🌸 Pangeran Es 🌸

4.6K 255 41
                                    


☘️☘️☘️

"Hoaaammmm" Yaya menguap, karena bosan mendengarkan penjelasan dari guru sejarah yang tengah asik bercerita di depan kelas nya.
Yaya tidak mengerti, sebenarnya guru itu sedang mengajar atau merapalkan mantra tidur sih?.

Yaya menghela nafas lalu mengucek mata nya yang ber air, dia benar-benar bosan dan mengantuk.

Sebenarnya Yaya suka semua mata pelajaran bahkan sejarah juga. Tapi, cara guru itu menerangkan membuat Yaya cepat merasa bosan.

Berbeda dengan pelajaran matematika dengan Bu Melati tadi. Yaya dengan semangat menyimak dan mengerjakan soal-soal yang di berikan Bu Melati. Karena, selain dia menyukai matematika, cara mengajar Bu Melati tidak lah membosankan.

Yaya menguap sekali lagi. tidak tahan, Yaya melipat tangannya diatas meja lalu menidurkan kepalanya di sana.
Dengan posisi masih seperti itu, dia menoleh kesamping kanan, bola matanya tak sengaja menatap wajah teman sebangku nya, Halilintar. mata Ruby itu sangat serius menatap kearah depan, menyimak dengan tenang apa yang diterangkan oleh guru sejarah itu.

Yaya tanpa sadar tersenyum, mimpi apa dia semalam bisa sebangku dengan cowok seganteng ini? Dan sial nya dia sangat mirip dengan Gempa, orang yang sangat dia sukai dan di damba-damba kan nya selama ini.

Yaya terus memperhatikan Halilintar dari samping, dia bingung bagaimana cara membedakan Halilintar dengan Gempa. Mereka sangat mirip, mulai dari tinggi badan, gaya rambut, warna kulit, suara, dan Yaya yakin 100% kalau berat badan mereka pasti sama.
Yaya seketika berdecak kagum, kekuasaan Tuhan benar-benar hebat.

Yaya masih tetap setia menatap Halilintar. Pelajaran sejarah sudah tak ia perduli kan lagi.

Sedangkan si empu-nya masih belum sadar juga bahwa dari tadi Yaya menatap nya.
'ah, dia benar-benar orang yang cuek dan dingin,' batin Yaya

Yaya sekarang sudah mengetahui perbedaan Halilintar dengan Gempa.
Yang jelas bukan dari segi fisik, Melainkan dari segi kepribadian. Halilintar ternyata adalah orang yang pendiam dan dingin, berbeda dengan Gempa yang ramah dan lemah lembut kesetiap orang, dan lagi ... Yaya baru menyadari bahwa iris mata Halilintar sangat berbeda dengan Gempa. Halilintar ber-iris Ruby, sedangkan Gempa ber-iris kuning keemasan.

Yaya tersenyum kembali, sekarang dia sudah bisa membedakan Halilintar dengan saudara kembar nya Gempa.

Tanpa diduga Yaya. Halilintar yang mungkin merasa diperhatikan oleh seseorang, mulai menggerakkan kepala nya kesamping dan balas menatap Yaya, Halilintar menaikkan satu alisnya saat melihat mata gadis itu membulat karena terkejut dan wajah yang merona saat tertangkap basah oleh nya.

Yaya yang sangat malu menyembunyikan pipi merahnya kedalam lipatan tangannya. dan tidak berani menatap Halilintar lagi.

'Sial ... pake ketahuan segala lagi' umpat Yaya dalam hati.

Sedangkan Hali mengalihkan pandangannya kedepan. Tidak memperdulikan apa yg barusan terjadi.

Yaya sangat malu dan tak berani mengangkat kepala nya lagi, dan karena benar-benar mengantuk. Yaya akhirnya tertidur.

Skip time

"Yaya ... Yaya bangun," Ucap seorang gadis berkacamata dan rambutnya di kepang rendah kebelakang, Ying.

"Hmmmm ngggg ... lima menit lagi maahhh, lima menit." Racau Yaya.

Ying, Hana, dan Naura hanya ternganga melihat reaksi Yaya, sejak kapan teman nya bisa tertidur di kelas begini??

Naura yang benar-benar kesal mendekatkan wajah nya ke telinga Yaya, dan ...

"WOYYYY BANGUUUUN KEBOOO ... ADA ORANG YANG MAU BELI BISKUIT LO TUH," Teriak Naura membahana di telinga Yaya.

Waiting For You Forever [SELESAI]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt