🌸 Sore yang Sial 🌸

3.8K 210 20
                                    

Halilintar mengacak rambut nya frustasi. Bagaimana tidak?? Seumur hidup baru kali ini dia pergi ke Super Market untuk membeli bahan-bahan makanan agar bisa di masak oleh adik kesayangannya, Gempa.
Ditambah lagi dengan tatapan ibu-ibu genit yang sedang membeli bahan makanan disana, ada yang berteriak histeris persisss saat dia di soraki oleh Siswi SMA baru nya, ada yang mem-fotonya diam-diam untuk di perkenalkan pada anak gadis nya, dan ada juga yang cuek. Membuat Hali benar-benar risih.

Seperti sekarang, ada seorang ibu-ibu yang masih berusia 30 tahun-an, berpura-pura berjinjit untuk mengambil tepung terigu diatas rak yang paling tinggi. Sesekali juga ibu eh, ralat, Tante itu melirik Halilintar, berharap Halilintar akan membantu nya.

Halilintar mendengus kesal, dia tidak bodoh bisa ditipu oleh Tante tukang modus ini.
Dia heran, entah itu di SMA, dijalan, bahkan di supermarket seperti ini ada saja yang mau mencuri perhatian nya dengan cara 'recehan' seperti itu.

Mata Hali tak sengaja menatap ke bawah, seketika sebuah senyum miring tercetak diwajah tampannya. Dia pun menghampiri Tante modus itu.

"Permisi, Bu," ucap Halilintar dengan sopan.

"Ah, Ya ... jangan panggil 'ibu' panggil aja 'asri' asri masih belum tua banget kok, ada apa?? Mau minta nomor ya??" Tanya wanita itu degan PD-nya.
Seketika perut hali mual, dan ingin muntah sekarang juga melihat tingkah Tante genit itu.

"Nggak Bu, cuma mau bilang tepung terigu dibawah rak nomor satu sepertinya nya lebih mudah ibu gapai. Maaf, permisi," ucap Hali lalu melangkah pergi meninggalkan Tante itu yang ternganga disana.

Siapa yang nggak malu coba.?? Ketahuan sama target modus, hahaha :v

Halilintar membaca lagi surat yang diberikan Gempa eh, ralat. Lebih tepatnya note dari Gempa yang dikirim padanya melalui Yaya.

Halilintar membaca satu-persatu tulisan tersebut, lalu berjalan mengelilingi rak ke rak demi mendapatkan bahan-bahan itu. yaa, semuanya sudah diatur oleh Gempa ....

Setelah 1 jam berputar-putar tak jelas, akhirnya Halilintar berhasil mendapatkan barang-barang tersebut. Halilintar menyimpan kertas itu kedalam saku jaket nya. Lalu, mendorong troli yang berisikan bahan-bahan masakan tadi menuju kasir untuk dibayar.

Untung supermarket tidak terlalu ramai pembeli, jadi Hali tidak harus berdiri lama untuk menyelesaikan antrian.

Setelah membayar semua belanjaannya, Halilintar menenteng semua bahan-bahan yang sudah dibungkus itu ke luar supermarket, lalu memasukkan nya kedalam bagasi mobil-nya.

Halilintar dengan santai membuka pintu mobil bagian kemudi, lalu memasuki nya. Tanpa menunggu lama, Halilintar dan mobil nya sudah keluar dari Halaman supermarket, dan berbaur dengan para pengendara lainnya di jalan Raya.

🍀 ~~~~~ 🍀

Yaya POV

1 jam setelah pulang sekolah ....

Sudah hampir satu jam gue tiduran tidak jelas di kasur. Jelas ini sangat membosankan.
mengerjakan tugas sekolah? Males banget, tenaga gue sudah terkuras habis belajar setengah hari tadi... otak gue benar-benar terkuras tak bersisa, ok lebay ... hehe :v

O, iya gue baru kepikiran kenapa tidak membuat biskuit saja??
Ah, seketika gue ingat Ying yang lagi sedih tadi. Jadi, bagaimana kalau gue membuat biskuit khusus buat Ying? Biar dia nggak sedih lagi. Daan... ah Gempa ... ya, Gempa juga.. gimana kalau sekalian gua buatin juga untuk Gempa??
Siapa Tahu 'kan? gue buatin dia biskuit tiba-tiba aja dia suka sama gue, dan nembak gue.

Sungguh Yaya menghalu nya terlalu tinggi 😅

Yaya POV end

Yaya berlari menuruni tangga dan menuju ke dapur, berniat melihat isi kulkas untuk menemukan bahan-bahan membuat biskuit disana.

Waiting For You Forever [SELESAI]Where stories live. Discover now