23 - Salah Paham

240K 13.6K 492
                                    

"Cuma orang yang nggak tau tata krama yang ngehajar orang tanpa alasan." - Revo Adriano.

---

Alea menatap Revo sinis.

"Emang virus Kak Farrel bisa nyebar, ya?" tanya Alea. Revo hanya tersenyum meledek.

"Bisa dong, buat adek cantik apa sih yang nggak?" tanya Revo dengan gaya Farrel. Alea bergedik geli.

"Muka lo serem bego! Nggak cocok ah," ledek Alea.

"Cocoknya sama kamu ya?" tanya Revo lagi lalu tertawa terbahak-bahak. Entah apakah virus receh Alea bisa menular?

"Receh lo!" sentak Alea. Namun dirinya ikut tertawa.

"Kayaknya gue perlu beliin lo kaca, gue receh lo apaan pele?" tanya Revo. Alea hanya tertawa saja, entah apa yang lucu. Tapi Farrel memang lucu jika dibayangkan, dari wajahnya saja sudah lucu.

Tak lama mereka sampai di depan rumah Alea. Sekarang sudah jam 11 malam, tak terasa.

Saat Alea turun dari mobil, terlihat jelas dengan matanya Leon sudah menunggunya didepan rumah dengan tatapan tajam. Padahal, ia sudah izin dengan mamanya tadi.

"Bang," Alea hendak mencium tangan abangnya, namun Leon malah menghampiri pintu mobil Revo.

"Keluar lo!" Suara Leon terdengar sangat kencang dan penuh emosional. Revo membuka pintu mobilnya.

BUGH! Leon menghajar wajah Revo dengan sangat kuat. Alea meringis menutup matanya.

"Maksud lo apa bawa dia sampe semalem ini?" tanya Leon. Revo menatap Leon tajam.

"Lo yang apa-apaan?" Revo mendorong kuat tubuh Leon sehingga tubuhnya terdorong ke belakang.

"Lo apain aja dia? Hah?!" bentak Leon. Mata Alea membulat kearah abangnya.

"Apaan sih!" sentak Alea. Namun tidak ada yang peduli.

BUGH! Leon mendorong tubuh Revo ke mobil dan menghantamnya lagi tanpa ampun. Revo pun membalasnya.

"Brengsek! Lo apain aja dia? Lo bawa dia kemana sampe semalem ini? Jawab!" bentak Leon lagi seraya menghajar wajah Revo dengan kuat.

"Cuma orang yang nggak tau tata krama yang ngehajar orang tanpa alasan!"

BUGH! Revo menghajar dan mendorong tubuh Leon hingga ke pagar rumahnya. Kepala Alea sudah sangat pusing mendengar pertengkaran itu, sepertinya mamanya sudah tidur sehingga sama sekali tidak mendengar apapun.

"Dengerin ya, mendingan lo tanya sendiri sama Alea apa yang gue lakuin sama dia. Gue juga punya otak, gue nggak nyentuh cewek lo sama sekali!" bentak Revo seraya menarik kerah baju Leon dengan kuat.

Alea mengrenyitkan keningnya.

'Gue? Ceweknya ... Bang Leon?' batin Alea bertanya. Sepertinya Revo dan Leon salah paham.

Leon tertawa sinis, namun lama-lama ia menjadi tertawa terbahak-bahak. Revo masih menarik kerah baju Leon, dan terbingung dengan yang terjadi.

"Alea cewek gue?" Leon terus tertawa.
"Nggak usah ketawa!" Revo menghajar Leon kembali. Leon sepertinya mulai terpancing lagi.

"Lo harusnya ngaca! Lo harusnya cari tau dulu siapa gue!" Leon mengepalkan tangannya dan ingin segera mendaratkan kepalannya di wajah Revo, namun Alea mendekati mereka.

"Abang! Revo! Udah!" pekik Alea.

BUGH! Akhirnya tonjokan yang sangat kuat itu mendarat di wajah Alea. Kepala Alea terasa sangat pusing dan akhirnya ia terpingsan.

"Abang?" tanya Revo bingung.

"IYA! DIA ADIK GUE. ADIK KANDUNG GUE, BEGO!" Revo hanya terdiam. Mematung ketika melihat Alea sudah terkapar dan abangnya hendak menggendong Alea ke dalam.

"S-sorry, gue nggak tahu."

"Lo jelasin sejelas-jelasnya sama nyokap gue!" sentak Leon. Revo menggaruk kepalanya sendiri. Ia sendiri juga bingung.

Mata Cecill membulat kearah Alea yang tengah terkapar dan Leon yang menggendongnya.

"Yaampun Alea! Anak mama kamu kenapa sayang?" Cecill melepas satu bulatan timun yang masih melekat dimatanya dan melepas earphone dari telinganya lalu mengejar mereka ke kamar Alea.

"Nak Revo? Kamu yang waktu itu anterin Alea waktu hujan kan?" tanya Cecill.

"Iya tante."

"Ini kenapa bisa begini? Aduh mukanya kenapa memar?" tanya Cecill.

"Nggak sengaja Leon tonjok, Ma," ujar Leon yang membuat wajah mamanya yang masih dibalut dengan masker putih menegang dan matanya membulat kearahnya.

"Kenapa kamu tonjok, Leon?"

"Aku kira dia ngapa-ngapain Alea, aku mau nonjok dia. Eh malah kena Alea."

"Kamu tuh ya, Alea itu udah izin sama Mama mau bawa temennya ke rumah sakit. Dia juga tadi udah ngabarin mama kalo dia nemenin temennya ketemu sama Mamanya di rumah sakit. Kamu sih main hajar-hajar aja," Cecill mengambil air hangat untuk membasuh wajah putrinya.

"Mama aku tanya kenapa nggak jawab?" tanya Leon kesal. Cecill menggaruk kepalanya yang dibalut handuk.

"Kan Mama pake headset, kamu sih Mama lagi perawatan nanya-nanya terus. Makanya mama pake headset, mana mama denger?"

"Udah mama mau ambilin air anget buat Alea minum. Kalian berdua bersihin itu luka-lukanya!" suruh Cecill lalu pergi keluar dari kamar Alea.

"Sorry, bre. Gue juga nggak tau soalnya." Revo hanya tersenyum.

"Gue ngerti kok."

"Tapi inget, dia bukan cewek gue!" ujar Leon menekankan. Revo hanya mengangguk saja, ia kira Leon pacarnya Alea. Masalahnya, mereka berdua selisih umur 4 tahun namun tidak terlihat.

"Nak Revo, tante bukannya ngusir tapi udah malem banget. Kamu pulang aja ya? Kasian Alea-nya," suruh Cecill. Revo mengangguk mengerti.

"Iya tante, saya pamit dulu." Revo mencium punggung tangan Cecill.

"Bang." Revo menganggukan kepalanya kepada Leon lalu keluar dari kamar Alea.

"Ada-ada aja." Cecill menggaruk kepalanya.

Revo memasuki mobilnya, ia meletakkan tangannya diatas stir mobilnya. Ia mengingat bagaimana wajah Alea yang penuh memar, itu semua karenanya. Padahal, Alea pulang semalam ini juga karena dirinya. Tapi ia ingat dengan Tante Cecill, Mama Alea. Dan Bang Leon yang tampak sangat menyayangi Alea. Ia tersenyum.

"Lo beruntung ya, punya keluarga yang sayang banget sama lo," ujar Revo lalu menghela nafasnya.

--

Author Note:
Maaf kalo absurd. Jangan bosen ya, thanks for reading. Salam sayang❤

Alya Ranti

The Other Side [Telah Difilmkan & Diterbitkan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang