001- Acacio Academy

854 159 73
                                    

Lorong lantai dua tampak berpendar lembut di tengah malam, memberi penerangan hangat di antara kegelapan. Dinding-dinding hitam yang berukiran keemasan tampak begitu mewah, begitu berharga, begitu luar biasa. Berapa lamapun melihatnya, rasanya Aalisha tidak akan pernah bisa berhenti untuk merasa takjub.

Gadis itu melangkahkan kakinya ringan di atas keramik putih dengan pola retakan yang tersusun rapi di sepanjang lorong. Pakaian dan tubuh yang sebelumnya basah sudah mengering sejak lama, membuat rambutnya yang kemerahan kini bergoyang-goyang mengikuti irama gerak tubuh. Di samping kanannya, Zeeb berjalan dengan tenang dan mantap. Langkahnya yang lebar nyaris setara dengan dua langkahan kaki kecil Aalisha, membuat gadis itu semakin merasakan perbedaan ukuran fisik di antara mereka.

Zeeb adalah seorang perempuan yang sangat tinggi. Aalisha harus mendongak hingga pegal jika ingin mengajaknya berbicara dari jarak sedekat ini. Ujung kepala Aalisha bahkan tidak mencapai bahunya. Beruntung, Zeeb tidak banyak berbicara. Sejauh ini, dia baru dua kali (menurut Jaac) mengeluarkan suara, ketika menyebutkan namanya. Sekali, ketika Jaac yang bertanya. Kali lainnya ketika Aalisha yang bertanya.

Sementara Jaac, seorang laki-laki berambut panjang yang diikat cepol di belakang tempurung kepala, serta berkalungan sesuatu di lehernya, adalah seseorang yang sangat berbanding terbalik dengan Zeeb. Sejauh yang Aalisha amati, Jaac adalah yang terlihat paling antusias di antara mereka. Dia tidak tampak kebingungan dan dia juga sangat banyak berbicara. Dia terlihat sama sekali tanpa keraguan. Padahal, melihat busananya yang tampak aneh, Aalisha yakin Jaac juga adalah seorang pendatang seperti dirinya, entah berasal dari dunia mana. Melihatnya yang begitu percaya diri dan tidak linglung setelah berpindah secara ajaib dengan sihir, membuat Aalisha segera merasa lebih baik juga.

Aalisha mendongak, menatap langit-langit lorong yang melengkung, menyadari adanya ukiran-ukiran juga di atas sana, tampak lebih samar, mungkin karena malam. Hari yang sedikit aneh jika mengabaikan fakta bahwa Aalisha baru saja berpindah dunia. Langit sudah beranjak gelap padahal sebelum memasuki kastil, hari masih cukup terang. Aalisha yakin tidak salah ingat. Tadinya, di atas kapal, dia tengah bertempur di kegelapan malam di lautan, karena itu Aalisha terkejut ketika tiba di tempat ini, langit menunjukkan biru muda dengan awan-awan putih yang berarak. Aalisha amat sangat yakin bahwa belum lama tadi waktu di tempat ini masih menunjukkan siang.

Apa sebegitu lamanya mereka di dalam aula, hingga malam telah beranjak?

Tadi di aula, ada seorang pria berambut nyaris putih seluruhnya mengaku sebagai kepala sekolah. Beliau memberi sambutan, singkat saja, tetapi Aalisha langsung takjub karena bisa merasakan wibawanya yang luar biasa hebat. Dan ajaib, semenjak beliau mengucapkan kata pertamanya, Aalisha secara mendadak bisa memahami apa yang beliau katakan. Entah bagaimana, Aalisha bahkan bisa berbicara dengan bahasa yang belum pernah dia dengar sebelumnya itu.

Dan begitulah mereka bertujuh bisa berkomunikasi dengan baik setelahnya. Berbicara dengan bahasa yang sama seperti yang digunakan kepala sekolah, menembus barier perbedaan bahasa ibu mereka.

Setelah kata sambutan dan berbagai penyampaian informasi serta pengumuman dari—mungkin—guru-guru lain di samping kanan kiri kepala sekolah, kepala sekolah sempat mengumumkan beberapa nama yang diminta untuk mengunjungi beliau di ruang kepala sekolah. Setelah itu, beliau, para guru, beserta mimbar hebatnya, menghilang entah kemana.

Jadi, di sinilah Aalisha sekarang, bersama enam teman barunya, menyusuri lorong mencari ruang kepala sekolah. Jaac, seperti yang sudah Aalisha bilang, amat sangat antusias, dan secara sepihak memutuskan untuk memimpin perjalan tanpa keraguan. Ketika mereka beberapa kali menemukan persimpangan lorong, setelah berpikir dan mempertimbangkan entah apa, Jaac kemudian memutuskan ke lorong mana mereka seharunya berbelok dengan amat sangat yakin. Keyakinan luar biasa yang membuat Aalisha dan yang lain mau tidak mau mengikutinya. Tidak ada yang mempunyai ide yang lebih baik daripada mengikuti Jaac.

[Para] Tentara LangitWhere stories live. Discover now