'•46|FG🌺

11K 630 30
                                    

Seharian bermalasan di kasur membuat Amora tak tahan dengan kegabutan yang dirasakannya itu. Ingin rasanya Amora keluar dari rumah dan pergi ke mana saja tapi siapnya ia tidak bisa ke mana-mana karna Angelo yang sedari tadi masih setia menjaganya dan karna pemuda itu juga yang membuatnya tidak bisa ke mana-mama.

"Jelo!" panggil Amora.

"Kenapa?" sahut Angelo yang sudah malas karna tau jika Amora kali ini akan kembali memintanya untuk pergi berjalan-jalan.

"Gua bosen," kata Amora dengan wajah lesunya.

Angelo mengehela napas, lalu berdiri dari tempatnya.

"Ayok jalan-jalan," ajak Angelo yang langsung membuat Amora begitu bahagia setelah mendengarnya. "Tapi pake mobil yah," tambahnya yang diiyakan oleh Amora.

"Pake jaketnya," suruh Angelo yang langsung dituruti oleh Amora.

.
.
.

Setelah 20 menit di perjalanan kini Angelo dan Amora telah sampai di sebuah bukit besar dengan sungai di bawahnya.

Angelo menghentikan mobilnya di pinggir tebing lalu keluar dari mobil diikuti oleh Amora.

"Udah berapa tahun kita gak ke sini?" tanya Amora yang kini merasa begitu takjub dengan pemandangan di depannya, tebing-tebing tinggi dan besar di depanya serta sungai deras di bawah sana.

"Gua lupa tapi udah cukup lama kita gak ke sini," jelas Angelo sambil menaiki mobil dan duduk di atap mobil.

Amora ikut naik dan duduk di samping Angelo.

"Badan lo udah enakkan?" tanya Angelo yang masih menghawatirkan kondisi Amora.

"Sedikit membaik," jawab Amora membuat Angelo yang mendengarnya merasa lega.

"Maafin gua yah," lirih Angelo sambil memeluk Amora.

"Maafin gua karna gak peka sama keadaan lo, " tambahnya. Amora tersenyum kecil mendengarnya.

"Lalu bagaimana dengan perasaan gua? Kenapa lo belum juga peka? Jika harus sakit dulu biar lo bisa peka sama keadaan gua, apa gua juga harus sakit hati biar lo peka sama perasaan gua? Ah gua lupa! Selama ini gua emang selalu sakit hati bukan? Dan lo sama sekali gak pernah peka." batin Amora dengan rasa sesak yang begitu nyata.

"Kenapa diem, Mor? Lo marah yah sama gua?" tanya Angelo sambil memperhatikan Amora.

Amora menggeleng pelan, "enggak, gua gak Marah sama lo."

"Maafin gua yah, gua gak mau di-diemin sama lo lagi," kata Angelo membuat Amora terkekeh pelan mendengarnya.

Ternyata mendiami Angelo bisa membuat pemuda itu merasa gila juga.

Namun yang Amora tak suka dari sikap Angelo adalah pemuda itu yang kapan saja bisa berubah, seperti bisa melupakannya ketika tengah bahagia atau ketika tau jika pemuda itu tengah menyukai seseorang. Lalu kembali mengingatnya ketika pemuda itu tau bahwa yang tengah disukai adalah orang yang tidak baik untuk pemuda itu.

"Jelo!" panggil Amora.

"Apa?"

"Gua sayang lo," ucap Amora dengan pelan.

"Gua juga sayang sama lo, bahkan sayang banget sama lo!" balas Angelo sambil membawa Amora ke dalam pelukannya lagi.

Amora tau betul jika perkataan sayang yang keluar dari mulut Angelo untuknya itu hanya sebatas sayang pada sahabat, tidak lebih.

"Gua suka lo, Jelo. gua cinta lo," lirih Amora pelan dengan menenggelamkan wajahnya pada dada Angelo.

"Gua seneng lo kembali lagi Mor," ucap Angelo tanpa mengetahui apa yang baru saja Amora katakan.

𝐅𝐫𝐢𝐞𝐧𝐝𝐳𝐨𝐧𝐞 𝐆𝐨𝐚𝐥𝐬.✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang