Awal Sebuah Pertemanan

882 149 8
                                    

**********

Teman.

Kata itu adalah sebuah pintu yang membuka jalan untuk hubungan yang baru. Ada banyak hal yang berubah dari dua anak manusia yang akhirnya sepakat berteman. Salah satu yang paling sederhana adalah kala mereka bertukar senyum saat berpapasan. Ditambah sapaan nama yang hangat. Bukan lagi Direktur Jung atau Manajer Park.

"Apa besok kau bisa menemaniku?"

Shinhye menghentikan langkahnya sesaat. Ia dan Yonghwa tidak sengaja bertemu di depan lift saat pulang kantor, jadi mereka sekarang berjalan beriringan menuju tempat parkir. Satu lagi hal yang berubah. Jika ini terjadi sebelumnya, Shinhye pasti akan mati-matian menghindar, namun kali ini ia santai saja meski harus berjalan berdua.

"Mau ke mana?"

"Membeli bibit tanaman untuk eomma. Karena hadiah yang kau berikan minggu lalu dia jadi ketagihan untuk menanam bunga."

Shinhye terkekeh kecil. "Kau menyalahkanku?"

"Tidak juga. Tapi kau harus bertanggung jawab. Aku tidak begitu paham soal tanaman."

Shinhye berpikir sejenak. Mengingat jadwal kegiatannya esok Sabtu. Hanya ada janji siang hari bersama Jonghyun setelah itu ia punya cukup waktu luang. "Baiklah. Besok sore?" Tawarnya.  

Yonghwa mengangguk setuju. "Bagaimana jika sekalian makan siang bersama?" Ia mengajukan penawaran baru. Jantungnya tiba-tiba berdetak lebih cepat. Harap-harap cemas menanti jawaban Shinhye.

"Maaf. Aku sudah ada janji."

"Oh."

"Baiklah. Tidak apa-apa." Yonghwa berusaha menyembunyikan kekecewaan. Aneh, kenapa juga ia harus kecewa?

"Hati-hati di jalan," ujarnya saat Shinhye sudah masuk ke dalam mobil.

Wanita itu melambaikan tangan sebelum melajukan mobilnya. Yonghwa hanya tersenyum kecil melihat kepergian mobil putih itu. Lagi, hari ini ia merasakan sesuatu yang berbeda saat bersama Shinhye.

**********

Shinhye menemukan sosok pria itu tengah bersenda gurau dengan seorang wanita cantik dengan paras perpaduan asia dan eropa. Tampaknya mereka berdua tidak sengaja bertemu di kafe ini. Pasalnya wanita yang mungkin lebih muda beberapa tahun darinya itu berbicara sambil berdiri, sedang Jonghyun duduk diam di tempatnya. Tidak ingin mengganggu, Shinhye memilih berdiri menunggu di dekat konter kasir. Baru saat sang gadis blasteran beranjak pergi, ia melangkah mendekat.

"Terlambat lima belas menit." Jonghyun mengoceh saat Shinhye telah duduk di hadapannya.

"Hanya lima menit," sanggahnya. "Aku sudah datang sejak sepuluh menit lalu."

Alis pria itu terangkat tak percaya. Beberapa saat kemudian pelayan datang membawakan segelas iced capuccino, kesukaan wanita itu. Shinhye tersenyum penuh kemenangan. Minuman yang baru saja dibawakan seolah menjadi bukti dari kata-katanya barusan. Bahwa ia memang sudah datang sejak beberapa lama dan bahkan sudah sempat memesan minum langsung di konter.

"Kenapa tidak langsung menemuiku?" Tanya Jonghyun penasaran.

"Hanya tidak ingin mengganggu kesempatanmu berkenalan dengan gadis blasteran tadi."

"Kathleen?" Jonghyun mengkonfirmasi. Shinhye hanya mengangkat bahu. Ia tidak tahu nama gadis itu. "Astaga, dia teman lamaku."

"Teman lama?" Tampaknya wanita itu sama sekali tidak percaya. Lebih tepatnya ia ingin menggoda Jonghyun. Pria itu adalah seorang player kelas kakap saat mereka kuliah dulu. Maklum, berwajah tampan dan berasal dari keluarga kaya raya, syarat utama seorang cassanova.

GOOD PERSONWhere stories live. Discover now