10

19.5K 1.7K 36
                                    

Pemuda itu terus menatap Rachel intens bahkan tak berkedip sekalipun. Hingga sebuah suara menyadarkannya.

"Hei, Ar!"

Pemuda bernama Arnold itu segera mengalihkan pandangan ke arah lain.

"Lo liatin apa sih, serius banget" Ucap Axel ikut melihat ke arah pandang Arnold.

DEG

Axel merasa pernah melihat wajah itu tapi dia lupa.

'Aku seperti mengenal dia?' Batin Axel.

"Siapa gadis itu?" Axel memilih untuk bertanya pada Arnold.

"Murid baru dari bumi" Jawab Arnold santai

"B-bumi?" Axel terbata

Entah mengapa setelah mendengar kata bumi, Axel merasa akan bertemu dengan orang yang paling dia tunggu.

Arnold hanya menggumam mengiyakan jawaban Axel.

"Wow, sepertinya ada yang tertarik dengan gadis bumi itu"

"Bisa iya bisa tidak" Ucap Arnold lirih.

"Hah?"

"Lupakan saja, lebih baik kita kembali ke asrama" Arnold segera menuju asrama meninggalkan Axel yang masih berkutat dengan pikirannya sendiri.

Arnold sebenarnya sedang merasa bingung dengan dirinya sendiri. Ketika melihat anak baru itu, seperti ada perasaan aneh yang muncul begitu saja. Tapi Arnold tidak ingin ambil pusing dan mencoba mengeyahkan perasaan itu.

Sementara itu, di ruang Kepala Sekolah, Rachel tiba-tiba merasa gugup karena takut akan ditanyakan perihal sihir yang Rachel miliki dan Rachel takut jika dirinya bisa saja keceplosan tentang sihirnya yang tidak boleh diketahui orang lain.

Double Z menunggu Rachel di depan ruang Kepala Sekolah. Tadinya, Double Z ingin menemani Rachel tetapi Kepala Sekolah menolak.

"Selamat datang di Tumbler Academy dan selamat karena sudah lolos dalam seleksi. Kami turut sedih saat mendengar jika kedua sahabatmu dilarang pindah ke Tumbler Academy karena orang tua mereka memihak kepada Raja Kegelapan" Ucap Kepala Sekolah yang bernama Mr. Jeet dengan nada menyesal.

"T-tidak apa-apa, mungkin itu sudah takdir" Balas Rachel sambil tersenyum miris.

"Baiklah, kamu akan ditempatkan di kamar 1802 dan disana sudah ada teman baru yang menunggumu. Untuk perlengkapan sekolah sudah ada di kamarmu. Karena kamu murid baru, kelasmu akan dimulai 2 hari lagi"

"Terima kasih Mr. Jeet"

Rachel keluar dari ruangan itu dan Double Z masih menunggunya. Rachel jadi merasa tidak enak kepada mereka.

"Maaf kak, lama ya?" Ucap Rachel seraya menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

Double Z sontak menoleh ke sumber suara dan menemukan Rachel sedang tersenyum kikuk.

"Tidak apa Rachel, kamu di kamar berapa?"

"1802"

"Kamu ada di kamar paling ujung Rachel"

"Tidak apa-apa kak"

"Ya sudah, ayo kakak antar"

"Emm.., apa ini tidak merepotkan kak?"

"Tentu saja tidak" Balas Zaka dengan senyum yang mengembang.

Double Z beserta Rachel berjalan menuju asrama putri. Ditengah perjalanan, tiba-tiba Zain berhenti membuat Zaka dan Rachel ikut menghentikan langkahnya

"Mr. Hans memanggilku, aku harus ke ruangannya sekarang" Ucap Zain kepada Zaka dan Rachel.

Dahi Rachel berkerut dan melihat ke kanan kiri depan belakang, tetapi tidak menemukan siapapun. Lantas darimana Kak Zain tahu jika ia dipanggil Mr. Hans.

"Kakak tahu dari mana kalo kakak dipanggil? Disini kan tidak ada siapa-siapa"

Pertanyaan Rachel sontak saja membuat Double tergelak. Mereka tertawa lepas bahkan sampai Zain memegang perutnya. Murid yang masih berkeliaran di koridor asrama sontak menghentikan aktivitas mereka ketika melihat Double Z sedang tertawa lepas pasalnya Double Z sebagai anggota Kerajaan sangat jarang tertawa seperti itu. Dan hari ini, mereka tertawa karena anak baru.

Melihat Double Z tertawa membuat Rachel bertambah bingung.

"Apanya yang lucu kak?" Ucap Rachel dengan setengah cemberut.

Mendengar ucapan Rachel, Double Z segera menghentikan tawanya.

"Kami lupa memberitahumu jika kita bisa berkomunikasi semacam telepati" Jelas Zaka

"Wow, benarkahh?"

"Benar, kau akan mendapat pelajaran itu saat kau sudah masuk kelas. Karena aku sudah ditunggu Mr. Hans, aku pergi sekarang, sampai jumpa nanti adik manis" Ucap Zain dan sedetik kemudian Zain sudah tidak ada ditempat semula membuat Rachel terkejut.

"K-kak Zain hilang?"

"Dia menggunakan teleportasi"

"Teleportasi?"

"Perpindahan dari satu titik ke titik yang lain secara instan. Kurang lebih seperti itu"

"Apa semua orang disini bisa teleportasi?"

"Tentu saja bisa"

"Berarti aku juga bisa?"

"Iyaa Rachel" Ucap Zaka yang sudah gemas dengan Rachel yang terus-menerus menanyakan sesuatu

"Okey, ayo lanjut kak"

Kini hanya ada Rachel dan Zaka. Sesekali Zaka mencuri pandang ke arah Rachel yang tak henti-hentinya mengagumi Tumbler Academy.
Ketika hampir sampai di asrama putri, Rachel berhenti membuat Zaka juga berhenti.

Rachel melihat satu foto yang didalamnya terdapat satu keluarga bahagia. Di foto itu terlihat seorang wanita paruh baya memakai mahkota sedang menggendong bayi perempuan yang sangat cantik dan disebelahnya ada seorang pria yang juga  memakai mahkota sedang memangku anak laki-laki tampan.

'Mereka sangat bahagia' Hanya itu yang dapat Rachel deskripsikan dari foto itu.

"Kak Zaka, ini foto siapa?"

"Ini foto keluarga Kerajaan Tumbler sebelum Sang Putri hilang"

"H-hilang? Bagaimana bisa?"

"Kau akan tahu nanti saat kelasmu sudah dimulai"

Rasanya Rachel tak ingin meninggalkan foto itu seperti ada magnet yang menarik Rachel. Rachel pun dengan berat hati melanjutkan perjalanan menuju asrama.

¤¤¤¤¤¤¤¤¤


👉TBC👈

Tumbler AcademyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang