'•27|FG🌺

15K 702 16
                                    

"AYANG BEB GUA UDAH BALIK!" teriak Galen tanpa tau tempat dan situasi.

"Berisik kuda!" kesal Amora sambil mengusap kedua telinganya.

Galen tak memperdulikan Amora yang terus mendumel, ia malah memeluk gadis itu dengan erat untuk melepas rindu selama dua minggu ini.

"Lepas nyet! kagak bisa napas gua," kata Amora yang langsung dilepaskan oleh Galen.

"Lo beneran udah maafin Jelo, 'kan?" tanya Galen dengan wajah berubah kembali biasa.

"Udah," jawab Amora sambil mendudukan bokongnya pada kursi yang selama dua minggu ini sangat ia rindukan.

"Dan perasaan lo?" tanya Galen dengan mata menyipit.

"Lo udah tau jadi gak usah nanya lagi!" jawab Amora sambil berdiri dan melangkah keluar kelas.

"Apa gak ada niatan buat ngungkapin gitu?" tanya Galen lagi sambil terus mengekor Amora dari belakang.

"Gua masih pengen kayak gini, gua gak mau ada yang berubah," ujar Amora sambil menatap Galen yang duduk di sampingnya.

"Amora!"

Amora dan Galen menoleh ke asal suara dan ternyata Daniel lah yang memanggil Amora.

Dengan cepat Galen berdiri di depan Amora membuat tubuh mungil Amora tertutup oleh tubuhnya hingga Daniel tak bisa melihat Amora mau pun sebaliknya.

"Gua mau ngobrol sama Amora, apa lo bisa minggir sebentar?" tanya Daniel.

"Kalo mau ngobrol ya ngobrol aja. Tapi, gua gak bakal izinin lo buat bertatap muka sama Amora," jelas Galen membuat Amora menghela napas lelah  karna sikap berlebihan Galen.

Amora menyingkir dari balik punggung Galen, "izinin gua buat ngobrol bentar sama Daniel yah," pinta Amora dengan wajah memohon.

"Mora!" panggil Galen dengan tatapan tajam.

"Bentar doang, Gelen. yah ... yah," Amora terus saja memohon dengan wajah mengemaskan, hingga berakhir membuat Galen mau tidak mau mengizinkannya.

"Kalo nih Cowok macem-macem, kasih tau gua!" titah Galen dengan wajah kesalnya lalu berlalu pergi meninggalkan Amora dan Daniel berdua.

.
.
.

Kini Amora dan Daniel tengah berada di taman belakang sekolah, ada beberapa murid yang berada di taman itu membuat Amora tidak perlu merasa takut jika nantinya Daniel melakukan sesuatu padanya.

"Mora ... gua kangen lo," kata Daniel membuat Amora menoleh pada pemuda itu.

"Dua minggu lo gak masuk sekolah bikin gua khawatir sama keadaan lo," tambah Daniel yang mambuat Amora ingin sekali menampar mulut pemuda itu dengan sepatunya, ucapan sampah yang keluar dari mulut Daniel itu sangat menjijikan untuk Amora.

"Sekarang gua sadar Mor, kalo lo emang cewek yang selama ini gua cari. Maaf dulu gua udah sia-siain lo dan malah pacaran sama Nabilla, sekarang gua baru sadar kalo gua emang cinta sama lo, lo masih cinta 'kan sama gua?" Daniel berucap dengan penuh keseriusan, berharap Amora percaya dan mau menerimanya.

"Gini yah, dulu emang gua cinta sama lo dan bahkan gua menentang apa yang Angelo suruh cuman karna gua pengen jadi milik lo. Tapi, lo harus tau ... waktu itu bergerak maju bukan bergerak mundur, gua makin hari makin bisa ngeluapin lo dan ngubah rasa cinta gua ke lo jadi rasa benci," jelas Amora penuh penekanan di setiap ucapannya hingga membuat Daniel menundukkan wajahnya.

"Karma itu nyata, kali ini lo bakal ngerasain apa yang dulu gua rasain!" tambahnya dengan sarkas, lalu berdiri dari duduknya.

"Mending lo gak usah suka gua, Niel. Soalnya gua udah gak suka lo lagi. Permisi," kata Amora dan berlalu pergi tanpa menoleh ke belakang lagi.

𝐅𝐫𝐢𝐞𝐧𝐝𝐳𝐨𝐧𝐞 𝐆𝐨𝐚𝐥𝐬.✔Where stories live. Discover now