🌸 Jadi Pacar?? 🌸

3.3K 199 95
                                    

Hai hai hai hai hai hai hai 😀😀
Author balik lagiii yaaayyyyyyyyy 👏👏
Gimana ?? Cepat kan author update nya?? 😁😁

Happi riding manteman.. 😁😁
Baca nya pelan-pelan ya.. pake perasaaan ... biar feel nya dapet 😁😁

Cussss Lanjuuuuuutttttt 😂😂😂


🦋🦋🦋



Yaya menghela napas berat, tatapannya jatuh pada piring yang berisi makan siangnya dengan sendu. Entah kenapa nafsu makannya menghilang.

Herman dan Lisa selaku kedua orang tua Yaya juga bingung dengan sikap anak mereka yang tiba-tiba berubah seperti ini, biasanya Yaya akan mengoceh dan bercerita panjang lebar, sepanjang jalan kenangan? tentang dirinya, tentang temannya, atau apapun itu. Apalagi papa nya disini, dia harusnya bersemangat bukan?

Yaya menghela napas sekali lagi.

"Yaya kamu kenapa??" Tanya Herman, sambil mengusap puncak kepala anak nya, membuat pita strawberry di rambut Yaya agak sedikit bergeser dari tempatnya.

Yaya hanya menggeleng.

Herman semakin bingung. Biasanya anak gadis nya ini akan marah dan cemberut jika dengan sengaja ia mengacak rambut nya, karena itu akan mengacaukan kembali tatanan rambutnya, padahal Yaya sudah berkali-kali menyisir dan memperbaiki tata letak pita nya.

Makannya dia akan marah jika papa nya dengan sengaja merusak nya. Tapi, sekarang berbeda. Yaya tidak marah, malahan dia tidak berniat memperbaiki kembali rambutnya yang sedikit kusut karena di acak oleh papa nya tadi.

"Kamu sakit?" tanya Lisa.

Yaya kembali menggelengkan kepala nya.

Herman menempel kan punggung tangan nya ke kening Yaya.
Tidak panas, berarti Yaya tidak demam.

"Kalau gitu kamu kenapa?? Ada masalah??" Tanya Herman.

Yaya menghembuskan napas lelah. "Yaya nggak papa kok, Pa, Ma. Yaya lagi nggak nafsu makan aja, Yaya ke kamar dulu ya," ucap Yaya, lalu berdiri dari kursinya.

"Eh, tapi makanan kamu??" Tanya Lisa.

"Yaya nggak lapar kok, Ma. Yaya makannya nanti aja. Yaya ke kamar dulu," ucap Yaya, lalu pergi menuju kamarnya yang ada di lantai atas.

Meninggalkan tanda tanya besar di kepala kedua orang tua nya.

"Biasa masalah anak muda" ucap Herman, yang di balas kernyitan dan dengkusan kecil oleh istri nya.

🦋🦋🦋

Yaya menghempaskan dirinya ke ranjang dalam posisi telungkup. Lalu menenggelamkan kepalanya di dalam bantal, agar suara isakan nya tak terdengar keluar. Ya ... dia menangis.

"Hiks... sa-sakiit... kenapa bisa sesakit ini?? Hiks...," cicit Yaya dengan pelan sambil terisak kecil.

Di dalam hati dia bertanya. 'kenapa gue bisa menyukai gempa?? Kenapa gue bisa mencintai gempa?? Kenapa gempa jahat?? Kenapa dia bisa menyukai sahabat gue ?? Kenapa?? Kenapa??' teriak Yaya dalam hati.

Dia kembali mengingat-ingat pertemuan pertama kali nya dengan Gempa. Ya, dia pertama kali bertemu dengan Gempa saat MOS, dan saat itu  bukan hanya ia saja yang bertemu dengan Gempa. Disana, juga ada Ying, Naura, dan ... Hana.

Yaya tersenyum kecut, ternyata Gempa langsung menyukai Hana saat itu??

Yaya masih ingat, bagaimana ekspresi bahagia nya saat Gempa mengajaknya berkenalan. Sebenarnya, bukan hanya dia saja. Ying, Naura, dan Hana mereka ikut berkenalan juga dengan Gempa.

Waiting For You Forever [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang