemuan.

Ergo menunggu hingga rasa panas di punggungnya akibat pelototan sang Kapten menghilang, lalu menoleh menatap Oa dan Viar.

"Kuharap perjalananya untuk memberi laporan tidak beres jadi dia kembali lebih lama," gumam Oa.

Mendengar itu, Ergo jadi menatapnya curiga. Perjalanan memberi laporan pada Kapten Tentara Langit dan Kapten Penjaga Bumi memang bukan hal yang cepat, tetapi seharusnya tidak menemui banyak halangan.

"Jangan mencari mati," ucap Ergo memperingatkan. Jika Oa berulah dan ketahuan, pemuda itu benar-benar akan habis. Bukan hal yang kecil jika bermain-main dengan para kapten Acacio.

Oa hanya tersenyum penuh arti, dengan kedua mata yang tetap saja seperti garis.

"Kamu pikir ini adalah hal-hal dimana aku bisa bermain? Jangan khawatir. Aku hanya berdoa, tidak melakukan apa-apa," jawab Oa, lalu berlalu.

Ergo mengembuskan napas. Oa sangat tidak bisa ditebak. Dia selalu tersenyum tetapi Ergo tahu, itu bukan senyuman ramah. Bahkan Ergo sendiri, terkadang masih tidak bisa untuk tidak curiga kepada Oa. Kalau saja dia adalah seorang penjahat, Ergo tidak yakin bisa mengakali kepintarannya. Kelicikannya.

"Dia tidak akan melakukan apapun."

Ergo beralih pada Viar yang mendekatinya sembari menguap.

"Aku akan mengawasinya, seperti biasa. Kapten akan segera turun jabatan, sebaiknya kamu mempersiapkan diri untuk mengucapkan selamat tinggal pada waktu luangmu yang memang hanya sedikit," goda Viar dengan wajah tanpa dosa.

"Jangan lupa hubungi Z3. Pastikan dia lebih jeli dan segera memberi laporan konfirmasi jika ada yang janggal di sekitarnya. Aku tidak ingin ada penyusup dan mengacaukan ujian nanti," ucap Ergo mengabaikan ejekan Viar. Viar mengangkat bahu.

"Dia mungkin sekarang sedang bermain-main," balas Viar, lalu berlalu.

Ergo hanya menatap kepergiannya dengan pikiran kalut. Kenapa tidak ada satupun rekannya yang bisa benar-benar diandalkan di saat seperti ini?

Oa, dia sama sekali tidak bisa diganggu. Dia tidak pernah bekerja di bawah perintah. Dia hanya akan melakukan apa yang ingin dia lakukan. Ergo justru harus menjaga dan mengawasi dengan ketat agar tidak ada sesuatu yang buruk menarik perhatian pria itu. Kalau dia sampai tertarik pada suatu konspirasi jahat, ah, semuanya akan menjadi sangat mengerikan.

Viar. Pria bumi yang mudah mengantuk itu juga sangat mudah menyepelekan hal-hal disekitarnya. Ergo sama sekali tidak menyangsikan kekuatannya, berhubung dia terbukti dapat menjadi bagian dari anggota inti ksatria penjaga. Tetapi, sikapnya itu, astaga. Sangat tidak mencerminkan Acacio Academy.

Z3. Athin. Mata-mata yang sekarang menyamar menjadi penjaga tingkat Z itu juga hanya bermain-main saja kerjaannya. Ergo tahu dia memang orang yang humoris. Tetapi kehumorisannya benar-benar tidak tahu tempat dan aturan. Belum lagi, tentang hobinya yang suka menggoda wanita-wanita. Benar-benar tidak bisa dipercaya dia adalah lulusan Acacio Academy.

"Pak. A2 menghadap!"

Ergo berbalik dan membalas hormat dari salah satu penjaga bawahannya di tingkat A.

"Lapor. Kepala sekolah ingin menemui Anda."

Ergo mengernyit.

"Laporan diterima."

A2 memberi hormat sekali lagi, sebelum berbalik lalu pergi. Ergo kemudian bergegas menuju ruang kepala sekolah, padahal dia juga harus segera mengecek lokasi dan mencari kepala penjaga jurusan spiritual, meminta untuk memasang ulang penghalang di sekitar lapangan ujian.

Tidak tidak. Ergo harus menemui Kepala Sekolah lebih dulu. Kepala sekolah lebih diutamakan dari hal lainnya. Terutama, jika Kepala Sekolah memanggil Ergo secara pribadi. Pasti berhubungan dengan ketujuh tamunya tahun ini, berhubung Ergo memang bertanggung jawab atas penjemputan dunia lain kali ini.

Ergo yakin kepala sekolah memanggilnya untuk memberinya kabar yang tidak buruk. Daripada yakin, Ergo sebenarnya sedang berharap. Apa ya, harapan yang bagus?

Mungkin, berita bahwa ketujuhnya sudah memilih jurusan tentara langit?

Astaga, harapan yang terlalu muluk sekali. Sangat-sangat muluk, berhubung ini bahkan belum ada seminggu sejak mereka datang.

Dua tahun lalu saja, hanya ada dua tamu dan keduanya butuh waktu dua bulan untuk memilih tentara langit.

Tahun Viar, lebih parah lagi. Dari lima tamu, hanya empat yang kembali. Viar dengan pedenya memilih jurusan ksatria di hari pertama.

Tahun ini, tujuh. Jumlah yang cukup banyak. Ergo tidak yakin akan mudah mengawasi mereka, berhubung dengan melihatnya saja, Ergo yakin ketujuh orang itu bukan orang yang akan mudah ditangani.

Tetapi, ketujuhnya punya krisis kepercayaan sih. Kecuali Atreo, tentu saja. Melihat Elsi langsung memilih tentara langit, yang lain sepertinya akan terpengaruh. Lagi-lagi kecuali Atreo, tentu saja. Sepertinya sih, ada harapan mereka bertujuh akan bisa kembali ke dunianya. Atau mungkin, mereka berenam. Ah tidak, semoga bertujuh.

Masih sembari berjalan cepat menuju ruang kepala sekolah, Ergo memejamkan mata beberapa saat untuk berdoa. Semoga, setelah bertemu dengan kepala sekolah, beban di pundaknya sedikit berkurang.

Semoga, entah apa yang terjadi, ketujuhnya sudah terdaftar sebagai murid persiapan jurusan tentara langit.

Semoga, entah apa yang terjadi, ketujuhnya sudah membuka gerbang pertama akses untuk jalan pulang ke dunianya masing-masing.

Semoga.

-End-

|°|°|

31Dec20-rev

[Para] Tentara LangitWhere stories live. Discover now