29 - Berbeda

226K 12.2K 193
                                    

Alea segera meletakkan handphone-nya di kasur dan bersiap. Setelah itu, ia menyisir rambutnya didepan kaca. Memberikan sedikit bedak bayi di wajahnya dan parfume di baju sekolahnya, lalu turun kebawah. Ia bersiap hampir satu jam sendiri, sekarang sudah jam 6.15. Its mean 45 menit.

"Udah—hibernasinya?" tanya Revo dengan tatapan lekat. Alea memutar kedua bola matanya malas.

"Dikira gue beruang apa?"

"Babon, lagian lo lama banget sih? Tidur lagi di kamar mandi?" sahut Revo. Alea berdecak kesal.

"Ya sekarang gue tanya, lo ngapain pagi-pagi udah di rumah gue? Emang lo nggak punya kerjaan lain gitu?" Alea melipat kedua tangannya.

"Alea, nggak boleh gitu. Harusnya kamu seneng dong dijemput, apalagi sama cowok ganteng." timpal Cecill, Mama Alea.

"Yaudah Mama aja yang dijemput dia."

"Alea..." Cecill menggelengkan kepalanya.

"Tapi boleh juga sih." Cecill memelankan suaranya. Revo yang tengah minum hampir tersedak.

"Apaan ma?!" tanya Alea tegas.

"Udah, kalian sarapan dulu ya. Tante udah bikinin ayam goreng," suruh Cecill.

"Nggak usah, tante. Tadi saya udah sarapan dirumah," tolak Revo. Alea berdecak kesal.

"Ma, paksa dia makan! Dia sering maksa-maksa Alea makan soalnya." Revo menatap tajam wajah Alea.

"Apa liat-liat? Nggak seneng?!" tanya Alea kesal.

"Udah jangan ribut, masih pagi. Ayo Revo sarapan bareng, Tante seneng loh kalo masakan tante dimakan sama kamu. Tante keatas dulu ya?" Cecill memaksa, Revo terpaksa menurutinya.

Di meja makan, Revo menatap Alea lekat.

"Jadi, kenapa lo jemput gue?" tanya Alea.

"Suka-suka gue."

"Lo kan bukan pacar gue."

"Terus kalo gue mau jemput lo gue harus jadi pacar lo dulu?" tanya Revo seraya mengunyah makanan.

"Ya nggak."

"Coba lo itung, selama lo sekolah disini seberapa sering lo telat?"

"Selama masuk OSIS, berapa kali lo telat?" tanya Revo penuh dengan penekanan.

"Terus siaran kita pagi ini gimana?" lanjut Revo. Alea memutarkan kedua bola matanya malas.

"Iya-iya." Alea kembali mengunyah makanannya. Revo hanya tersenyum tipis karena gemas melihat tingkah gadis yang ada didepannya.

"Kita berangkat tante." Revo tersenyum kearah Cecill lalu menarik tangan Alea.

"Assalamualaikum."

"Naik, oon," suruh Revo.

"Iya." Alea menaiki motor milik Revo. Namun tali sepatunya belum terikat, sehingga ia hampir terjatuh.

Ia memegang bahu Revo kuat-kuat.

"Kebiasaan banget deh." Revo memutarkan kedua bola matanya malas. Ia menatap tangan Alea yang tengah memegang pundaknya.

"Maaf." Alea menjauhkan tangannya.

Tak lama Revo turun dari motornya dan men-standard kan motornya. Sedangkan Alea tetap diatas.

"Lo mau ngapain?" Alea terkaget ketika Revo sudah jongkok dihadapannya dan menyentuh tali sepatunya.

"Jangan ngintip." Revo menatapnya tajam.

The Other Side [Telah Difilmkan & Diterbitkan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang