PERGI

817 164 10
                                    


Percaya deh, semakin banyak vote semakin bersemangat saya untuk menulis 😊

********

Dua hari lamanya Shinhye mengurung diri di kamar. Tidak keluar sama sekali. Ia hanya membuka pintu untuk mengambil makanan yang diantar oleh pelayan. Itu pun seringkali tidak dihabiskan. Setelah melewati dua malam untuk berpikir, akhirnya pagi itu Shinhye keluar dari tempat persembunyiannya.

Jisung, Sungryung dan Boyoung tengah sarapan dalam diam. Semenjak Shinhye mengurung diri di kamar suasana rumah itu menjadi muram. Boyoung yang belum mengetahui apapun hanya bisa menyumpah pada Shinhye. Dianggapnya gadis itu sebagai perusak dari semua hubungannya dengan orang-orang yang ia sayangi.

"Shinhye!" Sungryung begitu senang saat melihat Shinhye datang ke ruang makan. "Ayo duduklah. Kau mau sarapan apa? Nasi? Atau roti? Bibi Kim, ambilkan mangkuk dan piring baru untuk Shinhye."

"Tidak perlu." Shinhye memotong Sungryung yang begitu bersemangat. "Aku hanya ingin berbicara dengan kalian berdua."

Jisung dan Sungryung saling melirik cemas satu sama lain. Tahu jelas topik pembicaraan yang akan terjadi nanti. Kegelisahan mereka begitu terlihat sampai Boyoung yang biasanya tidak pernah peka saja bisa menyadarinya.

"Apa yang ingin kalian bicarakan? Apa aku tidak boleh tahu?" Tanyanya kesal. Ia benci bila ada orang yang menyimpan rahasia darinya.

Shinye tersenyum dingin. Jika saja Boyoung tahu kebenaran status mereka yang tertukar, apakah gadis itu masih bisa bersikap sombong seperti ini?

"Tidak. Kau boleh mendengarnya jika kau mau."

Sungryung dan Jisung menegang mendengar kalimat bernada ancaman itu. Sampai saat ini mereka masih belum siap jika harus memberitahu yang sebenarnya pada Boyoung. Jika Shinhye saja sampai mengurung diri setelah mengetahui rahasia itu, Boyoung bisa bereaksi lebih parah lagi.

Karena itu baik Jisung dan Sungryung sepakat agar tetap menyembunyikan hal ini dari Boyoung. Mereka tidak ingin masalah ini semakin besar dan rumit.

"Shinhye, lebih baik kita berbicara nanti setelah kau pulang sekolah. Ayo kita sarapan dulu. Kau dan Boyoung akan terlambat jika tidak cepat bergegas."

"Tidak Eomma. Biarkan dia mengatakan apa yang dia mau sekarang." Boyoung menantang.

"Boyoung-ah...."

Sungryung mencoba agar Boyoung berhenti berulah. Ia khawatir Boyoung akan lepas kendali dan menyulut amarah Shinhye. Tanpa tahu bahwa setiap kata yang keluar dari mulutnya bisa jadi bumerang yang balik menyerang.

"Cepat katakan!'

Shinhye tersenyum sinis. "Baiklah jika kau mau mendengarnya. Aku..." Ia menahan kalimatnya. Matanya menatap dingin pada Sungryung dan Jisung yang tampak tegang. Ia masih bisa melihat ekspresi memelas dari Sungryung. Wanita paruh baya itu menggeleng lemah, memohon agar Shinhye tidak memberitahukan semuanya pada Boyoung.

Kekecewaan yang coba dihalau datang lagi. Tepat seperti dugaan, orangtua kandungnya masih berusaha keras menutupi kenyataan dari Boyoung. Semua rahasia ini memang dimaksudkan hanya untuk melindungi gadis manja itu.

"Shinhye...." Ujar Sungryung memelas. Ia berharap gadis itu akan merubah pikirannya.

Shinhye menarik napas dalam. Matanya mulai memerah. Ia tidak kuat lagi. "Aku ingin melanjutkan kuliah di luar negeri."

********

Jonghyun menemukan sosok itu sedang duduk sendirian. Diam di bangku taman sekolah yang berada tepat di bawah pohon rindang. Sepasang earphone melekat di kedua sisi telinganya. Matanya menutup rapat, mungkin tertidur atau sedang menghayati lagu yang ia pasang.

GOOD PERSONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang