49 - Aware?

222K 10.9K 403
                                    

Setelah Alea mengetahui itu, sepertinya sebenarnya hubungan Alea dan Revo berjalan biasa saja. Namun bedanya, mungkin Reva menjadi pembatas antara mereka. Ini sudah berjalan 2 minggu, selama ini Alea dan Revo masih saling menyapa. Bahkan disaat ada Reva sekalipun. Alea juga tetap tertawa dan terlihat bahagia dihadapan Revo. Entah, jika dikatakan ia sedih berlarut juga tidak. Namun rasanya ada yang janggal.

Seperti yang biasanya selalu ada lalu menghilang, seperti pernah memiliki padahal tidak. Ingin bilang kehilangan, namun tidak pernah memiliki. Ia tidak membenci Reva karena ia memiliki Revo, namun rasanya dihatinya berkata bahwa sosok Revo telah jauh. Mungkin memang seharusnya hubungan senior dan junior seperti itu.

Reva dan Revo memasuki kelasnya, wajah Reva terlihat sumringah. Sedangkan Revo? Lelaki itu tampak menjadi lebih pendiam dan dingin dari biasanya. Entah, terkadang saat bersama Reva namun pikirannya selalu tertuju kearah Alea. Gadis lucu namun menyebalkan itu? Yang selalu membuat Revo tertawa setiap ia bersamanya. Lucu sekali, namun rasanya sekarang berbeda. Apalagi setiap bertemu Alea tetapi ia sedang bersama Reva, Reva selalu menahannya. Memang wajar, Revo tahu bagaimana poisisi Reva. Mungkin juga ia salah. Revo rasanya tak tahan saat tidak bersama gadis itu, saat tidak membuat gadis itu marah, saat harus diam saja saat melihat terjadi sesuatu kepada gadis itu, saat harus bersikap seorang senior yang sewajarnya saat bertemu Alea.

Tapi satu yang ia pertanyakan, mengapa pikirannya selalu saja tentang Alea?

"Rev, aku mau ke kantin sama Sissy. Kamu mau ikut?" tanya Reva seraya meletakkan tasnya. Revo yang masih diam di bangkunya menggeleng pelan.

"Kamu udah sarapan?"

"Udah." Revo meletakkan kepalanya diatas tangannya. Reva mengangguk.

"Aku ke kantin ya?"

"Hm," sahut Revo dingin.

Farrel melangkah untuk memasuki kelasnya, mendekati tempat duduknya. Ia menatap aneh lelaki yang tengah bersandar lesu disampingnya. Ia menggelengkan kepalanya.

"Kenapa lo?" tanya Farrel. Revo mendongak menatap Farrel.

"Berisik." Revo kembali meletakkan kepalanya diatas tangannya.

"Waktu itu gue ngomong sama Alea." Revo langsung mendongak dengan semangat.

"Ngomong apaan?" tanya Revo.

"Ya gitu, dia lagi sendirian di taman sambil ngomong sama bunga." Revo tertawa.

"Dih gila, terus?" Revo terlihat sumringah.

"Pacar lo Reva apa Alea? Giliran Alea semangat abis." Farrel menyindir, Revo masih tertawa.

"Kok lo ketawa sih? Dia lagi sedih kayaknya, terus ngomong sama bunga. Katanya, salah dia sendiri kenapa dia meluk kaktus?" tanya Farrel. Revo mengerutkan dahinya.

"Maksudnya?"

"Terus dia nanyain lo sama Reva," lanjut Farrel. Revo masih tak mengerti, rasanya ia tak peka dengan yang dikatakan Farrel.

"Maksudnya?"

"Mikir sendiri." Farrel beranjak dari tempat duduknya seraya menepuk kepalanya. Revo tak mengerti, ia terdiam sejenak.

Salah sendiri kenapa dia meluk kaktus? Maksudnya? Batin Revo berfikir.

Tak lama Reva kembali dari kantin, lalu duduk di samping Revo.

"Rev, tau nggak sih tadi aku ketemu sama si Rodo. Lucu banget deh nggak berubah." Reva tertawa. Rodo, lelaki yang dianggap culun dan bertubuh kurus. Suara nyaringnya membuat semua orang tertawa.

The Other Side [Telah Difilmkan & Diterbitkan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang