🌸 Harus 🌸

3.1K 175 55
                                    

19:46 WIB

Halilintar berjalan ke arah lemari pakaiannya, lalu mengambil jaket hitam merah kesayangannya dari sana.

Pesan dari orang misterius tadi terus melayang-melayang di kepalanya. Hingga ia tetap nekat pergi, walaupun seluruh badannya masih terasa sakit.

Halilintar menahan perih di punggung saat kain jaket itu sedikit menekan bahu dan punggungnya. Terbukti, jika luka-luka itu masih belum sepenuhnya membaik.

Halilintar mengambil dompet dan kunci motor, lalu berjalan keluar dari kamar.

Saat turun ke ruang tamu, Halilintar melihat TV menyala dan Gempa yang sibuk dengan ponselnya.

Halilintar berjalan ke arah Gempa yang sepertinya masih belum sadar akan kehadirannya disana.

Ia penasaran, apa yang membuat adiknya yang satu ini tidak menyadari kehadiran nya?? Biasannya Gempa adalah orang yang paling peka disini.

Sekarang posisi Gempa sedang duduk di sofa membelakangi Halilintar.
Halilintar berjalan sedikit pelan, agar derap sepatunya tidak di dengar oleh Gempa.

Saat sampai di belakang Gempa, Halilintar dapat melihat adiknya sedang membuka Instagram.
Tapi, bukan itu yang aneh. Gempa sepertinya sedang men-stalk seseorang.

Kening Halilintar berkerut saat melihat Gempa sedang melihat foto seorang gadis, yang parahnya dia bahkan sampai men-zoom foto itu sambil senyum-senyum seperti orang gila.

Halilintar hanya menggeleng-gelengkan kepalanya, lalu memutar bola mata malas.

Yaa... Halilintar kenal dengan gadis itu, kalau tidak salah dia juga bersekolah di SMA Galaxy.

Halilintar tersenyum tipis, ternyata adiknya sudah besar. Adiknya yang polos dan bijak ternyata sudah mulai menyukai seseorang.

Halilintar menepuk-nepuk kepala Gempa dari belakang, membuat Gempa terkejut dan dengan cepat mematikan ponselnya. Ia menoleh kebelakang, lalu ternganga melihat kakak sulungnya yang sedang berdiri sambil melipat tangan di dada.

'tercyduk lah kau'

"Astaga... Kak Hali," ucap Gempa dengan kaget, saat mengetahui siapa yang menepuk kepalanya barusan.

Halilintar tersenyum geli lalu menggeleng-gelengkan kepalanya.

Membuat Gempa jadi malu sendiri, dan menggaruk belakang tengkuknya yang tak gatal.

"Lo suka sama dia?" Tanya Halilintar spontan.

Gempa terkejut, lalu tak lama kemudian mengangguk malu.

Halilintar hanya menatap Gempa dengan datar.

"Sekolah yang bener," ucap Hali dengan kalem.

Gempa menundukkan kepala nya, lalu mengangguk. "I-Iyaa kak Hali," ucapnya.

Hali hanya diam.

"Kak Hali mau kemana??" Tanya Gempa, mengalihkan pembicaraan.

"Keluar" jawab Hali dengan nada datar.

"Ngapain?? Kak Hali kan masih sakit," ucap Gempa.

Hali berdecak. "Cari angin, gue nggak papa," ujarnya.

Gempa hanya mengangguk, tidak bisa mencegah Halilintar lagi.

"Gue pergi dulu, jaga rumah," lanjutnya.

Gempa mengangguk patuh.

Halilintar menepuk kepala Gempa sekali lagi. "Jika memang lo sayang sama dia. Jagain dia dan pertahanin dia," ucap Halilintar tiba-tiba, lalu berjalan pergi keluar rumah.

Waiting For You Forever [SELESAI]Where stories live. Discover now