'•45|FG🌺

10.9K 671 21
                                    

Untuk kalian yang lagi baca part ini mohon maaf karna gua ganggu waktu kalian dulu:)
Gua disini cuman kasih tau kalian aja kalo beberapa part lagi cerita ini bakal ending, gua gak bisa tembusin cerita ini sampe part 100 karna itu terlalu banyak:)
Untuk kalian semau jangan kecewa dulu karna diending akan ada pengumuman yang mungkin bisa bikin kalian kembali menyukai cerita FG:)

Terima kasih dan
Selamat membaca:)

▪︎▪︎▪︎

Makin hari kondisi Amora semakin buruk, kepalanya terasa begitu sangat pusing dengan wajah gadis itu yang pucat.

Harusnya hari ini ia tak masuk sekolah dulu karna kondisinya yang tidak memungkinkan, bahkan Farren dan Evelyn pun memohon padanya agar tak masuk sekolah dulu, tapi Amora keukeh ingin sekolah dengan terus mengatakan kalo dirinya baik-baik saja, bahkan Galen sempat marah karna Amora tidak menurut saat pemuda itu memintanya agar beristirahat saja.

Sedangkan Angelo? Pemuda itu masih tidak sadar jika Amoranya tengah sakit, terlihat begitu sangat bodoh bukan?

"Pala gua pusing," guman Amora sambil memejamkan matanya, merasa tidak tahan dengan rasa pusing yang terus menghantam kepalanya.

"Astaga Amora!" Galen memekik dengan khawatir ketika melihat Amora yang akan tumbang.

Dengan cepat Galen langsung mengendong Amora dan membawanya ke uks agar gadis itu bisa beristirahat.

"Lo bener-bener bikin gua khawatir tau gak!" omel Galen dengan mata memerah menahan marah.

"Gua—"

"Lo gak baik-baik aja! Lo sakit dan lo bener-bener bikin gua marah," gertak Galen sambil membaringkan Amora pada brangkar uks dan langsung mencari air hangat serta handuk kecil untuk mengompres Amora yang tubuhnya kini sangat panas.

"Angelo ...." lirih Amora dengan mata terpejam, berhasil membuat Galen menghentikan aktivitasnya yang tengah mencari handuk.

"Dasar bego!" Galen berdecak kesal sambil mencoba menghubungi Angelo.

Setelah panggilan terhubung Galen langsung bersuara tanpa mengizinkan Angelo bersuara lebih dulu.

"Ke uks lo sekarang! Lo bego lo tolol!" serang Galen penuh emosi.

Mematikan langsung sambungan teleponnya hingga ia banting kasar ponselnya pada sofa, lalu dirinya mulai mengompres Amora dengan air hangat.

"Lo bego, Mora! Lo bego! Kenapa lo harus rela bohong cuman karna pengen Angelo peka sama keadaan lo? Lo tau 'kan kalo Angelo lagi bahagia, dia jelas bakal lupa sama lo!" Galen terus saja mendumel dengan sesekali mengelap air matanya, Galen menangis karna khawatir dengan keadaan Amora.

Brak..

Pintu uks dibuka dengan kasar dan pelakunya adalah Angelo dengan wajah cemasnya.

"Amora kenapa?" tanya Angelo dengan wajah tak kalah cemas seperti Galen.

"Tolol! ke mana aja lo selama ini? Amora hampir seminggu sakit dan lo gak tau? Bener-bener tolol!" gertak Galen penuh emosi.

"Amora gak bilang kalo dia sakit, Ga!" ujar Angelo sambil mengusap lembut lengan Amora.

"Ya jelas dia gak bilang, dia maunya lo tau sendiri kalo dia lagi sakit! Tapi lo keliatan bahagia banget sampai lo lagi-lagi lupa sama Amora!" sindir Galen sambil menganti air kompresan yang sudah dingin.

"Maafin gua, Mora," lirih Angelo dengan penuh rasa menyesal.

"Hampir seminggu ini Amora pengen lo yang ngurusin dia tapi malah gua yang ngurusin dia, karna lo terlalu asik sama dunia lo yang baru kembali itu!" Galen kembali menyindir tanpa memperdulikan tatapan tak suka Angelo padanya.

𝐅𝐫𝐢𝐞𝐧𝐝𝐳𝐨𝐧𝐞 𝐆𝐨𝐚𝐥𝐬.✔Where stories live. Discover now