PERCIKAN CEMBURU

878 151 7
                                    

********

"Kau pergi ke rumah Boyoung tadi? Apa kau bertemu saudara barunya? Eomma dengar dia seusia dengan Boyoung? Bagaimana dia? Apa cantik? Siapa namanya? Shin ...hee?"

Yonghwa terkekeh pelan. Ia baru saja menginjakkan kaki di kamarnya ketika sang ibu tanpa permisi masuk dan memberondongnya dengan berbagai macam pertanyaan.

"Eomma, kau tahu kau sangat cantik. Tapi kecantikanmu berkurang saat cerewet seperti ini."

"Ck, kau terlalu pandai memuji. Jawab saja pertanyaan eomma."

Yonghwa kembali terkekeh. Ibunya terkadang bisa sangat menggemaskan saat penasaran seperti ini. "Iya aku pergi ke rumah Boyoung dan bertemu dengan saudara barunya. Kami pergi ke taman bermain bersama. Dia seumuran dengan Boyoung, satu sekolah dan bahkan satu kelas. Dan namanya Shinhye, Eomma. Park Shinhye, bukan Shinhee."

"Apa dia cantik?" Nyonya Jung mencoba mencari tahu lebih dalam. Insting sebagai seorang ibu membuatnya merasa ada yang berbeda saat Yonghwa menjelaskan gadis baru itu.

Yonghwa mengiyakan. "Cantik. Tapi tidak ada yang lebih cantik daripada Eomma."

"Euh! Bagaimana mungkin kau menggombali ibumu sendiri!"

"Aku tidak menggombal, Eomma."

Bagi Yonghwa ibunya memang wanita tercantik di muka bumi ini. Lee Ilhwa di usianya yang menginjak hampir setengah abad masih tetap menawan.

"Kau harus segera mencari istri agar berhenti menggombali ibumu!" Tukas Ilhwa.

Tawa kecil Yonghwa kembali terdengar. "Putramu baru akan menginjak 20 tahun, Ibu. Apa kau ingin cepat-cepat dipanggil nenek cantik?"

"Anak nakal!"

Ilhwa memukul pelan bahu Yonghwa. Putra semata wayangnya ini memang suka sekali menggoda dirinya. "Sudah cepat ganti bajumu. Jangan mandi terlalu malam, mengerti?"

"Siap, Nyonya Jung!"

Yonghwa memberikan hormat ala tentara membuat Ilhwa kembali tertawa sebelum keluar dari kamar putranya.

********

Akhir pekan berjalan begitu cepat. Hari pertama di awal minggu bertepatan dengan hari baru di bulan Oktober. Bagi sebagian besar siswa tingkat akhir di SMA Korea, bulan-bulan ini menjadi waktu yang sangat berat. Dalam hitungan minggu mereka akan mengadakan ujian masuk perguruan tinggi, CSAT. Bagi sebagian besar siswa, ujian itu adalah hidup dan mati dari masa depan mereka.

Shinhye melangkahkan kaki menuju ke ruang guru. Guru Yoo adalah orang pertama yang ingin ditemui setibanya ia di sekolah. Shinhye tersenyum kala menemukan wali kelasnya tengah duduk di kursi sambil memeriksa hasil pra-ujian minggu lalu. 

"Shinhye?"

Guru Yoo tampak terkejut dengan kehadiran Shinhye di pagi hari seperti ini. Biasanya gadis itu selalu datang terlambat karena harus membantu orangtuanya dulu.

"Kau tidak .... Ah iya! Ibu lupa!" Guru Yoo memukul kepalanya pelan. Ia hampir saja lupa bahwa Shinhye tidak perlu lagi bekerja karena diadopsi oleh keluarga kaya raya. "Ibu dengar kau dan Boyoung bersaudara sekarang. Pasti menyenangkan memiliki saudara seumuran."

Shinhye tersenyum sekenanya menanggapi perkataan tersebut. Rumor dan gosip memang paling cepat menyebar. Apalagi jika itu menyangkut orang terkenal seperti keluarga Park.

Shinhye memilih untuk segera menyatakan tujuannya untuk datang. Ia tidak ingin membahas apapun yang berhubungan dengan keluarga barunya. "Ssaem, aku ingin mengajukan pendaftaran kuliah."

GOOD PERSONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang