27 - The End?

561 57 2
                                    

"Selamat atas kelulusanmu!"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Selamat atas kelulusanmu!"

Kata - kata itu sudah memenuhi gendang telingaku sejak pagi hari, sebelum bahkan sesudah upacara kelulusan, semua orang bersorak ria atas kelulusannya, begitu pula aku, dengan memegang surat kelulusanku, aku menerawang kedalam memori ingatanku.

Karna sejak tahun ini dimulai telah banyak peristiwa yang memenuhiku, salah satunya adalah 2 minggu yang lalu hubunganku dengan Jeon Jungkook berakhir.

Tidak banyak yang tersisa dari lembaran kisahku dengan pria kelinci bermarga Jeon, hanya saja kami mengakhirinya karna suatu masalah. Jarak katanya, jarak yang sebentar lagi akan aku ciptakan tak ia sukai, lantas kami mengakhiri semuanya.

Benar memang, aku akan menciptakan jarak, setelah kelulusan sebagai tulang punggung keluarga aku akan merantau negera Prancis, tepatnya Paris, untuk mendapatkan beasiswa gratis kuliah, juga pekerjaan.

Paris yang dikenal dengan keromantisan suasana Menara Eiffel menjadi alasan berakhirnya ceritaku dengan Jungkook.

"Istirahatlah, kau sudah bekerja keras"

Ibuku menyeduhkanku segelas teh hangat dan menyodorkannya padaku yang baru saja melepas mantel dan duduk dikursi depan rumah.

Setelah ibu mengambil mantelku dan masuk kedalam rumah aku mulai menghela nafas panjang, bagaimanapun aku tak tega untuk sekedar menghela nafas dan menunjukan kelelahanku dihadapan ibu. Aku takut ia berfikir aku merasa terbebani karna telah menjadi tulang punggung keluarga, sebab bagaimanapun bagiku maupun ibu tak ingin mencari pengganti ayah.

Sosok ayah terlalu berarti untuk diganti.

"Selamat ulang tahun yang ke 23 sayang"

Ibuku datang dari arah dapur dengan membawa sekotak kue berukuran cukup besar dengan 3 lilin menyala diatasnya sembari tersenyum. Tak banyak yang terjadi selama beberapa tahun kebelakang ini. Hanya saja aku yang tumbuh lebih dewasa, dan aku yang belum bisa membuka hatiku lagi.

Bukan aku tak mau, hanya saja 3 tahun bersama Jungkook, terlalu sulit dilupakan.

Tepat di malam ulang tahunku aku sadar, tak ada lagi Choi Jii Kyon yang cerewet, tak da lagi si gadis ceroboh, atau si cengeng. Choi Jii Kyon yang baru telah lahir.

"Apa ini?" Tanyaku sesaat setelah ibuku menyodorkanku sebuah kotak dengan bungkusan kertas kado, ibu hanya tersenyum dan mengisyaratkanku untuk membukanya. Kotak itu tidak berat, berbeda dengan ukurannya yang cukup besar.

Perlahan kurobek ujung dari kertas kado dan melepaskannya dari kotak, kotak itu berwarana putih tanpa corak, kubuka kotak itu perlahan.

Isinya tak banyak, hanya seperti lembaran dokumen.

"Tiket?" Tanyaku.

"Kita akan pulang ke Korea besok"

***

Tak banyak yang berubah dirumah yang menjadi saksi bisu pertumbuhanku, hanya saja rumah ini sengaja dibiarkan tak bertuan, pekarangan dengan pot-pot bunga yang tak lagi berbunga, pagar putih yang mulai berkarat, dan tumbuhan liar yang sudah mencapai sikutku. Rumahku di Korea, masih sama.

"Aku rindu rumah ini"

Gumamku ketika mengusap kenop pintu rumah, "Ayo masuk"

Aku menoleh dan medapatkan ibu yang sudah berdiri dibelakangku, aku memutar kenop pintu itu dan terpampanglah isi rumahku yang masih sama seperti terakir kali aku dan ibu tinggalkan.

Terakhir kali, ibu titipkan rumah ini pada bibi Sarang, kata ibu biarkan saja pekarangan rumah terbengkalai asalkan isi rumah tak berdebu dan berubah.

"Berkelilinglah, ibu akan mengunjungi tetangga sebentar"

Aku mengangguk dan tersenyum sedangkan ibu menghilang dibalik pintu dan pergi meninggalkan rumah, hal pertama yang aku lakukan adalah mendatangi kamarku, bernostalgia sembari melihat coretan - coretan kecil yang tertinggal di tembok kamar, juga ukuran tinggi tubuhku yang terlihat jelas dengan goresan spidol.

Hari - hari selanjutnya, aku putuskan untuk mengelilingi kota kecil kelahiranku, dan aku berakhir di kedai ice cream langgananku, semua masih sama, begitu juga dengan pemiliknya yang ternyata masih mengenaliku hingga akhirnya kami berbincang.

Setelahnya aku terus mengelilingi kota hingga malam hari, dan diujung perjalananku aku berakhir di taman dekat Sungai Han.

Aku menghela nafas panjang sembari menikmati semilir angin, kusenderkan punggungku disenderan bangku dan menengadahkan kepalaku, melihat bintang - bintang tengah bersembunyi dibalik daun daun yang menari tertiup angin.

Hingga seseorang menupuk pundakku dan aku tertegun.

"Sudah lama tidak bertemu, Choi Jii Kyon"

***

Udah lama ga up:')

VOMENT JUSEYO
MIN NOT A PLUS

Do You Remember Me? [JJK]Where stories live. Discover now