19

46.6K 1.7K 36
                                    

Kini Katrin, Tama, Selly sudah ada di ruangan Griselda. Selly hanya bisa menangis mendengar kabar menantunya. Selly yang duduk di samping Rena hanya bisa saling menguatkan.

"Mas, bagaimana kalau kitaa membawah Griselda berobat keluar negri?" Saran Tama.

"Percuma Rud, keadaan Griselda makin memburuk, hanya 35% saja" jawab Rudi putus asa. Dia sangat sedih dengan keadaan putri semata wayangnya itu.

Sudah pukul 1 malam pun, Griselda masih belum sadar. Semua orang sangat menantikan kesadaran Griselda. Terutama Zaky Retama, laki-laki bodoh itu. Zaky tidak perna melepaskan pandanganya dari Griselda.

"Zaky, kamu belum makan nak, kamu makan dulu, biar mama sama papa yang gantian untuk menjaga Risel." Ujar Selly. Rena dan Rudy sudah pulang untuk mengganti baju dan mengisi perut mereka setelah itu mereka kembali lagi.

"Zaky nggak lapar Ma" jawab Zaky tanpa memandang Selly. Matanya tidak perna lepas dari Griselda.

"Jangan kayak anak kecil Zak, kamu itu udah besar, kamu harus jaga kesehatan kamu, katanya kamu dokter, masa gitu ajah harus mama yang ingetin" Ujar Selly sambil memarahi anaknya itu.

"Nah itu mah, Zaky seorang dokter bodoh, Zaky tidak perna sadar dengan keadaan Griselda, Zaky tidak perna peka dengan apa yang Griselda alami...hiks..hikss. Zaky ini suami macam apa Ma?" Air mata Zaky kembali keluar.

"Iya kamu bodoh, jaga kesehatan Saja kamu tidak betul apalagi kamu menjaga kesehatan Istrimu. Trus kalau kamu sakit siapa yang mau balik jaga kamu? Sedangkan kita semua sudah begitu khwatir dengan keadaan Griselda " Ujar Selly.

Bukannya menjawab Zaky malah menangis sehancur mungkin. Sambil memegang Tangan Griselda kuat. Menatap Griselda tajam. Apa yang harus saya lakukan Tuhan, kenapa cobaan yang kau berikan untuk membuatku sadar begitu menyakitkan, saya masih ingin bersamanya sampai akhir Tuhan- ujar Zaky Dalam Hatinya.

Selly yang melihat anaknya itu membuat airmatanya jatuh, anaknya tidak perna ia lihat menangis sehancur itu. Terakhir dia melihat anaknaya menangis sehancur itu saat Zaky meminta tolong pada papanya untuk menurunkan dia di atas pohon mangga ketika mengdengar Selly ngidam ingin makan mangga. Zaky yang tidak bisa turun hanya bisa menangis meraung-raung sambil berteriak agar Tama dan Selly menolongnya.

"Zaky, anak Mamakan? Anak mama nggak perna selemah ini Zaky. Kamu sudah besar kamu sudah 27 tahun, kamu sudah berkeluarga dan tugas kamu sebagai kepala keluarga ada menguatkan istrimu, bukan terlihat lemah seperti ini kamu tidak pikir bagaiman kalau Griselda liat kamu seperti ini, kamu pikir dia akan kuat menghadapi penyakitnya?" Ujar Selly sambil mengusap pelan bahu Anak Sulungnya itu.

Zaky melihat mamanya, dengan mata yang masih di aliri air mata, "apa Zaky bisa sekuat seperti yang mama pikirkan?" Ujar Zaky sambil memandang Mamanya.

"Iya pasti" sahur Selly.

Zaky tertawa Gentir di sela tangisnya saat mendengar jawaban mamanya. "Mama salah, nyatanya anak mama ini terlalu lemah saat ini, Zaky tidak bisa kuat seperti dulu, kaki Zaky bahkan melemah saat Zaky harus berdiri, bagaimana Zaky bisa jadi Tiang yang kokoh buat Risel?"

"Kak Zaky tau bagaimana kuatnya Kak Risel? Bahkan kak Risel lebih kuat di bandingkan Kak Zaky saat ini kalau menurut Katrin" kata Katrin baru saja bersuara. "Kak Risel yang lemah, bahkan bisa kuat bersama kak Zaky yang banyak maunya, dan tenang saat dia tau bahwa dia tidak akan bisa mendapatkan hati kak Zaky seutuhnya. Sedangkan kakak? Hanya baru tau kak Risel seperti ini sudah putus asa dengan kehidupan, bukan dokter yang menjamin kehidupan kak, Tapi Tuhan, Tuhan yang menentukan kehidupan semua orang termaksud kak Risel. Jadi selagi Tuhan ngasih waktu itu buat Kak Risel bertahan, dan itu juga harus bisa kakak gunakan untuk menebus kesalahan kakak kepada kak Risel dan menjadi tiang kekuatan untuk Kak Risel" Ujar Katarina yang menganggap pikiran kakaknya itu bodoh.

My Husband My Doctor | TAMATWhere stories live. Discover now