'•38|FG🌺

12.1K 656 77
                                    

"KAKAK!" Amora berteriak dengan posisi meringkuk di atas kasur, dirinya saat ini tengah kedatangan tamu dengan rasa sakit pada perutnuya.

"Astaga Amora! kamu kenapa?" tanya Evelyn dengan wajah cemas.

"Perut Amora sakit," lirih Amora dengan wajah yang begitu pucat.

"Kamu sedang datang bulan?" tanya Evelyn yang dibalas anggukan pelan oleh Amora.

"Tunggu bentar," ucap Evelyn yang langsung berlalu pergi.

.
.

Hampir 15 menit Amora mengubah bergulang-guling di atas kasur untuk mencari posisi yang akan membuat perutnya tidak lagi merasa sakit. Namun sialnya, jangankan rasa sakitnya menghlang, mereda pun tidak sama sekali.

"Mora!"

Amora menoleh dan melihat Angelo dengan kantung kresek putih di tangan oemuda itu.

"Sakit banget yah?" tanya Angelo yang kini duduk di samping Amora.

"Sakit banget bego! Pake nanya lagi," balas Amora dengan kesal.

Angelo terkekeh pelan lalu menyodorkan kresek di tanganya pada Amora.

"Apaan ini?" tanya Amora sambil mengubah kembali posisinya menjadi duduk.

"Pembalut sama kiranti," sahut Angelo membuat Amora melotot padanya. "Gila! Nekat banget lo beli kayak beginian! " ucapanya dengan tak percaya.

"Gua gak masalah, bahkan gak peduli. Asalkan perut lo bisa membaik," kata Angelo menjelaskan.

"Lo malu, kan?" tanya Amora.

"Malu? Engga sih, ini udah kali kedua gua beliin lo kek beginian," jawab Angelo sambil membukakan tutup botol kiranti dan memberikanya pada Amora.

"Lo tuh selalu tau cara yang bisa bikin gua berenti marah sama lo, bahkan dengan cara aneh sekali pun!" Amora menerima botol kiranti yang disodorkan dan meneguknya perlahan.

"Mora, apa sebegitu marahnya lo sama gua? Ini udah satu minggu lo diemin gua," kata Angelo dengan menatap sedih pada Amora.

"Mora, lo gak usah khawatir. Demi lo gua udah jauhin Maura, gua gak peduli sama dia, gua terlalu takut kehilangan lo," jelas Angelo dengan penuh keserisan.

"Lo gak perlu ngelakuin itu, gua tau lo suka sama Maura jadi gak usah jauhin dia hanya demi gua," balas Amora dengan wajah tenang, tapi di hatinya ia benar-benar sangat muak ketika harus bertingkah biasa aja saat membicarakan Maura.

Angelo menggenggam kedua tangan Amora, "gua cuman sekedar suka bukan cinta," kata Angelo.

"Jadi alasan lo ngejauh dari Maura itu gua?" tanya Amora yang diberi gelengan oleh Angelo.

"Bukan karna lo, tapi karna dia udah beranin nyakitin lo, gua gak suka kalo ada orang yang nyakitin lo. Jadi gua lebih baik jauhin Maura dari pada harus kehilangan lo untuk kesekian kalinya," jelas Angelo yang membuat Amora mendadak tersentuh setelah mendengarnya.

"Sekarang lo udah sadar?" tanya Galen yang tiba-tiba muncul dengan kantong plastik yang sama di tanganya lalu berjalan mendekat pada Amora dan Angelo.

"Maksud lo?" tanya Angelo yang binggung dengan ucapan Galen.

"Lo udah sadar kalo selama ini Maura cuman baik di depan lo doang? Lo udah sadar kalo selama ini apa yang Amora ucapin itu emang bener dan Maura itu gak baik, tapi sialnya lo malah marah ke Amora." Galen berucap tanpa menatap Angelo, dirinya memilih sibuk mengeluarkan beberapa coklat ke hadapan Amora.

Angelo menoleh pada Amora dan beralih pada Galen yang kini sudah menatapnya.

"Gua ngaku gua salah karna gua lebih percaya sama Maura dari pada kalian termasuk lo, Mor," kata Angelo sambil memberi tatapan menyesal pada Amora.

"Begonya lo itu lebuh milih percaya sama orang baru ketimbang sama kita yang udah dari dulu kenal lo!" cibir Galen dengan penuh rasa kesal.

"Sorry."

▪︎▪︎▪︎

Hari demi hari pun berlalu dan semuanya kembali seperti biasanya, Angelo dan Amora yang kembali membaik hingga bertingkah seperti biasa lagi dengan Galen yang selalu bertingkah dan berakhir membuat Amora kesal.

Sebagian masalah memang telah selesai, tapi ada beberapa masalah yang belum mereka selesaikan. Termasuk masalah Amora dan Nando yang satu bulan terakhir ini telah memiliki huhungan tanpa status.

Selama satu bulan itu Amora berusaha mencoba untuk bersikap seakan dirinya mencintai Nando dan menginginkan pemuda itu. Meksipun nyatanya Amora sama sekali tidak pernah bisa untuk mencintai Nando hingga menaruh rasa pada pemuda itu, rasanya tetap pada orang yang sama.

"Masih marah?" tanya Amora karna sedari pagi Nando hanya mendiaminya dan hanya berbicara padanya jika perlu saja.

"Nando!" panggil Amora sambil mencubit pipi Nando.

"Diem Kak, gua lagi belajar!" titah Nando dengan nada yang terdengar cuek.

"Nando, maafin gua." Amora memohon sambil merengek pada Nando.

"Kak!"

"Nando! gua bener-bener lupa kalo semalem itu lo ngajakin gua nonton," kata Amora masih beusaha menbujuk Nando agar tidak lagi marah padanya.

Tempo hari Nando memang sudah mengajak Amora untuk nonton bersama, bahkan Amora menyetujuinya tapi semalam Amora sama sekali tidak bisa dihubung, bahkan Nando sudah mendatangi rumah gadis itu yang ternyata Amora sedang tidak ada di rumah.

"Semalem ke mana?" tanya Nando dengan pandangan yang tetap fokus pada buku di hadapannya.

"Nonton sama Angelo," jawab Amora dengan pelan dan penuh hati-hati.

Nando menghela napas,  menutup kasar buku yang sedari tadi tidak dirinya baca dengab serius.

"Gua ngerti dan gua paham kalo lo sama Angelo itu sahabat deket, tapi gua mohon kasih gua waktu lo itu meskipun cuman sebentar, Kak." Nando menatap Amora dengan pandangan yang terlihat jelas jika pemuda itu tengah merasa kecewa.

"Satu minggu ini lo selalu fulltime bareng Angelo, sedangkan sama gua? Lo sama sekali gak ngasih sedikit waktu lo buat gua. Kadang gua iri sama Angelo yang tiap hari selalu bisa bareng lo tanpa berenti," tambah Nando dengan wajah yang seketika berubah dingin.

"Maafin gua," lirih Amora yang kini menunduk dengan perasaan bersalah.

"Gua ke kelas duluan Kak," pamit Nando tanpa membalas ucapan Amora.

Amora mengangkat wajahnya dan menenggelamkan wajahnya pada meja yang berada di depanya.

"Gila! kenapa gua sampe ngelupain Nando," gumam Amora yang benar-benar merasa bodoh.

▪︎▪︎▪︎

•|part dibuat tanggal: Sabtu 24 November 2018.
•|part direvisi tanggal: Minggu 14 Januari 2024.

𝐒𝐭𝐨𝐫𝐲 𝐛𝐲 © 𝐓𝐢𝐚𝐫𝐚𝐚𝐭𝐢𝐤𝐚𝟒

𝐅𝐫𝐢𝐞𝐧𝐝𝐳𝐨𝐧𝐞 𝐆𝐨𝐚𝐥𝐬.✔Where stories live. Discover now