24

33.5K 1K 8
                                    

Zaky yang duduk diam di taman rumah sakit masih berpikir tentang kejadian tapi pagi. Dia melakukan itu hanya untuk membuat Griselda tetap sehat-sehat. Dia ingin Griselda tetap bersamanya. Tanpa memikir egois atau tidak.

Tapi Zaky juga menginginkan kehadiran anaknya. Namun dia takut akan kehilangan Griselda cepat dari dirinya. Dia selalu mencoba mengkuatkan dirinya agar tidak terlalu memikirkan hal itu. Namun selalu saja pikiran itu datanh setiap melihat Griselda dengan wajah pucatnya itu.

"Kamu kenapa Zak?" Tanya seseorang yang baru saja duduk di samping Zaky.

"Hai" ujar Zaky melihat sekilas kepada orang baru datang itu.

"Hai juga, kamu kenapa sih? Bingung banget terlalu meratap hidup" tanyanya  lagi.

"Aku lagi mikir Dis, aku bingung harus gimana, aku rasa aku suami yang tidak berguna untuk istriku" jawab Zaky kepada Gladis. Iya Gladis yang telah menjadi mantan kekasih Zaky dan juga menjadi sahabat untuk Zaky dan Griselda.

"Maksud kamu apa? Yang jelas dong" kata Gladis.

"Kamu tau kan Griselda hamil" ucap zaky menatap Gladis.

"Yah Tuhan Zaky, bisa nggak sih kamu ceritanya itu langsung ajar masuk ke intinya gitu" ujar Griselda geram karna dari tadi hanya mendengar celoteh Mantan kekasihnya itu.

"Jadi gini saat aku tanya ke dokter susanto waktu Risel telah dinyatakan hamil aku memanggil dr. Susanto untuk memeriksa sekaligus konsul dengan dr. Susanto, dan beliau mengatakan bahwa kehamilan Griselda akan membuat Griselda sangat lemah, dan bahkan dengan cepat akan runtuh seketika. Itu membuat ku sangat frustasi, namun dr. Susanto memberikan aku resep obat untuk membuat daya tahan tubuh Griselda tetap membaik, namun obat itu dapat membuat bayi dalam kandungan Griselda melemah" cerita Zaky terhenti saat melihat mimik muka marah yang terpancar dari wajah Gladis.

"Dan tanpa pikir panjang aku membelikan obat itu terus menerus untuk Griselda, aku pikir selama ini Griselda terus meminumnya, nyatanya aku salah, malah Griselda membuangnya, tapi Griselda pintar dia membuangnya saat waktu dia meminumnya pagi dan malam, saat pagi tadi aku mengetahui semua itu ternyata Griselda sudah tau kasihat obat yang aku berikan dan Griselda marah besar, namun aku sudah meyakinkannya dan meminta maaf, namun Griselda tetap bersikukuh untuk mempertahankan bayi kami, mau tidak mau aku mendukungnya" jelas Zaky.

"Aku punya 1 kata untuk kamu, kamu mau dengar?" Tanya Gladis yang di beri anggukan oleh Zaky. "B R E N G S E K" ucap Gladis sambil menekan setiap katanya.

"Kamu nggak tau apa yang aku lakukan untuk Risel, Dis. Aku hanya ingin istriku bisa hidup la..."

"Namun kamu membuat bayimu dalam bahaya, atau dalam kata kasarnya kamu menggurkan bayimu, buah cintamu dengan Griselda, begitu Zak? Sumpah aku nggak habis pikir dengan pemikiran bodohmu itu, bayi itu anugrah Zaky, bahkan dia akan sangat kamu butuhkan nanti" ujar Gladis.

"Aku takut kehilangan Griselda saat aku sudah mencintainya" lirih Zaky.

"Jika kamu tidak ingin kehilangan Griselda cepat, jangan buat dia begitu menderita, jangan hilangkan alasan dia bertahan hidup hinggah sekarang Zak, aku harap kamu mengerti ucapanku, aku deluan" pamit Gladis yang di beri anggukkan oleh Zaky.

Dia masih memilih diam di bangku taman itu, masih memikirkan kembali bahwa dia harus bisa meyakinkan dirinya sendiri.

-----------

Di lain tempat, Griselda duduk di Gazebo di halaman blakang rumahnya dekat kolam berenang. Griselda kini makin rajin membaca buku atau majala seputar kehamilan, dan sesekali dia mengikuti nasehat pada buku yang di bacanya.

Dia sangat menikmati kegiatannya kini di setiap sore. Bi iyem yang melihat majikannya itu merasa sangat bahagia, sesekali Griselda mengangguk-anggukkan seakan dia paham apa yang harus dia lakukan seperti yang dia baca di buku itu.

Bi iyem yang memegang cemilan untuk di bawah ke majikannya itu hanya dia di pintu samping. Seakan sangat bahagia namun mengandung kesedihan. Tanpa di mintanya, senyum yang terlukis dan tercetak indah di wajah Griselda akan hilang dan tak kan terlihat lagi.

"Seandainya bisa di tukar, biar dia saya saja yang mengalami semua penyakit menyeramkan itu" ujar Bi Iyem pelan. Lalu berjalan membawah cemilan yang di minta oleh Griselda.

"Ini mba cemilannya" ujar bi iyem sambil meletakkan piring cemilan itu di dekat Griselda.

"Makasih bibiku sayang" ucap Griselda sambil tersenyum manis ke arah bi iyem.

"Sama-sama mba, mba tidak sekalian bibi buatkan susu?" Tawar bi iyem.

"Nggak bi, memnbuat susu itu tugas kak Zaky sebagai ayah dari anak aku,eheheh" jawab Griselda sambil tertawa yang membuat bi iyem senyum.

"Mba Risel nggak cape emangnya? Dari tadi kesana kemari terus, bikin ini itu terus, bibi aja dari tadi itu sempat pusing liat mbak Riselnya" tanya bi Iyem sekaligus mengeluarkan unek-unek perhatiannya.

"Ahaha bibi, Risel nggak cape kok, kan kata mami sama mama, Risel harus banyak bergerak agar anak Risel itu bisa cepat dapat pintu keluarnya, dan Risel nggak perlu deh cape-cape harus di oprasi" jelas Griselda.

"Iya juga sih mba,"

"Bi gimana sih rasanya lahirin normal? Sakit banget yah bi? Risel jadi takut gitu nanti apalgi tinggal 4 bulanan lagi" tanya Griselda.

"Yah pasti sakit lah mba, itu makanya mbak, saat ngelahirin itu suka di bilang kaki kanan hidup kaki kiri mati, hanya ada dua pilihat itu mbak" jawab bi iyem yang di beri anggukkan oleh Griselda.

"Risel jadi takut nyama risel di kaki kiri, " kata Griselda yang membuat bi iyem langsung memandang geram ke arah majikan mudanya itu. "Ehehhe, aku cuman main-main bi" lanjut risel.

"Mbak Risel harus yakin kalau mbak Risel bisa melewati semuanya, mbak Risel punya banyak penyemangat dia blakang Mban Risel, jadi bibi yakin Mbak Risel pasti bisa melewati semuanya, untuk malaikat kecil yang akan hadir di dunia ini" ujar Bi iyem lalu memeluk Griselda hangat.

"Maksih bi, sudah jadi keluarga, sahabat untuk Griselda. Aku sayang banget deh sama bibi" ucap manja Griselda yang membuat bi iyem menyukainya.

------

.tbc

My Husband My Doctor | TAMATWhere stories live. Discover now