TEMAN (?)

851 154 8
                                    

*********



Seumur hidup Boyoung tidak pernah bertemu orang lain yang lebih buruk daripada Shinhye. Ia memang bukan seorang malaikat yang baik pada semua orang, tapi hanya Shinhye-lah yang bisa membuat hatinya dipenuhi kebencian yang teramat sangat.

Bukan hanya terkesan dingin, saudara angkatnya itu juga punya tingkat kesombongan yang amat tinggi, angkuh serta tak tahu diuntung. Setidaknya seperti itulah Shinhye di matanya.

Tapi, bukan itu alasan Boyoung tidak menyukai Shinhye. Satu-satunya alasan kenapa ia begitu membenci wanita itu adalah karena Yonghwa selalu saja memperlakukannya dengan istimewa. Boyoung bahkan masih ingat bagaimana tatapan Yonghwa pada Shinhye saat pertama kali mereka bertemu sepuluh tahun lalu.

Dan hari ini, ia melihatnya lagi. Tatapan yang sama. Sorot mata yang sama, yang tidak pernah Yonghwa tujukan kepada orang lain kecuali wanita itu saat Shinhye diantar pulang tadi. Entah apa yang telah terjadi di Busan selama tiga hari mereka bersama.

"Apa yang sebenarnya kau rencanakan?"

Shinhye yang baru saja keluar dari kamar mandi hampir saja melompat kaget melihat kehadiran Boyoung di kamarnya. Wanita muda itu duduk di sofa kecil yang berada di dekat ranjang.

Segera saja Shinhye memperbaiki ekspresi wajah, tetap datar tanpa bisa terbaca. "Apa kau tidak punya sopan santun?"

"Ini rumahku dan aku berhak berada di ruangan mana pun yang aku mau," balasnya arogan.

Shinhye tertawa sinis. Sikap nona muda manja yang tidak tahu apa-apa ini selalu membuatnya muak. "Kau bebas berkeliaran di mana pun, tapi tidak di kamarku. Dan jangan lupakan satu hal, Boyoung-ssi, seorang Park Shinhye juga punya hak yang sama di rumah ini."

"Kau...."

Boyoung mendesis geram. Pandangan matanya tajam menusuk, tapi Shinhye tidak peduli. Ia mengabaikan wanita itu dan menyibukkan diri di depan meja rias.

Tidak tahan, Boyoung beranjak dari kursinya. Menarik kuat bahu Shinhye hingga berbalik ke arahnya. "Yak!" Kemarahannya mencapai ke ubun-ubun.

"Katakan alasanmu yang sesungguhnya? Kenapa kau kembali? Apa kau ingin menggoda Yonghwa oppa? Karena itu kau kembali ke Korea dan memutuskan bekerja di Skyway group, begitu?"

"Kau gila!"

Dengan kasar Shinhye melepaskan cengkraman wanita itu. Ia mendengus keras. Tuduhan Boyoung terdengar tidak masuk akal. Layaknya tokoh maniak dalam drama makjang yang tayang di pagi hari.

Wanita itu memang tidak pernah mendapatkan peran utama dan selalu berakhir sebagai second lead dengan karakter yang menyebalkan. Jadi mungkin saja Boyoung sudah terkontaminasi akibat terlalu banyak mengambil peran seperti itu.

Shinhye menarik napas dalam lalu mengembuskannya. Terus berulang beberapa kali untuk meredakan amarah. Ia sangat lelah setelah tiga hari melakukan perjalanan bisnis ke Busan. Hari sudah malam ketika Yonghwa mengantarnya pulang ke rumah. Dan yang diinginkan Shinhye sekarang hanyalah tidur dengan nyenyak. Besok ia sudah harus ke kantor untuk mempersiapkan presentasi hasil kunjungan kerja di depan para pimpinan perusahaan.

"Park Boyoung, aku tidak punya waktu meladeni cemburu butamu. Maaf saja, aku tidak pernah tertarik dengan Yonghwa oppa-mu. Jika dia tertarik padaku dan bukan padamu, maka salahkan dirimu sendiri yang tidak punya pesona."

"Yak!" Boyoung meradang. Sebuah tamparan keras didaratkan di pipi Shinhye. Wanita itu tidak sempat bereaksi karena kejadiannya berlangsung amat cepat.

GOOD PERSONWhere stories live. Discover now