45 - Suddenly

228K 10.9K 530
                                    

Akhirnya mereka membersihkan toilet pria, koridor depan ruang osis, depan ruang guru. Alea yang terus mengeluh dan menyalahkan Revo, sedangkan Revo hanya tertawa gemas melihat tingkah Alea. Itu justru membuat Alea semakin kesal. Bagaimana tidak? Revo terus menerus tertawa. Apalagi, saat orang-orang berlalu lalang dan menginjak lantai yang sudah ia bersihkan. Menyebalkan.

Dan terakhir, kini mereka tengah berada di toilet wanita. Yang mereka belum bersihkan selanjutnya adalah, koridor disekitar taman. Dan kalian tahu, itu sangat luas. Alea bahkan malas untuk memikirkannya.

"Lo kenapa sih ngeselin banget jadi orang?" tanya Alea kesal seraya mengepel lantai toilet yang kotor. Tak ada sahutan dari Revo, Alea menoleh ke belakang. Terlihat Revo tengah memegang punggungnya. Alea menghampirinya, wajahnya sangat cemas.

"Lo kenapa? Sakit ya?" tanya Alea, nada bicaranya langsung berubah. Revo menggeleng.

"Nggak papa."

"Beneran?"

"Iya."

"Serius?"

"Berisik." Revo kembali mengambil perlengkapan pembersih lantai lagi. Namun Alea mencegahnya.

"Biar gue aja, lagi juga ini toilet cewek. Tadi kan lo yang bersihin toilet cowok. Keluar sana!" usir Alea.

"Nggak! Lo ngepel nggak bener!"

"Keluar nggak? Atau nggak—" ujar Alea terpotong.

"Atau nggak apa?" Revo mendekati tubuhnya. Tatapannya pun berubah, ia juga menaikkan satu alisnya dengan senyum smirk miliknya.

Alea jadi merasa takut, pipinya sangat mudah memerah, ia menatap Revo bingung.

"Keluar lo! Atau nggak gue pukul pake gagang pel-an! Keluar!" pekik Alea. Revo lagi-lagi tertawa.

"Lucu banget sih lo, pipi lo tuh urusin. Kayak bapao ditempelin udang rebus baru mateng," ledek Revo lalu keluar. Alea mendengus kesal lalu kembali membersihkan koridor kamar mandi.

"Yang bener ngepelnya!" suara Revo terdengar dari luar. Alea merasa sedikit kesal.

"Berisik."

"Yang bener dong mbak! Saya bilangin Pak Boss nih!"

"Bacot."

Setelah 10 menit, Alea keluar lalu duduk disamping Revo. Revo menatap Alea yang tampak lelah.

"Capek ya?" tanya Revo seraya menatap intens wajah gadis yang ada disampingnya.

"Hm."

"Lebay ah! Gitu doang capek."

"Hm." tampaknya mood Alea sudah tak lagi baik. Revo mengeluarkan sekotak susu yang baru saja ia beli ketika Alea sedang di kamar mandi.

"Minum dulu." Revo menyerahkan sekotak susu itu kepada Alea. Alea mengerutkan dahinya.

"Buat gue?" tanya Alea.

"Bukan! Buat kucing, meong." Revo menirukan suara kucing. Alea berdecak kesal.

"Yaudah." Alea kembali menatap kearah lain.

"Iya buat lo. Minum cepetan!" suruh Revo seraya memberikan susu kotak itu.

"Serius buat gue? Nggak disuruh bayar kan?"

"Nggak."

"Nggak dikasih obat tidur kan?" tanya Alea lagi.

"Nggak, Alea sayang." Revo menekankan kata sayang. Alea langsung tertawa.

"Makasih, Rev!" Alea langsung meminum sekotak susu itu. Revo hanya tersenyum tipis melihat gadis disebelahnya. Benar-benar menggemaskan. Seperti anak kecil yang diberi sekotak susu oleh ayahnya.

The Other Side [Telah Difilmkan & Diterbitkan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang