42 - Baikan?

228K 12.3K 651
                                    

Kalo bisa bacanya sambil dengerin multimedia yaa :)

---

Apa gue harus maafin Revo? Batin Alea. Ia menghela nafas sejenak. Namun ia harap bukti Farrel memang benar, Revo tidak bersalah.

"Kak Farrel." Alea menahan tangan Farrel untuk tidak pulang.

"Anterin gue ke appart kak Revo ya?" pinta Alea. Farrel mengangguk dan mengantar gadis itu hingga ke depan pintu appart Revo lalu segera pergi meninggalkannya agar mereka punya waktu berdua.

Sekarang sudah jam 17.49

Ting Nong. Alea menekan bel appartement Revo.

"Masuk aja sih, Rel!" ujar Revo dari balik selimutnya. Alea menghela nafas.

Ting Nong.

"Rel, berisik lo." Alea menghela nafas lagi. Menyiapkan mentalnya untuk berbicara dengan Revo. Jujur, rasanya sangat canggung sekarang.

"Rev, ini Alea." suara gadis itu membuat Revo membuka matanya dan melepas selimutnya. Ia memperjelas pendengarannya.

"Rel masuk aja! Berisik." Revo mengusap kedua matanya.

"Kak Revo, ini Alea," ulang Alea lagi. Revo mencoba berdiri, padahal sangat sakit untuk berdiri. Lalu membukakan pintu appartementnya.

Revo menatap gadis yang tengah memakai seragam sekolahnya dari atas hingga bawah. Ia sedikit terkejut.
"A-alea?" jujur Revo sangat gugup. Ia menggaruk kepalanya, mengusap hidungnya, memainkan alisnya. Rasa sakit di punggungnya tak sebanding dengan rasa gugupnya sekarang.

Alea juga hanya menatap Revo, ketampanan lelaki itu tidak berkurang meski hanya memakai kaos oblong berwarna hitam dan celana selutut berwarna putih. Deru nafasnya jadi tak karuan.

"Masuk." Revo mempersilahkan masuk seraya tersenyum. Alea menatap Revo tak luput dari luka dan lebam di wajahnya. Serta cara berjalan Revo yang masih kaku.

Alea mengangguk, lalu masuk ke dalam. Sebenarnya ia agak ragu jika akan ada sesuatu yang terjadi kepadanya.

"Gue nggak akan ngapa-ngapain." Revo menenangkan gadis yang sepertinya tengah kebingungan itu. Padahal ia sendiri juga bingung.

"Lo kesini sama-" ujar Revo terpotomg. Glep' Alea langsung memeluk tubuh Revo yang ada didepannya. Ia meletakkan pipinya diatas dada bidang lelaki itu.

"Hei, lo kenapa?" Revo mengelus lembut rambut Alea. Terdengar jika gadis itu menangis.

"Sttt-jangan nangis." Revo kembali menenangkan gadis itu.

"Maafin gue, gue nuduh lo yang nggak-nggak," ujar Alea dengan tetap memeluk tubuh lelaki itu. Revo hanya tersenyum seraya mengelus rambut Alea.

"Nggak papa, gue ngerti kok posisi lo gimana. Jangan nangis ya, gue nggak papa."

"Alea," panggil Revo lembut. Alea tidak menyahut.

"Gue belum mandi dari pulang sekolah kemaren, sumpah," ujar Revo. Alea terkekeh kecil, lalu melepas pelukannya.

"Maafin gue ya?"

"Harusnya gue yang minta maaf. Lo mau kan maafin gue?" tanya Revo. Alea menggeleng.

"Kok geleng?"

"Gue yang minta maaf," ulang Alea.

"Gue yang salah," ujar Revo. Alea menggeleng lagi.

The Other Side [Telah Difilmkan & Diterbitkan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang