6 - 2015 Pt.2

916 99 10
                                    

Hening, suara rintik hujan terdengar jelas dipendengaranku, membasahi bumi tanpa henti

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.


Hening, suara rintik hujan terdengar jelas dipendengaranku, membasahi bumi tanpa henti. Seakan tak ada satu tempatpun di kota kecil ini yang tidak ingin ia jamah.

"Jungkook lagi sakit, jadi dia engga datang" Jelas seseorang yang sekarang ini sedang berteduh di salah satu pinggiran cafe bersamaku, Park Jimin.

"Aku engga nungguin ko" Sanggahku sembari memperhatikan hujan.

Tak. Dia menjitak keningku.

"Aww-! Sakit tau" Ringisku sontak mengusap jidatku pelan, tak lupa dengan tatapan sinis.

"Dasar Tsundere" ledeknya, tanpa menatapku, mungkin dia pikir hujan lebih menarik daripada berdebat.

Entah mengapa sejak saat itu aku dan Jimin oppa menjadi teman dekat. Hari-hari tanpa kejutan dari Jeon Jungkook diisi oleh kehadiran tak terduga dari Park Jimin.

Sepulang sekolah tiba-tiba saja Jimin oppa menungguku di gerbang sekolah, bersender di salah satu dinding sekolah dengan jas sekolah khas anak SMA yang dia jinjing. Menatap sinis kedatanganku dengan tatapan 'Kenapa lama sekali!'

Kami berdebat untuk waktu yang panjang dan diakhiri dengan protesan pak satpam yang akan menutup gerbang sekolah. Berjalan terpisah tetapi berakhir di kedai ice cream yang sama.

"Heh! Makannya engga usah buru-buru" Ledek Jimin oppa sembari menyeka beberapa ice cream di pipiku.

"Engga buru-buru tapi kalo masih banyak nanti dipinta lagi" Ledekku sambil menjulurkan lidah, dan dia hanya menghela nafas. Bagaimanapun kami tidak bisa berdebat di dalam kedai atau tidak kami akan diusir oleh pemilik kedai favoriteku ini.

Dan dikedai favoriteku ini aku menemukan satu fakta aneh dari seorang Park Jimin, dia alergi ice cream.

Setelah aku menghabiskan beberapa ice cream, aku dan Jimin oppa berjalan beberapa saat, menikmati kota kecil ini pada sore hari.

Pemandangan langit sore yang aku sukai setelah langit pagi itu terlihat sangat indah dari kota ini, sayang aku baru menyadarinya.

Pandangankupun teralihkan ke sebrang jalan dimana ada beberapa murid seusiaku "Itu, Jungkook?" Mataku terarah pada Jungkook yang menjadi salah satu dari mereka.

Jungkook melihatku.

"Jimin oppa, lihat itu Jung-" Ucapanku terputus, Jimin oppa menghilang. Aku menoleh ke segala arah mencari Jimin oppa, hingga suara Jungkook memecahkan pikiranku.

"Jii Kyon ah!" Seru Jungkook dari sebrang jalan, aku hanya menyahutnya dengan lambaian tangan, karna aku tau suaraku tak sekeras itu untuk mencapai sebrang jalan.

Setelah memberi tanda pada teman-temannya untuk pergi duluan dia dengan tergesa-gesa menyebrang jalanan yang tidak terlalu ramai.

"Hei! Pelan-pelan, banyak mobil, nanti kalo ada apa - apa gimana?!" Protesku sedangkan ia hanya mengangkat kedua tangannya, membuktikan bahwa dia tidak apa - apa sekarang.

Do You Remember Me? [JJK]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora