15

18.3K 1.5K 60
                                    

Rachel terbangun dengan keringat bercucuran dan nafasnya terputus-putus.

"Tuan Putri, anda kenapa?" Tanya Kael panik.

"Kael, aku takut" Rachel memeluk Kael dengan erat.

"Tenang Rachel, ada Kael disini" Kael mengusap punggung Rachel mencoba menenangkan gadis itu.

"K-kael, aku tadi bermimpi ada orang yang ingin membunuhku dan dia bilang ingin mengambil Rainbow Diamond yang ada dijantungku..." Tubuh Kael menegang mendengar penuturan Rachel.

'Sial! Siapa yang sudah masuk ke mimpi Rachel? Aku harus lebih waspada sekarang' Batin Kael.

"Kau tidak perlu takut, itu hanya mimpi Rachel"

"Tapi mimpi itu seakan nyata Kael" Rachel menangis di pelukan Kael.

"Kau tenang saja, tidak akan terjadi apapun kepadamu" Rachel mengurai pelukan dengan Kael. Kael tersenyum tulus.

Sejenak Kael melihat iris mata Rachel berubah warna. Namun, kembali seperti semula seperti sediakala ketika Rachel berkedip. Kael mengira jika Rachel tidak menyadari perubahan pada dirinya itu.

"Lihat wajahmu Rachel, mata sembab, rambut acak-acakan dan hidungmu merah terlebih lagi kau bau" Rachel tersadar jika ia baru bangun tidur dan belum mandi. Dengan langkah seribu, Rachel segera masuk ke kamar mandi meninggalkan Kael yang tertawa terbahak-bahak.

"Sepertinya aku harus cepat mempertemukan Rachel dengan mereka" Pikir Kael.

Rachel sudah menggunakan baju santainya dan berniat berkeliling Academy bersama Kael.

"Ayo Kael"

Rachel dan Kael akan mengunjungi ruang kepala sekolah terlebih dulu.

Tok tok tok

"Masuk"

Rachel masuk ke ruangan diikuti Kael dibelakangnya. Mr.Jeet tersenyum simpul melihat Rachel dan Kael.

"Ada yang ingin kau sampaikan Rachel?"

"Iya Mr, Saya ingin mengatakan jika saya sudah mempunyai partner"

"Benarkah?" Mr.Jeet berbinar mendengar ucapan Rachel.

"Benar Mr, dia adalah Kael" Rachel menunjuk Kael yang duduk disampingnya.

Mr.Jeet terbelalak kaget pasalnya Rachel mirid baru dan dia sudah mendapatkan partner yang bisa berubah menjadi manusia. Itu merupakan kejadian yang sangat langka.

"K-kau partner Rachel?" Tanya Mr.Jeet kepada Kael.

"Iya" Jawab Kael cuek karena dia tahu jika Mr.Jeet sangat tidak percaya kepadanya.

"Selamat Rachel, kau hebat" Tak bisa dipungkiri jika Mr.Jeet sangat bahagia menemukan murid seperti Rachel yang mungkin istimewa.

Rachel hanya mengangguk menanggapi ucapan kepala sekolah dan pamit undur diri dari ruangan itu.

Rachel dan Kael memilih mengunjungi cafetaria karena baik Rachel maupun Kael belum sempat sarapan. Walau lebih tepatnya mereka akan mencari makan siang. Cafetaria cukup sepi karena masih jam pelajaran.

Hanya senior yang bebas berkeliaran di jam ini. Mereka makan dengan nyaman karena tidak perlu mengantri panjang. Rachel pergi ke kamar mandi sembari Kael masih menghabiskan makan siangnya.

Sasya yang melihat Rachel menuju kamar mandi pun menunjukkan seringaiannya dan mengikuti Rachel. Rachel sudah masuk ke salah satu bilik. Dengan gerakan tangan Sasya mengusir semua orang yang ada di kamar mandi itu.

Rachel keluar dan membersihkan tangannya di wastafel. Dengan kekuatannya, Sasya berpindah ke depan Rachel. Rachel tersentak kaget dan melangkah mundur.

"Kenapa mundur?"

Rachel hanya menggelengkan kepalanya.

"Kau itu hanya murid baru, kau tidak pantas berteman dengan Pangeran disini. Kau hanya murid sampah, bahkan keluargamu menelantarkanmu!" Sasya mengeluarkan serbuk dari botol kecil yang ia bawa dan meniupkan bubuk itu kepada Rachel.

Rachel berusaha menutup hidung dan mulutnya agar serbuk itu tidak terhirup olehnya. Sasya mendengus kesal dan menarik tangan Rachel. Rachel dengan terpaksa menghirup serbuk itu.

Rachel terbatuk setelah menghirup serbuk itu. Paru-parunya terasa sangat sesak, Rachel berusaha meraup oksigen sebanyak yang ia bisa. Sasya tersenyum puas melihat Rachel yang semakin pucat.

"Kau tidak pantas berada di Academy ini! Kau hanya akan membuat Tumbler Academy ini buruk karena menampung murid sepertimu!" Rachel hanya bisa menatap Sasya dengan sendu.

Sasya menghiraukan tatapan belas kasih dari Rachel. Sasya dengan sengaja meniupkan lagi serbuk itu di depan wajah Rachel. Rachel tak sempat menghindar. Semakin Rachel menghirup serbuk itu semakin pula dadanya terasa sakit.

Sasya dengan langkah anggun pergi meninggalkan Rachel di kamar mandi. Sementara itu, Kael yang masih berada di cafetaria merasa aneh karena tak kunjung melihat Rachel.

Kael merasakan sesuatu yang tidak beres ketika ia melihat Sasya baru saja datang dari arah kamar mandi dengan seringai puas di wajahnya. Kael yang panik segera berlari menuju kamar mandi putri dan menemukan Rachel terduduk di dekat bilik dengan wajah pucat dan penampilannya yang berantakan.

"Oh tidak!! Rachel!!"

¤¤¤¤¤¤¤¤¤

👉TBC👈

Matanya Rachel berubah warna-warni kaya di mulmed😄

Mungkin ada diantara kalian yang mau ngasih saran/kritik untuk cerita ini tapi ngga mau muncul di komentar??😅
Kalian bisa kok chat author gaje ini lewat WA kalo ngga mau muncul di sini😆
Pasti ditanggepin kok😉

Gomawo gaess yang udah nunggu cerita ini up😇

Tumbler AcademyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang