10

43.3K 1.6K 16
                                    

Griselda PoV

tuk..tuk..tuk.tukk..

Bunyi sepatuku memenuhi koridor Rumah Sakit ini, aku sengaja mengubah penampilanku agar terlihat lebih elegan. Karna ini tempat bekerja Suamiku. Aku kesini bukan seperti istri-istri lain yang mengatarkan makan siang untuk suaminya, dan ini juga bukan jam istirahat para dokter, ini masih jam 10.

Setelah tadi aku membersihkan diriku yang di bantu bi iyem, aku mengganti pakeanku dan menghubungi dokter yang perna merawatku saat masih kecil. Dan dia menyuruhku untuk datang di rumah sakit baru yang dia tempati. Awalnya aku kaget dan bingung, karna ini rumah sakit Kak Zaky dan nanti jika aku bertemu Kak Zaky aku harus menjelaskan apa yang membuatku ke rumah sakit tempatnya bekerja.

Saat ini aku sedang menyusuri koridor rumah sakit untuk segera bertemu dengan Dr. Susanto. Mungkin sekarang umur Dr. Susanto sudah mengijak 50 tahun lebih. Aku sudah tidak perna bertemunya saat aku mengambil pengobatan di Singapur.

"Permisi, saya ingin bertemu dr. Susantonya" ujarku pada suster yang menjaga di depan ruangannya.

"Maaf mbak, dr. Susantonya sedang keluar sebentar, apa mbak sudah membuat janji?" Tanya Suster itu.

"Iya sebelum kesini saya sudah membuat janji dengan beliau, dan mungkin saya yang datang terlalu awal, saya akan menunggu" jawabku.

"Baik mbak"

Setelah itu aku berjalan-jalan sebentar mengelilingi rumah sakit besar ini. Dan benar aku melihat seseorang yang sangat aku kenal sedang bergandengan dengan seseorang wanita di depan sana.

Aku tak habis pikir, dia mengundang semua dokter di rumah sakit ini dan beberapa suster di pernikahan kami, namum dia bermesra-mesraan di depan umum tanpa ada urat malu sedikitpun?

Tapi apa peduliku? Aku juga tau batasku, aku istrinya tapi aku tidak memiliki hatinya. Hatinya hanya untuk seorang Gladis seorang.

"Griselda?" Panggil seseorang sambil memegang bahuku dan membuat ku berbalik ke arahnya.

"Oh kak Reza, aku pikir siapa" ujarku.

"Kamu ngapai kesini? Mau cek kandungan yah" ucapnya sambil menatapku.

"Ahaha apaan sih kak, nggak aku mau membesuk temanku, katanya dia sudah masuk rumah sakit ini 2 hari makanya aku datang menjenguknya" bohongku, karna kak reza juga salah satu teman dokter yang dekat dengan kak Zaky.

"Oh aku pikir kamu mau cek kandungan, kalau kamu mau cek kandungan langsung datang aja ke ruanganku, dengan senang hati aku membantumu" ujarnya sambil memasang senyum seperti mengodaku. Kak Reza memang seorang dokter kandungan.

"Yah kalau ada kak aheheh, yah sudah kak aku mau menjenguk temanku dulu" ucapku sambil pamit kepada kak Reza, dan berlalu dengan cepat ke ruangan dr. Susanto mungkin dia sudah kembali.

-----


"Hallo dokter, lama tidak bertemu" sapa Griselda.

"Hallo juga Griselda, mukamu makin cerah setelah menikah yah" sapa balik dr. Susanto. "Kenapa kamu tiba-tiba menghubungi saya lagi?" Tanyanya kepadaku.

"Ahahah,,, Dokter bisa saja, Dok saya datang kesini hanya ini bertanya apa betul kanker yang sudah hilang bisa muncul kembali ?" Tanyaku pada dr. Susanto tanpa perlu basa basi.

"Bisa saja Risel, bahkan bisa lebih parah dari kanker sebelumnya. Tapi kenapa?" Jawabnya sambil bingung karna aku mempertanyakan tentang kanker itu. "Apa dugaan saya dulu benar?" Tanya lagi.

"Maksud dokter apa? Saya tidak mengerti?" Tanyaku bingung apa yang di maksud oleh dr. Susanto.

"Sebelum kamu di bawah ke singapur, saya perna bilang pada orang tua kamu, kanker itu biar dia di anggap bersih oleh kedokteran, tapi bisa saja dia akan tumbuh lagi dan membuat jaringan yang lebih parah dari kanker sebelumnya, bahkan dia akan lebih cepat merambat dan mematikan jaringan-jaringan tubuh" ucap dr. Susanto. "Bahkan hanya 25% kemoterapi ulang itu akan berhasil seperti kanker pertama yang kamu lakukan di singapur" lanjut dr. Susanto yang membuat jantungku seperti tersengat aliran listrik yang sangat hebat.

"Tapi kenapa papa dan mama tidak perna certita ke Risel dok" tanyaku pada dr. Susanto, aku gemetar, bahkan aku sudah tidak sanggup lagi.

"Mungkin karna orang tuamu tidak ingin kamu patah semangat begitu saja, mereka ingin melihatmu bahagia dan tidak memikirkan penyakitmu yang pasti akan muncul lagi, bahkan saya di larang untuk menceritakan ini padamu" jelas dr. Susanto.

"Apa dokter bisa memeriksa saya, kanker seperti apa lagi yang telah menggorogoti tubuhku" ucapku dan di angguki oleh dr. Susanto.

Aku berdiri dan mengikuti dr. Susanto untuk mengambil darah, untuk pemeriksaan lebih lengkapnya. Kakiku sangat gemetar aku sangat takut mendengar hasilnya.

Setelah pengambilan darah, dr. Susanto menyuruh suster untuk di bawah ke lap. Aku menunggu hasil itu di dalam ruangan dokter susanto.

Gelisa, takut, kecewa semua ada di benakku. Kenapa harus saat seperti ini penyakit ini datang lagi kedalam tubuhku, aku kecewa kepada orang tuaku yang menganggap remeh penyakit ini.
Aku yang sedang berjuang mendapatkan hati suamiku sekarang aku juga harus berjuang memperjuangkan kesehatanku.

30 menit kemudian suster telah membawah hasih darahku, dr. Susanto membaca hasil dari tes darah yang tadi ku lakukan.

"Menurut hasil test, kanker yang sekarang ada pada tubuhmu kanker Leukimia berjenis mielogen akut stadium 2b, yang berkembang dengan cepat menyerang sel mieloid sehingga dapat menyubat pembuluh darah." Ucap dr. Susanto membacakan hasil test darahku. Aku hanya bisa menangis mendengar hasil test tersebut.

"Bagaimana agar dapat diatasi kanker itu dok?" Tanyaku.

"Kemoterapi dan radiasi" jawab dr. Susanto. "Kanker kali ini sangat berat untukmu Risel, kankermu ini sudah masuk tahap akut bukan lagi kronis dan ini sudah stadium 2b dan akan masuk stadium 3a jika kamu tidak melakukan pengobatan. " lanjut dr. Susanto.

"Dok, saya mohon ini rahasia kita berdua jangan sampai papa dan mama tau apalagi suamiku. Aku hanya tidak mau mereka khawatir" ucapku sambil memohon agar merahasiakan kanker ini." Dan kapan saya bisa memulai kemoterapi itu? Tapi saya tidak mau di rumah sakit ini saya mau di rumah sakit lama dr. Susanto" lanjutku.

"Baik, saya akan menghubungi teman saya yang ada di rumah sakit itu, hari senin depan dan saya juga akan berada disana setiap kemoterapimu" ujar dr. Suanto. "Dan Risel kamu harus menghindari makanan seperti sapi, kerbau ,babi, udang, kerang-kerang, Ikan asin, Kopi ,lengkeng, nangka, nanas, durian, duku, anggur, Alkohol,Makanan yang di bakar, toge, sawi putih, cabai, kangkung." Lanjut dr. Susanto untuk melarangku memakan makanan yang dia sebutkan.

"Iya, trimakasih dok" ucapku sambil berdiri dan menyalami tangan dr. Susanto.

------

Author PoV

Griselda berjalan pelan menyusuri ruang Rumah sakit. Tanpa ia sadari sudah 3 kali dia melewati koridor ruangan yang sama.

"Apa karna papa dan mama tau kalau aku tidak akan memiliki waktu yang lama, makanya mereka dengan cepat cepat menikahkanku?" Ujar Griselda dalam hatinya sambil memandangi kembali hasil test darahnya tadi. Tanpa di sadari air matanya mengalir deras, hatinya begitu sangat sakit. "Berikan aku waktu sebentar lagi Tuhan, kau yang membuatku seperti ini, dan aku tidak bisa pergi tenang jika harus pergi tanpa mendapat cinta yang utuh dari suamiku" ujarnya kali ini begitu lirih.

-----

.tbc

My Husband My Doctor | TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang