'•52|FG🌺

12.9K 650 23
                                    

"Kita pulang sekarang yah," ajak Galen dengan terus memeluk erat Amora yang tak berenti menangis, ia sendiri ikut merasakan sakit yang begitu nyata seperti yang dirasakan oleh Amora saat ini.

Jika saja ia tau akan seperti ini jadinya, ia lebih baik tidak memaksa Amora untuk mengungkapkan perasaanya, meski tak begitu jelas Amora menceritakan pada Angelo bahwa Amora menyukainya tapi tetap saja Amora telah mengungkapkan perasaanya, perasaan yang entah kapan hadirnya itu.

Galen melepaskan pelukanya, mengusap kedua pipi Amora yang basah dengan ibu jarinya.

"Beresin barang-barang lo yah, kita cari tempat lain buat bikin hati lo tenang," ajak Galen yang diangguki oleh Amora.

Galen berdiri dan pergi ke kamarnya untuk merapihkan barang-barangnya, begitu pun dengan Amora yang juga kini tengah merapihkan barang-barangnya dengan tangis yang belum berhenti.

Amora mengecek ponselnya, mencari kontak sang kakak lalu memberitahu pada Farren bahwa ia selama tiga hari ke depan akan baik-baik saja, lalu setelah itu Amora mematikan ponselnya dan memasukannya ke dalam tas.

Amora memakai jaketnya dan membawa tasnya keluar dari kamar, berniat menunggu Galen di ruang tamu. Namun mendadak ragu ketika melihat Angelo tengah berjalan ke arahnya.

Tapi Amora sadar jika ia menghindar berarti ia sama seperti Nando, Amora memilih untuk kembali melanjutkan langkahnya, berjalan melewati Angelo begitu saja yang tengah menatapnya dengan diam.

"Maaf," lirih Amora yang tengah menghentikan langkahnya sebentar lalu kembali melangkah menuju ruang tamu.

.
.
.
.

Angelo masuk ke dalam kamar dengan wajah tanpa ekspresi yang membuat Kevin dan Nabilla menatapnya bingung.

Angelo duduk di sofa yang tak jauh dari Kevin dan Nabilla dengan wajah yang benar-benar tanpa ekspresi.

"Kenapa gak ada yang ngasih tau gua kalo Amora punya perasaan ke gua?" tanya Angelo dengan wajah datarnya.

Nabilla dan Kevin terkejut mendengar itu, terkejut karna kini Angelo sudah mengetahui perasaan Amora.

Nyatanya sekarang Angelo telah mengetahui semuanya, kini ia mengetahui bahwa Amora tengah menyukainya. Mengapa ia sangat bodoh dan tidak peka? Mengapa ia selama ini tidak pernah tau jika Amora menyukainya? Dan mengapa Amora harus mempunyai perasaan padanya?

"Kenapa kalian diem aja?" tanya Angelo dengan wajah dingin.

"Kita kira itu bukan masalah besar buat lo," kata Kevin dengan suara pelan.

"Bukan masalah besar? Lo kira itu bukan masalah besar? ITU JELAS MASALAH BESAR!" Angelo berdiri dengan penuh emosi, menatap Kevin dengan begitu tajam.

"Bagi lo emang masalah besar karna lo gak bisa bales perasaan dia, kan?" Nabilla berucap tanpa merasa takut akan sikap Angelo yang kini tengah menahan emosi.

"Dia sahabat gua dan selamanya akan jadi sahabat gua!" kata Angelo.

"Tapi engga untuk Amora!" bentak Nabilla sambil berdiri dari duduknya diikuti oleh Kevin.

"Billa! lo tau kalo gua suka ke lo, bukan ke Amora atau ke siapa pun!" kata Angelo dengan nada yang berubah lembut.

Kevin yang mendengar itu seketika merasa begitu bodoh, bodoh karna tidak tahu bahwa Nabilla yang mendekatinya akhir-akhir ini ternyata semata-mata hanya untuk menjadikanya pelampiasan.

"Tapi gua gak suka ke lo, Jelo!" balas Nabilla dengan suara pelan.

"Gua gak yakin itu, gua tau lo juga suka gua tapi lo ngelakuin drama bodoh ini cuman karna gak mau kehilangan Amora lagi, dan sekarang gua udah tau semuanya!" jelas Angelo sambil melipat kedua tanganya di dada.

𝐅𝐫𝐢𝐞𝐧𝐝𝐳𝐨𝐧𝐞 𝐆𝐨𝐚𝐥𝐬.✔Where stories live. Discover now