26

14.7K 1.2K 100
                                    

Waktu menunjukkan pukul 01.00 dini hari. Rachel menghela nafas untuk yang kesekian kalinya. Sejak kejadian memalukan tadi, Ia sama sekali tidak bisa tidur dan memutuskan untuk pergi ke taman di sekitar istana melalui jendela.

Rachel mengendap-endap dan kemudian berlari menuju taman. Ia terlalu malas berurusan dengan para penjaga dan untungnya karena ini masih dini hari, para penjaga sudah memeriksa keadaan taman sebelumnya.

Rachel terpana melihat taman di depannya, keindahannya membuat senyumnya mengembang. Melihat ada kursi di tengah-tengah taman tanpa sadar ia segera berlari kecil dan duduk di kursi itu dengan nyaman.

Bunga-bunga di taman ini seolah bercahaya dan terlihat berkilauan di tengah gelapnya malam. Ini merupakan sesuatu yang baru bagi Rachel. Walaupun sebelumnya ia juga menemukan taman yang indah, namun ini adalah yang terindah menurutnya.

Bunga di taman ini seolah memiliki serbuk kerlip yang membuatnya bersinar di kegelapan. Setelah berpikir sejenak, ia memutuskan untuk memetik satu tangkai bunga mawar biru kesukaannya.

Sebelum tangannya menyentuh tangkai bunga itu, ada tangan lain yang dengan cepat memetik bunga itu.

"Kael!!" Rachel terkejut dan tanpa sadar melompat ke pelukan Kael membuat Kael hampir terjungkal ke belakang.

"Hai, Rachel." Kael mengacak rambut Rachel dengan gemas.

Keheningan menyelimuti mereka hingga kemudian terdengar isakan kecil dari Rachel yang membuat Kael panik.

"Kenapa? Apakah ada masalah?" Kael bertanya dengan lembut sembari menenangkannya. Rachel menggelengkan kepalanya dan mendongak menatap Kael.

"Aishh, sejak kapan Rachel kecilku menjadi gadis cengeng?"

Rachel mengerucutkan bibirnya mendengar ucapan Kael, tapi itulah yang dirindukannya. Kael yang selalu perhatian.

"Aku hanya berpikir jika aku tidak akan bisa melihatmu lagi saat kejadian itu."

Tatapan Kael melembut mendengarnya, "Maaf, aku tidak bisa menjagamu dengan benar."

Kael menatap Rachel sedih, jika saja ia tidak datang tepat waktu, ia tak akan bisa memaafkan dirinya sendiri karena begitu lengah menjaganya.

"Tidak, kamu tidak perlu meminta maaf, itu bukan salahmu." Rachel mengurai pelukan mereka dan dengan cepat menggelengkan kepalanya.

"Si tua Jeet itu menggali kuburnya sendiri karena telah berani menyinggungmu." Kebencian terpancar dari Kael yang sejujurnya membuat Rachel bergidik takut.

Sepertinya Kael menyadari ketakutan Rachel dan segera menampilkan senyumnnya yang cerah membuat Rachel diam-diam menghela nafas lega.

"Masalah itu lebih baik kita bicarakan dengan keluargamu terlebih dahulu, Rachel." Hanya anggukan yang Rachel berikan sebagai jawaban.

Rachel sepertinya tidak terlalu mendengarkan ucapan Kael dan terlihat sedang memikirkan hal lain. Melihat Rachel yang mendadak diam membuat Kael mengerutkan kening penasaran.

"Rachel?" Kael bertanya dengan hati-hati.

"Ah iya kotak!!" Rachel berteriak tiba-tiba membuat Kael berjengkit kaget.

"Kotak??"

Rachel merogoh saku di bajunya dan mengeluarkan  9 kotak kecil berukuran sama hanya warna dan tulisan yang berbeda. Kael menatap Rachel terkejut.

"Ini..., darimana kamu mendapatkan ini?" Melihat ekspresi Kael membuat Rachel semakin penasaran dengan kotak itu.

"Aku mendapatkannya di mimpi?"

"Mimpi?!" Kael tercengang.

"Aku tidak tahu apakah itu mimpi atau bukan, yang jelas ketika aku bangun, aku menemukan kotak yang sama di mimpiku itu nyata. Memangnya apa gunanya kotak ini?"

"Itu sebenarnya adalah kunci." Kael mengatakan itu dengan perlahan.

"Kunci?" Kael mengangguk membenarkan.

"Jika kamu sudah memliki kunci itu, tandanya kamu harus segera melakukan perjalanan ke suatu tempat."

"Kemana?"

"Akan lebih baik jika Raja Veron dan Ratu Quisin yang menjelaskan kepadamu."

"Baiklah."

"Tidak tidur?" Tiba-tiba terdengar suara dari belakang mereka.

"Ayah?" Rachel mengerutkan kening dan melihat sekeliling. Mereka tidak menyadari hari sudah berganti pagi karena berlarut dalam obrolan.

"Rachel tidak tidur?" Raja Veron mengulangi pertanyaannya.

Rachel terkesiap dan menjawab dengan pelan, "Rachel tidak bisa tidur." Sepertinya Raja Veron mengetahui alasan mengapa Rachel tidak bisa tidur dan menunjukkan senyum yang aneh?

"Yang Mulia Veron, lama tidak berjumpa!" Kael meninju bahu Raja Veron pelan. Raja Veron menatap Kael tajam hingga kemudian keduanya tertawa bersama dan berpelukan seperti sahabat lama yang akhirnya dipertemukan lagi.

Rachel menatap keduanya dengan heran. Seolah menyadari tatapan Rachel, mereka segera menjauhkan diri mereka dan segera mengalihkan pembicaraan.

"Rachel, sebaiknya kamu kembali ke kamarmu dan segera bersiap untuk sarapan."

"Baik, ayah."

Rachel bergegas ke kamarnya meninggalkan dua manusia yang jiwanya sudah berumur itu berduaan di taman. Mungkinkah mereka akan menghabiskan waktu untuk berkelahi atau mengenang masa lalu mereka?

Rachel berbalik sebentar dan mulutnya menganga melihat keduanya sedang bermain batu gunting kertas seperti anak-anak.

'Ayah?!'

'Apakah dia benar-benar Raja Tumbler?'

'Apakah Kael benar-benar salah satu naga legenda itu?'

Pemikiran Rachel mengenai ayah yang gagah dan berwibawa sirna seketika. Ternyata kenyataan yang dia dapat, jauh dari harapannya. Mungkinkah ekspektasinya terlalu tinggi?

Tanpa berbalik lagi, Rachel segera menuju kamarnya. Ia membersihkan dirinya dan menggunakan pakaian yang di sediakan oleh para pelayan. Rachel menatap pantulan dirinya di cermin dan melihat matanya yang seperti mata panda.

'Mungkin setelah sarapan, aku akan tidur.' Pikir Rachel setelah menyadari rasa kantuk mulai mendominasi dirinya.

Di ruang makan, semuanya sudah berkumpul. Senyum mereka mengembang melihat Rachel dalam balutan gaun khas putri kerajaan.

"Putri ibu sangat cantik." Ratu Quisin mengarahkan Rachel untuk duduk di sebelahnya.

Rachel memindai wajah di ruang makan dan kemudian semburat merah muncul di pipinya ketika melihat Arnold.

"Karena semua sudah berkumpul, mari makan!" Raja Veron mulai memakan sarapannya diikuti yang lain.

Setelah sarapan usai, mereka menuju ke tempat kerja Raja Veron. Ruangan itu tidak terlalu besar tapi cukup untuk menampung mereka semua.

"Hari ini akan ada banyak hal yang akan kita bicarakan," Raja Veron memulai.

"Mungkin Kael bisa menjelaskan kepada Rachel." Lanjutnya.

"Baiklah."

¤¤¤¤¤¤¤¤¤


👉TBC👈

Huwaaaa maapkeun baru bisa up😣🙏
Niatnya abis selese ujian bakal sering up tapi ya gituuu...😟
Segitu dulu yakkk?😔
Besok" lagiii💙
Miannn...😓
Dimaapin gak? T-T
Nda ada kuota juga termasuk sebab nda up hehe✌😌

Jumpe lagi yakkk^-^

Tumbler AcademyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang