3

22.4K 1.7K 11
                                    

Rachel terbangun dari tidurnya dengan peluh bercucuran di dahinya. Rachel melihat ke arah jam dinding di kamarnya dan menunjukkan pukul satu malam. Rachel teringat dengan kotak pemberian Bunda dan mengambilnya dari nakas. Rachel membuka kotak itu perlahan dan menemukan sebuah kalung yang sangat cantik.

Liontin kalung itu berwarna sapphire blue dengan bentuk lingkaran dan ditengahnya terdapat simbol yang rumit.

Rachel segera memakai kalung itu dan tiba-tiba tubuhnya diselimuti cahaya yang sangat terang berwarna sapphire blue. Setelah cahaya itu hilang, Rachel membuka matanya perlahan dan dia melihat di cermin bahwa kalung yang dipakainya terlihat seperti transparan dan terlihat sudah menyatu dengan tubuhnya.

Rachel hanya melongo melihat kejadian itu dan mengerjapkan matanya berkali-kali tapi hasilnya tetap sama bahwa kalung itu terlihat transparan. Rachel pun mengira bahwa kalung itu di desain khusus dan dijual dengan harga yang sangat mahal mengingat kelebihan kalung itu. Rachel merasa beruntung bisa memiliki kalung itu tanpa tau ada sesuatu di balik keindahan kalung itu.

Rachel menguap berkali-kali dan akhirnya Rachel memilih untuk melanjutkan tidurnya. Tak lama Rachel kembali terlelap dalam mimpi yang sangat indah hingga membuat Rachel tertidur dengan menyunggingkan senyum manisnya.

🔹🔹🔹

Sementara itu, di Kerajaan Tumbler Ratu Quisin terbangun dari tidurnya dan menyebut nama Rachel putri kecilnya yang hilang. Ratu Quisin merasa jika putrinya masih hidup dan akan bertemu dengannya sebentar lagi.

🔹🔹🔹

Kring...kring...kring...

Alarm berbunyi di kamar Rachel. Bukannya bangun Rachel malah menarik selimutnya hingga menutupi seluruh tubuhnya dan melanjutkan tidurnya.

Kemudian Bunda masuk ke kamar Rachel dan membangunkan Rachel. Bunda tau jika Rachel tak mudah bangun walaupun alarm sudah terpasang. Bunda harus berusaha keras agar Rachel bangun dari tidurnya. Rachel terbangun setelah merasakan ada air yang mengenai wajahnya. Itulah kebiasaan Bunda jika Rachel tak kunjung bangun dari tidurnya, mencipratkan air ke wajah Rachel.

Rachel sudah siap dengan seragam sekolahnya dan tas dipungunggnya. Ia segera duduk di meja makan dan memakan sarapannya. Rachel pamit kepada Bunda dan bergegas melangkahkan kakinya ke sekolah. Rachel berjalan santai sambil sesekali bersenandung pelan.

Sesampainya Rachel di sekolah, ia segera memasuki kelasnya dan duduk di tempat duduknya.
Hari ini pelajaran juga masih ditiadakan karena ada seleksi dari Tumbler Academy. Banyak murid yang membicarakan seleksi hari ini.

Tak lama, Fera memasuki kelas dan duduk disamping Rachel.

"Chel, lo udah siap buat seleksi?" Fera terlihat lebih rapi dari biasanya dan itu membuat Rachel terkekeh sejenak.

"Entahlah, lo sendiri gimana?"

"Gue udah siap dong!" ucap Fera dengan semangat.

"Semoga lo lolos seleksi itu ya Fer!"

"Kok gue? Emang lo ngga pengin lolos?"

"Pengin sih tapi gue agak ragu."

"Kalo lo kaya gini kaya bukan Rachel yang gue kenal tau. Semangat dong!!"

"Iya iyaaa."

"Nah gitu dong," ucap Fera sambil mengangkat dua jempol tangannya ke arah Rachel.

Rachel merasa sangat beruntung bisa mendapatkan sahabat seperti Fera yang selalu mengerti keadaan Rachel dan mau berteman dengan siapa saja tanpa memandang status sosialnya.

TENG.. TENG.. TENG..

Bel masuk pun berbunyi, murid-murid dikelas Rachel berhamburan duduk ditempat masing-masing. Tak lama, Bu Elin masuk diikuti Zaka dan Zain lagi.

"Anak-anak, berhubung hari ini seleksinya jadi Ibu hanya ditugaskan untuk mengantar nak Zaka dan Zain kesini. Ibu ucapkan selamat bagi kalian yang nantinya lolos dalam seleksi ini. Kalau begitu, selamat berjuang dan ibu pamit dulu."

Kemudian Bu Elin melangkahkan kaki keluar kelas dan Zaka segera mengambil alih keadaan.

"Perhatian! Untuk seleksi kita akan panggil nama kalian secara acak dan yang namanya dipanggil harap tetap berada di kelas sementara yang namanya belum dipanggil harap menunggu diluar kelas. Paham!?" Zaka berkata dengan tegas.

"Paham kak!" jawab mereka serempak

"Untuk yang bernama Fera Reila tetap dikelas!" Zaka melihat daftar murid dan mulai memanggil acak.

Murid-murid yang tidak dipanggil namanya berhamburan keluar kelas. Rachel menyemangati Fera sebelum pintu kelas tertutup.

"FIGHTING FERAA!!" ucap Rachel dengan semangat tanpa mempedulikan murid-murid lain yang menatapnya aneh. Karena sangat jarang seorang Rachel mau mengeluarkan suara kerasnya apalagi didepan kelasnya yang sekarang sedang ramai. Rachel hanya menganggap itu sebagai angin lalu karena entah mengapa Rachel merasa dirinya akan pergi meninggalkan sekolah ini.

Fera hanya mengangkat kedua jempolnya dengan senyum yang manis untuk membalas ucapan Rachel.

'Entahlah ini nasib baik atau buruk, bisa-bisanya diantara banyaknya murid kenapa harus gue duluan yang dipanggil. Oh God semoga seleksinya ngga aneh-aneh' Batin Fera berseru.

Nasib baiknya Fera bisa melihat wajah kak Zaka yang tampan itu lebih lama dan nasib buruknya Fera tidak mempersiapkan apapun untuk seleksi ini.

Sesaat setelah pintu kelas benar-benar tertutup, Fera mulai merasakan ada keringat yang mengalir di dahinya. Suasana tiba-tiba mencekam yang membuat Fera ingin segera pergi dari kelas ini. Zaka dan Zain menatap Fera dari atas sampai bawah dengan pandangan menyelidik. Fera semakin merasa gugup ketika matanya bertubrukan dengan Zaka yang juga sedang  menatapnya dan akhirnya Fera pun memberanikan diri untuk bertanya.

"Kak kapan kita mulai seleksinya?" tanya Fera sambil tersenyum kikuk.

Zaka dan Zain tersadar dan mereka pun berdehem pelan.

"Baiklah, sekarang kami minta kamu duduk bersila di atas kain yang sudah kami sediakan," ucap Zaka sambil menunjuk kain berwarna biru berbentuk persegi yang hanya muat diduduki oleh satu orang saja.

Fera mengikuti arah pandang Zaka dan mengangguk lalu dengan segera Fera duduk bersila diatas kain itu dan menatap Zaka menunggu arahan selanjutnya.

"Selanjutnya kamu harus berkonsentrasi dan kosongkan pikiran kamu kemudian pejamkan matamu."

°°°°°°°°°

👉TBC👈

Liontin kalungnya yang kaya di mulmed.
Ngga sesuai ekspektasi yakk😳

Tumbler AcademyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang