Amora terus saja menatap jam dinding yang berada di atas papan tulis di depannya itu, rasa ngantuk sudah mendatanginya dari tadi sedangkan waktu seakan berjalan begitu lambat.
Kring ... kring ....
"Akhirnya!" ucap Amora dengan semangat.
"Yasudah anak-anak penjelasan saya cukup sampai di sini saja, jangan lupa kerjakan tugas halaman 120 sampai 123 terimakasih," ucap Pak Udin—guru Bahasa Indonesia yang kini keluar dengan tumpukan buku di tangannya.
"Pulang ke kafe dulu yok, gua pengen ngopi," ajak Galen.
"Yaudah yok! sekalian gua juga pengen," balas Amora sambil memakai tas renselnya.
"Kasih tau Angelo sama Kevin dulu yok," ajak Galen lagi.
Amora mengangguk sambil mengekor Galen dari belakang.
"Mor, lo tau gak siapa bapak kongwhan?" tanya Galen dengan tampang idiotnya.
"Lo pernah dilempar pake helm gak?" Amora balas bertanya sambil berusaha mencoba untuk sabar menghadapi tingkah idiot Galen.
"Jawab bukan balik nanya!" dengus Galen dengan kesal.
"Si bego, mana gua tau! Lo kira gua keluarganya?" geram Amora.
"Eh! gua mau nanya lagi Mor," kata Galen dengan tampang yang kini terlihat serius.
"Paan?" tanya Amora, malas.
"Permen apa yang gede banget?"
"Permen apa?"
"Borobudur."
"Kenapa gitu?"
"Karna dia candy," kata Galen sambil cengegesan.
"Serah lo dah, serah lo!" kata Amora sambil mendahului Galen agar tidak lagi mendapatkan pertanyaan absurd Galen yang kapan saja bisa membuat Amora mati gila.
"Amora, tunggu gua woy!" teriak Galen sambil berlari mengejar Amora.
"Amora!" panggil Galen lagi ketika dirinya sudah berada di samping Amora.
"Hmmm."
"Lo cantik deh," ucap Galen.
"Gak usah gombalin gua kaya Dilan! gua bukan Milea yang gampang baper karna gombalan, mending lo ke jamban aja, kampret!" Amora melangkah masuk ke kelas Angelo meninggalkan Galen bersama wajah oonnya.
"Galak Amat mbak," dengkus Galen lalu menyusul Amora.
"Jelo!" panggil Amora.
"Kenapa?" tanya Angelo sambil menengok pada Amora.
"Ayok pulang," ajak Amora.
"Lo sama Galen aja ya, gua masih ada tugas," kata Angelo.
"Gua ikut yah," pinta Amora.
"Gak bisa, gua sama Maura," kata Angelo yang langsung membuat raut wajah Amora berubah datar.
"O-owh." Amora melangkah mundur, merasa ada yang aneh pada hatinya setelah mendengar itu—terasa sakit.
Tanpa disadari Amora menubruk tubuh Galen yang berada di belakangnya.
"Pelan-pelan Mor," kata Galen sambil menahan tubuh Amora.
"Galen, ayok pulang!" Ajak Amora.
"Gak jadi ke kafe?" tanya Galen dengan kening berkerut.
"Yaudah ayok kafe dulu!" Amora menarik tangan Galen keluar dari kelas Angelo.
▪︎▪︎▪︎
"Gak usah cemberut gitu bisa kali," kata Galen yang merasa kesal karna sedari tadi Amora terus saja cemberut.
YOU ARE READING
𝐅𝐫𝐢𝐞𝐧𝐝𝐳𝐨𝐧𝐞 𝐆𝐨𝐚𝐥𝐬.✔
Teen Fiction|t y p o b e r t e b a r a n | •Cerita dibuat tahun 2018. Mohon maaf jika masih banyak kesalahan dalam penulisan• 𝐒𝐀𝐇𝐀𝐁𝐀𝐓 𝐋𝐀𝐖𝐀𝐍 𝐉𝐄𝐍𝐈𝐒? 𝐇𝐚𝐧𝐲𝐚 𝐨𝐦𝐨𝐧𝐠 𝐤𝐨𝐬𝐨𝐧𝐠 𝐣𝐢𝐤𝐚 𝐬𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐬𝐚𝐭𝐮 𝐝𝐢𝐚𝐧𝐭𝐚𝐫𝐚 𝐤𝐞𝐝𝐮𝐚�...